Eps.17🐹

687 65 3
                                    

                Jisung mengusap bibir kemerahan Y/n dengan ibu jarinya. Gadis itu masih tertidur dengan pulas walau sejak tadi Jisung terus menyentuh beberapa bagian wajahnya.

Jisung mengulum senyum, melihat Y/n yang tampak tenang dalam tidurnya, tanpa Y/n sadari, gadis itu terus memeluk lengan Jisung dan tak ingin melepaskannya.

Untung saja pertahanan diri Jisung amat kuat, walau beberapa kali pakaian Y/n tersingkap saat sedang tidur.

Jika tidak, pasti sekarang dirinya sudah menyerang Y/n dengan mencium bibir gadis itu seperti yang ada di mimpinya semalam. Mimpinya yang terasa begitu nyata, saat dia menarik Y/n ke dalam pelukannya, kemudian menindih tubuh Y/n serta melepas pakaiannya sendiri seraya mencium gadis itu.

Sayang sekali mimpinya hanya bertahan sampai adegan ciuman saja. Padahalkan Jisung menginginkan yang lebih memuaskan dari pada itu.

"Kenapa hanya sampai situ saja ya, padahal aku menginginkan mimpi yang lebih," gumam Jisung.

Tangannya yang masih mengusap bibir Y/n pun, dicengkram kuat oleh Y/n yang entah bangun dari kapan, mata gadis itu terbuka dan langsung menatap tajam Jisung.

"Berhenti menyentuhku!" teriaknya dan dalam satu kali gerakan dia langsung menjauhkan dirinya dari Jisung yang masih berbaring dengan hanya menggunakan celana panjang.

"Kau masih pagi sudah emosian saja. Ayo kita mulai menikmati hari libur dengan morning kiss." Jisung mengedipkan sebelah matanya dan merentangkan kedua tangannya bermaksud untuk memeluk Y/n.

Dengan gerakan cepat Y/n melempar dompet miliknya tepat ke perut Jisung.

"Akh!" Jisung mengusap perutnya yang sakit akibat lemparan Y/n, dia beranjak untuk duduk di ranjangnya, "berhenti melakukan penganiayaan ke calon suami mu. Lagi pula kau tahu aku hanya bercanda saja."

"Bohong!" sanggah Y/n, "semalam juga kau bilang tidak akan melakukan itu. Tapi semalam kau malah menyentuhku!"

Jisung menaikan sebelah alisnya. Dia tahu kebiasaan mabuknya, dan itu tidak pernah berakhir buruk apa lagi sampai merusak seorang perempuan. Itu sangat tidak mungkin. "Menyentuh bagaimana? Aku tidak pernah menyentuh perempuan sembarangan."

"Hei dasar lelaki brengsek. Bisa-bisanya kau lupa!" Y/n memukul Jisung berkali-kali dengan bantal yang ada di dekatnya.

Jisung yang masih tidak mengerti, mencoba menahan bantal itu. "Aku memang tidak ingat, jadi jelaskan aku menyentuhmu seperti apa? Kalau memang melewati batas aku akan tanggung jawab sesuai apa yang kau mau."

Y/n mengalihkan pandangannya, dia berhenti memukul Jisung dan menggunakan bantal itu untuk menutupi wajahnya.

Kemudian Y/n mengatakan sesuatu yang sangat tidak jelas karena tertutupi oleh bantal.

"Hah? Coba bicara dengan jelas."

Lagi, Y/n mengulang hal yang sama.

Jisung berdecak, dia membuka bantal yang menutupi Y/n. Dan dia mendapati wajah Y/n memerah dan iris mata hijau yang menatapnya canggung.

Dengan suara yang terdengar gugup Y/n berkata, "semalam...kau menciumku di tempat tidur ini."

Y/n yang Jisung kenal adalah Y/n yang selalu bersikap atau bicara kasar jika diperlakukan dengan tidak baik menurut gadis itu. Namun Y/n yang ada di depannya ini adalah Y/n yang terlihat malu-malu saat bertatapan mata dengan dirinya saat menjelaskan kejadian yang semalam.

Jika benar semalam Jisung mencium Y/n tanpa persetujuan sementara Y/n tidak bersikap seperti biasanya.

Apa mungkin Y/n menyukai perlakuannya?

Marriage Contract » Jisung X You✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang