Rumah model minimalis yang di dominasi oleh warna gold ini, membuat Y/n mengernyit saat baru memasukinya. Terakhir kali dirinya ke sini, masih belum diisi apa pun. Tapi setelah ditinggal selama beberapa hari ke Venice, rumah ini sepertinya sudah benar-benar siap di tempati.
"Sudah dirapihkan semuanya, Jisung?" tanya Y/n.
"Hanya tersisa kamar tamu, masih belum bisa dipakai."
Y/n tahu ini adalah ulah Jisung, dia tidak heran. Yang membuatnya takjub adalah posisi penempatan ruangan serta barang-barang yang sangat sesuai dengan yang dia inginkan.
Seolah tahu apa yang ada dipikiran istrinya, Jisung pun berkata, "aku meminta bantuan Dongjae abeoji agar rumah ini nyaman kau tinggali."
Y/n menoleh dengan alis kanan yang terangkat. "Apa tadi? Kau menyebut appa ku, dengan panggilan abeoji?"
"Ya... memangnya kenapa? 'Kan sekarang kita sudah menikah, jadi ayahmu adalah ayahku juga, begitu pun sebaliknya."
Y/n mendengus geli. Sejak kecil dia selalu mendengar Jisung memanggil ayahnya dengan sebutan paman Dongjae, namun sekarang memanggil dengan panggilan 'abeoji' juga. Terasa aneh dan cukup menggelikan.
"Aku hanya tidak terbiasa saja."
Jisung mengusap tengkuknya sendiri. "Awalnya aku juga canggung karena biasanya ku panggil paman Dongjae. Namun, ayahmu yang meminta padaku agar tidak di panggil seperti itu lagi."
Y/n juga tahu itu. Pasti ayahnya yang memaksa. Mengingat betapa ingin ayahnya menjadikan Jisung sebagai menantu.
Y/n melangkah mulai dari memasuki ruang tamu hingga sampai ke ruang keluarga, bersama dengan Jisung yang berada di sampingnya. Benar-benar hanya bersama Jisung saja, sebab sejak tadi dirinya tidak melihat ada satu pun pekerja rumah di tempat sebesar ini. Hanya ada satpam yang menjaga di pos bagian halaman depan dan belakang rumahnya saja.
"Kau tidak mempekerjakan orang lain untuk mengurus rumah ini?" tanya Y/n, "hanya mempekerjakan satpam saja?"
"Tentu saja aku mempekerjakan orang lain, khusus untuk merawat rumah dan juga menyiapkan segala kebutuhan kita. Hanya saja aku tidak mengizinkan para pekerja rumah untuk menginap di sini. Sore hari aku menyuruh mereka pulang, dan kembali lagi saat pagi."
"Lho, memangnya kenapa?"
"Rumah tangga itu privacy, Y/n. Apa kau tidak takut bahwa hubungan rumah tangga kita ketahuan tidak normal? Terlebih lagi, aku yakin salah satu pekerja rumah atau bahkan semua pekerja rumah di sini adalah mata-mata dari orangtua kita agar terus memantau rumah tangga kita."
"Kurasa kita sudah semakin mahir berakting di depan banyak orang, jika kita ini menikah karena saling jatuh cinta. Lagi pula, bagian mana dari rumah tangga kita yang terlihat tidak normal?"
Dengan ekspresi yang datar, Jisung menunjuk ke lantai dua, ruangan paling pinggir sebelah kanan. "Mana ada suami istri normal yang kamar tidurnya terpisah jauh," kemudian menunjuk ruangan paling sebelah kiri, "dan itu pula, atas permintaan istrinya."
Y/n mengerti maksud dari ucapan Jisung. Namun dia malah salah fokus ke hal yang lain, raut wajahnya kini tampak panik. "Semua barang kita sudah ada di kamar masing-masing? Apa ayah sama sekali tidak curiga?"
Jisung berdecak kesal. "Kau tenang saja. Yang membereskan semua barang-barang kita adalah orang kepercayaanku, bukan orang suruhan ayahmu. Jadi tidak akan ada yang mengadu."
Y/n bernapas lega. "Syukurlah."
Dia menarik kopernya menuju lantai dua ingin beristirahat menuju kamarnya, sedikit kesulitan karena kopernya cukup berat. Jisung yang melihat itu, tentu saja segera membantu Y/n tanpa harus dimintai tolong.
KAMU SEDANG MEMBACA
Marriage Contract » Jisung X You✔
FanfictionObsession Series Book 4(End) WARNING! Rating 22+ Mature Content 🚫Not Children Start : 10 October 2023 End : 19 September 2023 *** "Aku tidak mau menikah dengan Park Jisung meskipun dia adalah pria terakhir di muka bumi ini!" "Beri aku waktu 2 bula...