Maaf kemaleman updatenya. Happy reading!
_________________________
Satu per satu organisasi yang Daisy emban, telah ia selesaikan masa jabatannya. Tidak pernah Daisy bayangkan sebelumnya bahwa hidup menjadi murid biasa adalah hal yang sangat menyenangkan. Daisy mulai bisa merasakan pulang sekolah di jam normal, kemudian menikmati akhir pekan dengan bersantai. Bukankah ini yang dinamakan kenikmatan?
Daisy duduk di kursi penumpang bagian depan menemani ayahnya menyetir. Olive duduk di belakangnya sebab Dara yang meminta. Wanita tersebut memangku Dara sambil bernyanyi-nyanyi, kemudian di sebelahnya ada Daffa yang sibuk belajar Matematika. Dharsan berbeda. Cowok itu sengaja membuat singgasana sendiri di jok paling belakang untuk tidur. Dengkuran yang terdengar hingga depan, membuat Daisy menahan tawa sejak tadi.
Olive mengambil ponselnya, merekam putranya di belakang yang nyenyak sekali bersama mimpi. Dara menutup mulutnya menahan tawa saat sang ibu merekam sang kakak di belakang.
Bhanu terkekeh sambil geleng-geleng. "Hadeehh dengkurnya... Udah kayak raksasa mau bikin bumi runtuh."
Olive spontan tertawa karena ucapan Bhanu. Bhanu kembali tertawa kecil. Ia lantas iseng melihat ke sebelah kiri, membelai rambut Daisy halus. "Kamu pakai baju terbuka gitu, nggak dingin? Ayah aja dingin kena AC."
Daisy memeluk tubuhnya. "Biar bagus nanti kalau fotoan, Yah."Tiba-tiba sebuah jaket diberikan ke depan. Daisy spontan melihat ke belakang. Daffa memberikan jaket itu meski dirinya fokus belajar.
Bhanu tersenyum kala melihat pemandangan itu dari cermin mobilnya. Ia tahu hubungan Daisy dan Daffa tidak begitu baik. Kendatipun demikian, Bhanu tahu bahwa mereka sebenarnya saling peduli. Buktinya saja Daffa perhatian pada Daisy meski ia pernah bercerita ke Bhanu tentang betapa sebalnya Daffa pada gadis itu.
Daisy mengambil pelan jaket yang diberikan Daffa. "Makasih," ujarnya sedikit berbisik.
***
Piknik yang menyenangkan. Karpet dibentang dengan segala macam makanan tersedia. Mulai dari makanan ke mahal hingga merakyat. Bhanu sibuk menjadi fotografer dadakan. Sejak tadi ia diminta untuk memotret Daisy, kemudian Olive, lalu Daisy lagi, dan Olive lagi. Dua perempuan itu memang paling narsis.
Di saat Olive melihat-lihat foto yang diambil suaminya, Daisy dan Dara sibuk membuat vlog. Anak-anak cowok memiliki kesibukan mereka sendiri. Daffa dan Dharsan mengobrol santai sambil memakan biskuit. Keduanya bersila, saling berhadapan dan saling tertawa.
Dara mengambil kamera vlog milik Daisy, "Hi, guys! So... I'm here to introduce my family. She is my sister. Mbak, say hi!"
"Hiii!" Daisy melambaikan tangan.
Dara bangkit, membawa kamera kakaknya lalu sedikit berlari mendekati Daffa dan Dharsan. "They are my brothers. Mas Daffa and Stupid Monkey."
"Hey! Hey!" Dharsan tidak terima dirinya disebut 'Stupid Monkey'. Daffa tertawa melihat adik bontotnya berlari cepat untuk kabur menghindari Dharsan.
Sampailah Dara pada ibunya yang langsung merentangkan tangan ketika ia mendekat. Olive tersenyum manis, "What are you doing, Sweetheart?"
KAMU SEDANG MEMBACA
UNSPOKEN 2
Teen FictionSEQUEL UNSPOKEN (VERSI CETAK) Raflie Adhinata Bhanu Jaya Kusuma, konglomerat terkenal dengan berbagai macam perusahaan ternama. Banyak mata tertuju padanya sebab ketampanannya yang di luar logika. Namun pria itu hanya mencintai satu wanita yang tel...