15 : : Cinta Selamanya

115 16 45
                                    

Awas butterfly baca chapter ini 🦋
Eh, tapi akhir chapter tetep ada sesuatu 😄

Enjoy!

______________________

"Daffa... Tidur sama Dara, ya?" pinta Bhanu pada putranya.

Daffa melihat adiknya yang duduk di sofa menonton kartun. "Kenapa?"

"Please... I miss your Mom so much. Ayah mau berduaan sama Bunda malam ini. Ya? Please..." Bhanu memohon. Sungguh, sejak ia pergi ke Paris dan meninggalkan rumah, Bhanu benar-benar merindukan istrinya. Ia tak bisa jika harus berjauh-jauhan dengan Olive.

"Yah... Dara kalau tidur suka muter, kakinya juga nggak bisa diem. Nanti malah Daffa yang nggak bisa tidur." Daffa berusaha menjelaskan.

"Ayolah... Ayah belikan kamu PS terbaru besok." Bhanu mengedipkan mata berulang kali.

"Nyogok ih."

"Bukan nyogok. Kesepakatan ini namanya. Kalau kamu tidur sama Dara dan biarin Ayah sama Bunda tidur berduaan, sebagai hadiahnya Ayah beliin kamu PS terbaru yang mahal kamu tunjukin kemarin itu."

"Sama aja kali, Yah..." Daffa terkekeh. "Tetep nyogok itu namanya. Tapi nggak apa-apa. For one night aja, kan?" tanya Daffa.

Bhanu mengangguk. "Iya, for one night."

"Oke. Deal PS, ya!" Daffa mengulurkan tangan.

Bhanu menjabat tangan putranya. "Deal."

Daffa tersenyum lebar dan pergi ke arah adik bontotnya. "Daraaa... Tidur sama Mas, yuk!!"

Dalam hati Bhanu hanya ada kata 'yes-yes-yes'. Pria itu segera pergi menuju kamarnya, percaya bahwa Daffa bisa membujuk Dara dengan baik.

Ceklek.

Senyum Bhanu semakin lebar melihat Olive yang tiduran di kasur. "Hai, Sayang..."

"Mas?" Olive tersenyum ketika Bhanu naik ke ranjang, tiba-tiba memeluknya begitu saja.

"I miss you, my Love." Bhanu memejamkan mata, mengubah posisi tubuh saling menyamping saat berpelukan agar Olive tidak berat menahan bobot tubuh Bhanu yang tentu lebih besar dari Olive.

"Miss you too..." Olive membalas pelukan suaminya.

"Kita bisa tidur berdua sekarang, Sayang. Aku udah suruh Daffa buat tidur sama Dara. Hahahaha." Bhanu tertawa puas.

Olive terkekeh. "Kamu ada-ada aja idenya."

Bhanu melepas pelukan itu, mengelus wajah Olive halus. "Kamu suka sama barang-barang LV yang aku belikan buat kamu?"

"So much." Olive tersenyum. "Thank you."

"Apa kamu tahu, Sayang? Cintaku sama kamu percis kayak jumlah uang di rekeningku."

"Gimana?" tanya Olive bingung.

"Unlimited."

Olive tertawa. "Hahahaha, Mas, sejak kapan kamu bisa gombal?"

"Nggak sembarang orang lho bisa gombalin itu."

UNSPOKEN 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang