Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
. . . leejen_o_423
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
❤️1.238.394 liked
leejen_o_423 by Haechanahceah
View all comment.
. . .
Donghyuck dan Jeno tiba di dorm Dream sekitar pukul delapan malam. Setelah menghabiskan waktu sore hari untuk berjalan-jalan di sekitar taman, keduanya mampir ke restoran terlebih dahulu sebelum pulang.
Jeno melirik sang kekasih yang berjalan di sampingnya. Wajah Donghyuck terlihat datar tanpa ekspresi. Dia jadi khawatir jika kekasihnya akan melakukan sesuatu pada Jaemin.
"Nanti jangan terlalu berlebihan sama Jaemin, ya. Kamu harus nahan emosi. Aku gak mau kalau nantinya kamu yang malah kenapa-kenapa," kata Jeno sembari mengusap lengan sang kekasih yang menggenggam tangannya.
Jeno tahu jika ia tidak bisa menahan kemarahan Donghyuck pada Jaemin. Jadi, yang bisa ia lakukan hanyalah melakukan hal seperti ini.
Donghyuck membuka pintu dorm. Suasana terlihat sunyi. Kemungkinan semua penghuni dorm ada di kamar masing-masing.
Klontang.
Kedua pemuda itu menoleh ke arah dapur saat mendengar suara benda jatuh dari arah sana. Donghyuck memincingkan matanya. Ternyata ada Jaemin.
"Kamu ke kamar, ya. Nanti aku nyusul," ucap Donghyuck pada Jeno yang wajahnya terlihat gelisah.
"Donghyuck....."
Jeno menahan pergerakkan Donghyuck yang hendak melangkah menuju dapur untuk menghampiri Jaemin.
"Janji jangan terlalu emosi, ya?" pinta Jeno memohon.
Donghyuck tidak tahu, tapi mungkin ia hanya perlu mengangguk untuk saat ini.
"Sekarang kamu ke kamar. Tunggu aku di sana," kata Donghyuck.
"Tapi, kamu harus janji gak bakal terlalu emosi saat berhadapan sama Jaemin," ucap Jeno.
Donghyuck mengusap rambut sang kekasih sembari memberikan senyuman tipis. "Iya. Sekarang ke kamar, ya?"
