Backstreet-6-

11.3K 784 54
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


.
.
.
.

Jeno mengambil ponsel Haechan yang berdering tanda ada panggilan masuk. Nama  'TY' tertera di layar. Ia mengernyit, lalu mengangkat panggilan tersebut.

"Hallo . . . ."

"Haー loh ini siapa?" tanya Taeyong yang menghubungi Haechan.

"Jeno," sahut Jeno singkat. Dia tahu yang sedang berbicara dengannya itu Taeyong.

"Ohh, Jeno. Haechannya ada?"  tanya Taeyong. Pemuda itu sempat terdiam untuk beberapa saat. Mungkin heran kenapa Jeno yang mengangkat sambungannya pada ponsel Haechan.

Jeno melirik sang dominan yang masih tertidur. Sekarang sudah pukul tujuh pagi. Kemungkinan kekasihnya harus segera beraktivitas kembali bersama unit 127.

"Masih tidur. Nanti gue bangunin," sahut Jeno.

"Oh, oke. Minta tolong ya, Jen. Soalnya dia harus segera pergi melanjutkan syuting bersama kami," ujar Taeyong.

"Iya," balas Jeno singkat.

Pemuda itu baru ingin memutuskan sambungan tersebut, namun Taeyong sudah lebih dulu kembali bersuara.

"Omong-omong, kalian lagi di mana? Tadi Manager yang jemput ke dorm Dream bilang kalau kalian berdua gak ada di dorm," kata Taeyong. "Anggota Dream juga gak ada yang tau kalian di mana."

"Rumah teman," sahut Jeno sekenanya. "Gue tutup, mau bangunin Haechan."

"Ah, okー"

"Sayang, siapa?"

Jeno menoleh ketika mendengar suara berat Haechan yang baru bangun tidur. Sementara Taeyong langsung menghentikan perkataannya.

"Itu suara Haechan, kan, Jen? Dia ngomong sama siapa?" tanya Taeyong. "Tadi manggil sayang gitu."

Jeno menyuruh Haechan untuk tidak bersuara, sedangkan sang dominan tengah memproses apa yang baru saja terjadi. Masih mencoba mengumpulkan kesadaran.

"Kita berdua doang, dan lo tau dia orangnya suka aneh. Sekarang gue tutup dulu. Gue bakal bilang ke Haechan kalau dia harus segera syuting," kata Jeno.

"Ah, oke. Tolong bilangin ya, Jen. Makasih," ucap Taeyong.

"Iya."

Jeno meletakkan ponsel Haechan di atas nakas. Ia menatap sang dominan yang masih malas-malasan di tempat tidur. Bahkan matanya sudah kembali terpejam.

"Siapa yang nelpon?" tanya Haechan tanpa membuka mata. Dia hanya merasakan ada gerakan di ranjang.

"Taeyong Hyung. Dia bilang kamu harus segera ke tempat syuting," kata Jeno.

"Sekarang jam berapa?" tanya Haechan lagi.

"Tujuh," sahut Jeno dengan netra yang terfokus pada sang dominan.

Backstreet(Hyuckno) Done ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang