Sudah tiga bulan sejak Oci dan Radhit pulang dari Surabaya. Selama tiga bulan ini hubungan mereka semakin berkembang. Mereka semakin sering menghabiskan waktu berdua dalam segala hal kecuali saat di kantor. Untuk yang satu itu Oci masih belum bisa mengumumkan pernikahannya dengan Radhit. Ia belum siap menerima respon yang akan didapatkan setelah mengumumkan pernikahan. Radhit hanya mengikuti keinginan Oci karena yang terpenting hubungannya dan Oci semakin membaik. Meskipun sebenarnya ia ingin sekali mengumumkannya.
Hari ini Oci memiliki janji dengan Cantika dan Kirana untuk girls time karena kebetulan anak dari Kirana di bawa oleh neneknya dan para suami juga memiliki janji untuk bermain futsal bersama.
"Aku berangkat, ya, mas."
Radhit yang sedang memasang sepatu futsalnya di teras mengalihkan pandangan ke arah Oci, "Tunggu! Berangkat sama aku kan?"
Oci menggeleng, "Tuh, udah dijemput Mbak Kirana sama Mbak Cantika."
"Katanya kalian berangkat dari lapangan futsal?"
Oci hanya menggeleng, "Kelamaan."
"Terus aku sama siapa?"
Belum sempat Oci menjawab, suara seseorang terdengar.
"Cepetan, Dhit! Keburu panas."
Teriakan itu membuat Radhit menoleh. Didapatinya Galang dan Mahesa yang sudah berdiri di samping mobil putih yang Radhit tahu adalah milik Cantika.
"Mas Radhit berangkat bareng Mas Mahesa sama Mas Galang, ya," balas Oci. Ia menyalami tangan Radhit sebelum berjalan menuju mobil Cantika.
"Dhit, lo jangan bengong mulu. Ini kita kepanasan," protes Galang. "Mana kunci mobil lo? Biar gue keluarin."
"Pakai mobil gue?"
"Ya terus mau pake apa lagi? Kita berangkat ke sini naik mobilnya Cantika," ujar Mahesa.
"Yaudah, tuh." Radhit melempar kunci mobilnya ke arah Galang.
Sepertinya mereka sedang dikerjai oleh istri-istri mereka. Kemarin mereka menyepakati bahwa ketiga wanita itu akan berkumpul di lapangan futsal untuk menonton suami mereka bertanding sebelum berangkat ke pusat perbelanjaan. Namun, ketiga pria itu akhirnya ditinggal pergi oleh istri mereka.
***
"Gue mau kasih tahu sesuatu," ujar Cantika pada kedua perempuan di depannya.Setelah berkeliling cukup lama, mereka memutuskan untuk makan siang di salah satu restoran.
"Kenapa, mbak?" tanya Oci sambil menatap Cantika yang tersenyum lebar.
"Nih." Cantika memberikan satu kotak kecil berwarna hitam.
"Apa, nih?" Kirana mengambilnya. "Gue buka, ya?" tanyanya.
"Buka aja," balas si pemberi kotak.
Karina membuka kotak tersebut dan mendapati sebuah benda panjang yang familiar. "Positif! Lo hamil?"
Cantika mengangguk, "Udah delapan minggu."
"Selamat, ya, mbak!" Oci memekik senang.
"Makasih, Ci."
"Wah, gue nggak percaya," ujar Kirana sambil mengambil sesuatu dari tasnya. Ia menunjukkan benda itu kepada Oci dan Cantika.
"Lo juga hamil, mbak?" tanya Oci dengan senyum yang lebar.
Karina mengangguk seraya tersenyum, "Iya, sekarang 14 minggu. Sebenernya gue mau kasih tau waktu empat bulanan, tapi karena tahu Cantika hamil, gue sekalian mau kasih tau juga."
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Traumas [End]
RomanceHanya dalam tiga hari, hidup Oceana berubah total. Ia yang awalnya merupakan seorang wanita dengan prinsip tidak akan pernah menikah tiba-tiba diharuskan menikah dengan seorang pria yang sangat ia kenal. Bukan teman, sahabat, ataupun pacar, tetapi a...