Eps.44🐹

497 55 2
                                    

                "Pernikahan sungguhan? Jadi kita tidak akan berpisah setelah satu tahun menikah?"

Wajah Jisung sumringah ketika berucap begitu.

Y/n bersidekap di meja dapur, berhadapan dengan Jisung yang duduk di depannya. Wanita itu menggeleng. "Belum tentu."

Jisung mendesah kecewa, dia pun mencibir, "untuk apa kau membahas tentang pernikahan sungguhan jika kau masih berpikir bahwa penikahan ini adalah pernikahan percobaan?"

"Aku pernah bilang agar kita bersikap layaknya seorang suami istri hanya di depan umum saja. Namun sekarang, aku berpikir bagaimana jika kita tetap menjadi suami istri pada umumnya meski tidak di depan umum sekali pun?" Y/n menggaruk tengkuknya yang sebenarnya tak gatal, "anggap saja ini adalah privilege karena kau ternyata menyuJisung ku sejak dulu. Buah dari yang kau tanam dulu."

Jisung diam mendengar perkataan Y/n baik-baik. Diamnya Jisung membuat Y/n merasa malu dengan perkataannya sendiri, entah bagaimana kesannya Y/n seperti merasa bahwa dirinya senang Jisung ternyata menyuJisungnya.

Seharusnya hal ini bisa dia jadikan bahan untuk meledeki Jisung, tapi kenapa malah merasa sebaliknya?

Terlebih lagi ketika Jisung mulai tersenyum lebar.

Ingin sekali menghindari Jisung, jadi Y/n kembali membalikan tubuh guna berkutat dengan kompor yang menyala karena sedang memasak sebuah sup.

Y/n mencoba fokus dengan masakannya. Tapi sebuah tangan kekar yang melingkari pinggangnya, sungguh amat mengganggu.

"Apa kita memulai pernikahan yang sungguhan ini, dengan istri yang menyiapkan segala kebutuhan suaminya sebelum bekerja? Hm?" tanya Jisung dengan nada menggoda.

Dia mencium pipi kanan Y/n berkali-kali.

"Sudah. Jangan menggangguku seperti ini. Sebentar lagi para pekerja rumah akan datang. Tak etis rasanya bermesraan di depan banyak orang."

"Bagian mana yang tidak etis jika bermesraan di rumah sendiri? Terlebih lagi kita masih pengantin baru."

Y/n menyikut perut Jisung dengan cukup keras sampai Jisung mengaduh kesakitan dan melepaskan tangannya dari pinggang Y/n.

"Sikap kejam mu masih sama. Mana ada istri yang kasar pada suaminya sendiri," protes Jisung seraya mengerucutkan bibirnya.

Jisung sudah sering begitu. Tapi rasanya ini adalah hari pertama Y/n menganggap sikap Jisung yang satu itu... cukup manis?

"Sudah sana duduk diam, dan makan masakan ku."

Jisung menurut untuk duduk di tempatnya semula. Sementara Y/n menyiapkan sup yang dia buat di meja beserta alat makan yang dibutuhkan.

"Kau suka sup ayam 'kan?" tanya Y/n. Menurutnya ini adalah makanan yang paling mudah dibuat sampai dia lupa menanyakan lebih dulu makanan kesukaan Jisung.

"Suka. Kau tenang saja, aku tidak pilih-pilih makanan. Aku suka semua makanan asalkan tidak beracun," balas Jisung.

"Syukurlah kalau begitu."

Y/n menuangkan cukup banyak sup ke dalam mangkuk yang dia sajikan untuk Jisung. Dengan penuh harapan semoga masakan perdananya untuk orang lain ini bisa diterima oleh lidah. Y/n tidak muluk-muluk harus enak di percobaan pertama, paling tidak, masih bisa layak untuk di makan.

Marriage Contract » Jisung X You✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang