.
.
."Ahh!"
Tiga perempuan yang semula tengah tertawa karena melihat Jeno menangis kini terdengar menjerit setelah mendapat lemparan sesuatu dari belakang tubuh mereka.
Donghyuck berdiri dengan tatapan yang menyorot begitu dingin hingga membuat ketiga perempuan tersebut ketakutan.
"Berani-beraninya kalian membuat semesta saya menangis," ucap Donghyuck. Nadanya terdengar rendah dan dingin.
Ketiga perempuan itu saling menempel dengan kepala yang menunduk ketakutan. Mereka tak berani memandang Donghyuck yang sekarang terdengar melangkah maju.
Plak!
Donghyuck menampar salah satu dari mereka. Tamparan tersebut memang tidak terlalu kasar, tapi sudah cukup membuat perempuan yang ditampar oleh Donghyuck merasa kesakitan.
"Daripada menyuruh Jeno mati, kenapa tidak kalian saja yang mati?" kata Donghyuck dingin.
"Ma-maafkan kami, Haechan."
Salah satu dari mereka berucap memohon maaf. Ketiganya terlihat ketakutan. Aura yang dikeluarkan oleh Donghyuck benar-benar sangat menyeramkan. Mereka tak pernah berpikir jika pemuda itu juga di taman bersama Jeno.
"Maafkan kami. Tolong."
"Memangnya kenapa kalau kami berdua gay? Apa itu masalah untuk hidup kalian?" tanya Donghyuck tanpa menghiraukan permintaan maaf dari perempuan di hadapannya. "Apa kalian salah satu orang yang sering membeli album atau tiket konser kami? Jika iya, saya akan transfer uang pengganti agar kalian tidak merasa kalau kami hidup karena uang dari kalian. Saya bisa mencari uang sendiri tanpa bantuan dari kalian."
Donghyuck melirik ke arah sang kekasih yang tengah menunduk dengan isakan kecil. Dia tidak bisa melihat kekasihnya menangis seperti ini.
"Maaf, maafkan kami," ucap ketiga perempuan tersebut dengan nada ketakutan yang terdengar jelas. "Kami hanya becanda."
Perhatian Donghyuck kembali terarah pada mereka. Ingin rasanya ia berbuat sesuatu yang lebih dari sekedar kata-kata, tapi saat ini keadaan sang kekasih lebih penting.
"Candaan kalian sama sekali tidak lucu," sahut Donghyuck. "Sekarang pergi dari sini sebelum saya semakin murka," ujarnya. "Kalau kalian berani menuntut saya karena menampar salah satu dari kalian, saya bisa menuntut balik."
Ketiga perempuan tersebut langsung mengangguk, lalu berlari pergi setelah mengucapkan kata maaf dan berjanji tidak akan mengulang kesalahan yang sama.
Donghyuck segera menghampiri Jeno dan langsung mendekap tubuhnya, mencoba memberi ketenangan pada sang pujaan hati yang saat ini tengah menangis.
"Jangan takut, aku ada di sini," bisik Donghyuck. "Mereka udah pergi."
Jeno tidak menjawab, ia hanya diam membalas pelukkan kekasihnya dengan erat dan tubuh yang sedikit gemetaran.
KAMU SEDANG MEMBACA
Backstreet(Hyuckno) Done ✅
ФанфикHubungan mereka itu rahasia. Hanya mereka yang tahu. Warning ⚠️ HYUCKNO AREA Haechan dom Jeno dub Jangan salah lapak ya,cantik. Happy Reading!