20. Radhit dan kisah masa lalunya (2)

6.1K 448 5
                                    

Masih di narasi flashback, nih. Selamat membaca...

~~~

29 April 2016
[08.30]

Seperti yang diprediksi Bagas sebelumnya, Radhit dipanggil oleh dekan untuk membicarakan masalah ini. Sejak pagi pun saat Radhit sampai di kampus, ia sudah mendapat banyak gunjingan. Banyak mahasiswa yang menatapnya jijik bahkan ada yang langsung melemparkan umpatan kasar kepadanya.

"Benar kamu melakukan pelecehan seksual terhadap Kamila, mahasiswa baru administrasi bisnis?"

Radhit menggeleng dengan tegas, "Tidak, pak. Saya tidak pernah melakukan apapun terhadap Kamila."

"Tapi kamu dan Kamila pacaran, kan?"

"Iya, pak. Saya pacaran sama Kamila, tapi saya berani sumpah kalau saya nggak ngelakuin apa-apa."

"Kamu tahu kalau Kamila hamil karena kamu?" Hendra terus bertanya tanpa mendengar pembelaan Radhit sedikit pun.

"Bukan saya, pak."

"Terus siapa? Laki-laki yang deket sama dia cuma kamu."

"Apa ada buktinya, pak?"

"Ada, saya sudah melihat sendiri buktinya."

"Mana, pak. Saya mau lihat."

"Itu bukan urusan kamu."

"Itu urusan saya, pak. Saya yang dituduh di sini."

"Keputusan kampus sudah tidak bisa diganggu gugat, kamu dinyatakan bersalah dan beasiswa kamu dicabut."

Perkataan Hendra mampu membuat Radhit membeku. Jantungnya terasa berhenti, bahkan tanpa sadar air matanya sudah menggenang di pelupuk mata.

"Pak, jangan cabut beasiswa saya. Saya nggak pernah ngelakuin itu, pak." Radhit terus memohon kepada Hendra.

"Kalau beasiswa kamu nggak dicabut, kamu bisa masuk penjara," ujar Hendra. "Orang tua Kamila cuma mau beasiswa kamu dicabut. Kampus nggak mau kalau ada mahasiswanya yang masuk penjara karena bisa ngerusak reputasi kampus. Berita kamu saja sudah bikin nama kampus kita jelek apalagi nama fakultas."

"Gimana saya bisa kuliah, pak, kalau beasiswa saya dicabut," ujar Radhit. "Tolong, pak. Jangan cabut beasiswa saya."

"Saya nggak bisa bantu kamu karena itu kesalahan saya sendiri," ujar Hendra. "Sudah, kamu boleh keluar dari ruangan saya."

Sakit rasanya harus menanggung sesuatu yang tidak pernah ia lakukan. Dadanya kembali sesak saat ia keluar dari ruangan dan disambut sorak-sorakan kasar dari mahasiswa lainnya.

***

30 April 2016
[12.15]

Sudah dua jam Radhit menyusuri kota dengan sepeda motor maticnya setelah tidak mendapati keluarga Kamila di rumahnya. Ia masih harus berlagak berangkat ke kampus agar Fatma dan Erna tidak curiga. Namun, setelah dua jam, ia memutuskan untuk pulang karena merasa tubuhnya kembali tidak fit.

"Assalamu'alaikum." Radhit memasuki rumah mendapati Erna dan Fatma yang duduk di ruang tamu. Keduanya diam, tetapi Radhit bisa melihat jelas raut sedih dan kecewa dari wajah keduanya terutama Fatma.

"Kenapa kamu ngelakuin itu, Dit." Secara tiba-tiba raungan Fatma terdengar. Seketika itu Radhit menyadari apa yang terjadi. Keluarganya sudah tahu masalah ini.

Our Traumas [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang