Sebuah mobil mahal berwarna abu-abu berbelok menuju suatu rumah. Daisy memarkirkan mobilnya di halaman rumah Asmita, segera berhenti dan melepas sabuk pengaman.
Gadis itu melihat barang-barang seperti liptint dan bedak yang ia simpan dekat jok pengemudi. Diambilnya liptint lalu ia poles di bibirnya yang indah.
Detik berikutnya ia keluar dari mobil, bergegas masuk ke dalam rumah. Daisy mengikat rambutnya ke atas, gerah akan cuaca siang-siang begini.
"Assalamualaikum."
"Waalaikumsalam," balas orang-orang dari dalam.
"Daisy?" panggil Asmita. "Sendirian aja? Mana Ayah Bundamu?"
"Iya sendirian, Nek. Mereka di rumah. Daisy lagi pengen aja ke sini." Daisy mendaratkan dirinya di sofa rumah itu. "Habis berantem sama Daffa."
Asmita terkekeh. "Berantem lagi sama Daffa?"
Tawa neneknya itu tertular ke Daisy. "Iya tau tuh! Skincare Daisy disenggol sampai hancur," balasnya sambil tertawa kecil.
"Eh, ada cucu Kakek yang cantik." Arya mendekat, senang melihat Daisy datang.
"Aih Kakek! Habis potong rambut?" tanya Daisy.
"Ganteng, kan?"
Daisy tertawa.
"Loh malah diketawain," ujar sang kakek.
"Iya ganteng kok."
Arya duduk di sofa, "Gitu dong."
Daisy melihat sekitar. "Kok rumah sepi? Om Brian ke mana?"
"Iya nih, Om Brian sama Teshell jalan-jalan," jawab Nenek.
Daisy manggut-manggut. Teshell itu singkatan dari 'Tante Shella', istri dari paman Daisy.
Daisy mengambil majalah di meja, kemudian ia kipas-kipaskan di wajah. "Aduh, panes banget."
"Iya, cuaca lagi jelek sekarang. Sering-sering minum, Dais. Nanti dehidrasi, bisa sakit," tutur sang kakek, dibalas anggukan kepala oleh cucunya.
"Eh, Nenek ada masak sate tau! Makan, yuk?" ajak perempuan tua itu.
"Oh ya?" Daisy berdiri lantas mengikuti neneknya ke dapur.
Asmita membuka tudung saji di meja, memberikan satu tusuk sate untuk Daisy coba.
"Hmm!! Enak!" Daisy mengangguk seru.
"Nih makan pakai nasi."
"Nggak, Nek. Tadi Daisy udah makan soalnya di jalan," ungkap Daisy. "Satenya dicemilin aja."
"Yaah..."
"Ambil lagi satenya, Dais. Yang banyak juga nggak pa-pa," ujar Arya.
Daisy mengangguk. Mulutnya sibuk mengunyah sate tersebut. "Semua pergi keluar ini, Nek? Indy juga?"
"Indy tidur di kamarnya," balas sang nenek.
KAMU SEDANG MEMBACA
UNSPOKEN 2
Teen FictionSEQUEL UNSPOKEN (VERSI CETAK) Raflie Adhinata Bhanu Jaya Kusuma, konglomerat terkenal dengan berbagai macam perusahaan ternama. Banyak mata tertuju padanya sebab ketampanannya yang di luar logika. Namun pria itu hanya mencintai satu wanita yang tel...