Eps. 54🐹

868 44 7
                                    

Jinsol: Kalau begitu apa kita bisa bertemu sekarang, Jisung?

Jisung: Terserah kau saja

Chaerin menaruh ponsel Jisung yang menampilkan hasil screenshoot chat.

"Bisa ulangi apa yang kau ucapkan tadi?"

Y/n menelan ludah saat Chaerin melempar pertanyaan itu. Dia kembali mengulang apa yang dia katakan sebelumnya. "Aku berpura-pura menjadi Jisung untuk kembali mengajak Jinsol bertemu, dan setelahnya aku menaruh alat rekaman tersembunyi di kemeja yang Jisung pakai."

Chaerin menepuk dahinya. "Kenapa kau tidak tanyakan langsung saja semua kecurigaan mu pada Jisung lebih dulu? Dari pada menyelidiki sendiri seperti ini? Bisa saja nanti yang mereka ucapkan malah membuat mu salah paham."

"Jika semua kecurigaan ku ini nyatanya memang benar, sementara Jisung tidak mengakuinya. Akan merasa ada di posisi di bodohi kembali. Jadi lebih baik aku menyelidikinya sendiri," Y/n menggenggam tangan Chaerin, memohon penngertian dari sahabatnya itu, "ini menyangkut kehidupan rumah tangga ku. Aku hanya butuh support dari mu sebagai sahabat, biarkan aku memilih yang ingin aku lakukan."

"Aku hanya takut cara yang kau pilih ini salah, Y/n." Chaerin pun menyampaikan kekhawatirannya.

Y/n tersenyum kecil. "Yang paling tahu apa yang ingin aku lakukan, adalah diriku sendiri."

Chaerin menyerah. Y/n yang sedang keras kepala memang tidak mungkin bisa dia ubah pola pikirnya. "Iya. Lakukan saja apa yang mau kau lakukan, aku selalu mendukungmu."

"Terimakasih."

***

Pagi itu, adalah jadwal meeting Jisung bersama tim marketing dari Blance Group.

Dia masih belum terbiasa dengan keadaan kantor Blance Group sehingga jarang sekali menginjakan kaki di sana, hanya saat sedang mengawasi sesekali saja. Pun ketika meeting bersama perusahaan yang baru dia pegang itu. Dia lebih memilih untuk mengadakan meeting diluar kantor.

Kali ini dia memilih salah satu restoran Thailand yang terkenal karena makanannya yang enak. Dia memilih tempat ini karena teringat istrinya, pulang dari meeting dia berniat membawakan semua menu makanan yang ada di sini.

Sekarang ini Y/n makan dengan porsi yang sangat sedikit, Jisung menganggap mungkin makanan para pekerja rumah yang kurang pas di lidah istrinya, nyatanya ketika Jisung mempekerjaan chef khusus dirumahnya pun. Y/n masih enggan makan dengan porsi banyak.

Mungkin dengan melakukan candle light dinner kembali dan menyajikan menu kesukaan Y/n, bisa membuat istrinya itu punya nafsu makan yang normal lagi.

"Saya rasa tidak ada tambahan lagi untuk meeting kali ini."

Perkataan Jisung yang seolah akan mengakhiri meeting kali ini membuat para karyawan marketing menoleh satu sama lain.

"Maaf, sajang-nim. Apa tidak ada yang ingin ditanyakan pada kami lagi mengenai prospek kerja tim kami untuk kedepannya."

"Saya sudah melihat bahwa pekerjaan kalian yang bagus sejak saya memegang Blance Group. Jadi saya pribadi tidak ada yang ingin di tanyakan lagi."

Memang pembahasan meeting sudah selesai, sudah membicarakan pada intinya. Tapi biasanya Jisung tidak ingin segera mengakhiri, ada saja pertanyaan mendadak darinya dia berikan begitu saja pada karyawannya secara acak yang sering sulit di jawab. Makanya mereka semua saling memandang heran walau dalam hati sangat senang meeting akan berakhir.

"Baik, saya akhiri sampai di sini. Terima kasih."

Sebagai tanda menghormati pemimpin perusahaan, sebelum Jisung beranjak pulang, para karyawan berdiri untuk kemudian membungkukan tubuh. Jisung pun melakukan hal yang sama.

Marriage Contract » Jisung X You✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang