.
.
.Jeno memasukkan sekantung jeruk, tomat cherry, mangga yang masih muda dan strawberry ke dalam troli. Wajah pemuda itu terlihat berseri membuat Donghyuck yang hendak melarang dengan alasan 'jangan terlalu banyak' jadi mengurungkan niatnya.
Donghyuck tidak tega jika harus membuat wajah ceria Jeno sirna. Kebahagiaan sang kekasih merupakan kebahagiaan untuknya juga.
"Nanti aku mau kamu potongin semua buah-buahan ini, terus ditaburin sama bubuk cabe yang kemarin aku beli," kata Jeno semangat. "Ya~ boleh, ya?"
Wajah Jeno benar-benar terlihat menggemaskan. Mana mungkin Donghyuck bisa menolak keinginan sang kekasih?
"Iya, sayangku. Tapi gak boleh banyak-banyak bubuk cabenya. Nanti kamu sakit perut," ucap Donghyuck.
"Bubuk cabenya gak pedes, kok. Kemarin waktu aku cobain sama apel rasanya enak, gak ada pedesnya sama sekali," sahut Jeno.
"Ya, tetap aja namanya cabe, sayang. Kamu gak boleh terlalu banyak makan pedes. Oke?" balas Donghyuck.
"Iya." Jeno merengut. "Donghyuck, aku juga pengen itu!" Ia menunjuk makanan ringan. "Buat cemilan kalau aku laper."
"Ya, udah. Beli apapun yang kamu mau," kata Donghyuck.
"Beneran aku boleh beli apa aja?" tanya Jeno tiba-tiba.
"Iya, sayangku. Emang kamu mau beli apa lagi, hm?" balas Donghyuck seraya mengusak rambut sang kekasih.
"Pengen beli rumah," sahut Jeno dengan ekspresi wajah polos. Tak memperdulikan Donghyuck yang terkejut karena perkataannya.
"Beli rumah buat apa, sayang? Kita udah ada Apartemen," ucap Donghyuck dengan tawa kecil. Keinginan kekasihnya ada-ada saja.
"Heem, aku pengen aja tinggal di ruangan yang lebih luas. Kalau Apartemen, kan, masih sempit. Gak bisa dipake buat lari-larian," kata Jeno.
Donghyuck tertawa mendengarnya. "Kamu ngapain lari di dalam rumah? Nanti kalau jatuh aja nangis."
Jeno merengut, tapi hanya sebentar. "Kamu gak mau beliin rumah buat aku gitu?" tanyanya. "Masa gak sayang sama aku."
Donghyuck kembali terkejut. "Ini kamu beneran pengen beli rumah?"
Jeno mengangguk. "Huum."
"Gak becanda?" tanya Donghyuck memastikan.
"Enggak~" Jeno merengek. "Tadi udah bilang kalau aku pengen beli rumah."
"Tapi---"
"Gak mau beliin aku rumah?"
Wajah Jeno terlihat menggemaskan saat ini. Bahkan Donghyuck sampai kehabisan kata-kata.
"Hyuckie~ beneran gak mau beliin Nono rumah?"
Oke. Ini bahaya. Tapi, sebenernya ada apa dengan Jeno?
"Hyuckie, jawab dong!" Jeno merengek. Beberapa pengunjung di supermarket terlihat melirik mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Backstreet(Hyuckno) Done ✅
FanfictionHubungan mereka itu rahasia. Hanya mereka yang tahu. Warning ⚠️ HYUCKNO AREA Haechan dom Jeno dub Jangan salah lapak ya,cantik. Happy Reading!