Nih aku update lagi sebagai maafku karena kemarin ga publish satu chapter pun. Oh iya, akan ada sedikit clue kecil di akhir chapter ini 😍
Happy reading!
________________________
Di malam yang dingin, Olive masih terjaga. Perempuan hamil itu sibuk memasukkan beberapa daging dan bahan makanan segar ke dalam kulkas untuk dimasak esok hari. Sesekali ia mengelus perutnya yang membuncit, melimpahkan sayang pada jiwa yang sedang ada dalam dirinya.
"Sayang."
Suara dalam seorang pria terdengar. Bersamaan dengan suara itu, Olive menoleh. Bhanu mendekatinya sambil tersenyum. "Lagi apa?"
"Ini... Lagi masuk-masukin bahan buat besok kita makan," balas Olive seraya menutup pintu kulkas.
"Kenapa nggak minta pembantu kita aja?" tanya Bhanu sembari mengelus rambut istrinya. Mereka saling bersitatap. "Kamu lagi hamil, Sayang. Jangan banyak ambil kerjaan," tutur Bhanu.
"Mereka tadi aku suruh istirahat," jawab Olive. Perempuan itu sedikit mendongak untuk melihat Bhanu yang lebih tinggi darinya. "Lagi pula ini nggak seberapa. Nggak bikin capek. Besok, aku mau bikinin kamu makanan enak, Mas." Olive menyentuh pipi Bhanu lembut.
Bhanu terkekeh. "Rasanya semua chef milik kita, nggak akan ada yang bisa nandingin masakan kamu." Bhanu meletakkan kedua tangannya di pinggang Olive dan dibalas hal yang sama. "Kita weekend ke Paris, yuk, Sayang?"
"Trus anak-anak kita?" tanya Olive.
"Ajak kalau pada mau," ujar Bhanu.
"Nanti mereka capek, Sayang... Kita kalau liburan sekeluarga biasanya nggak pernah sehari atau dua hari aja. Beda sama kamu yang sekarang di Indo, nanti beberapa jam lagi bisa di Thailand buat kulineran." Olive terkekeh.
Bhanu tertawa. Memang benar. Bhanu kalau sedang bosan, bisa langsung pesan tiket ke luar negeri untuk cuci mata. Kemudian ketika kembali ke rumah, tidak pernah dengan tangan kosong. Selalu membeli sesuatu yang mahal dari negara yang dipijakinya.
Bhanu mencium kening Olive dengan sayang. Pria itu lantas memeluk istrinya hangat, hingga keduanya saling memejamkan mata. Tidak ada yang berbicara setelah itu. Mereka sama-sama tersenyum, menikmati setiap inci kehangatan dan kasih sayang dari pelukan yang mereka berikan. Keduanya lantas saling berpikir, betapa mereka begitu mencintai satu sama lain. Hingga rasanya tidak ingin lepas, ingin selalu berdekatan, dan bermesraan.
Saat itulah Daffa datang secara tidak sengaja. Kakinya refleks berhenti jalan, terkejut melihat kedua orang tuanya saling bermesraan di dapur malam-malam begini.
Mungkin langkahnya didengar oleh Bhanu dan Olive. Terlihat dari mereka yang sama-sama membuka mata untuk melihat Daffa.
Daffa nyengir. "Mau cek kulkas aja, hehe."
Bukannya melepas pelukan atau semacamnya, Bhanu dan Olive betah saling peluk. Daffa melongo, dirinya kehabisan kata-kata. Dia dianggurkan begitu saja oleh ibu dan ayahnya.
Daffa ternganga heran. Biasanya jika orang tua ketahuan bermesraan oleh anak, orang tua akan berpura-pura tidak melakukan apa pun. Lah ini ... malah terang-terangan. Aneh, bukan?
Melihat putranya tidak beranjak dari tempat, Bhanu menunjuk kulkas dengan dagu. "Silakan," balasnya masih dalam posisi memeluk Olive. Seolah tidak ingin diganggu oleh siapa pun.
KAMU SEDANG MEMBACA
UNSPOKEN 2
Teen FictionSEQUEL UNSPOKEN (VERSI CETAK) Raflie Adhinata Bhanu Jaya Kusuma, konglomerat terkenal dengan berbagai macam perusahaan ternama. Banyak mata tertuju padanya sebab ketampanannya yang di luar logika. Namun pria itu hanya mencintai satu wanita yang tel...