Aku bikin chapter ini sambil ngakak hahahaha 🤣
Selamat membaca!
____________________
Olive meletakkan sikunya dekat jendela mobil. Perempuan itu sibuk memikirkan sesuatu yang berhasil membuatnya pusing bukan main. Kuku ibu jari ia gigit, tatapan Olive tak lepas dari pemandangan di luar jendela.Bhanu melirik pelan ke arah istrinya yang sedang memikirkan sesuatu. Mereka baru saja pulang dari dokter kandungan. Bhanu tertawa kecil, salah satu tangan Bhanu mengelus rambut istrinya lembut, sedangkan yang lain sibuk menyetir mobil. "Cie, yang bakal punya anak kembar lagi."
"Mas..." Olive mengeluh kepada Bhanu.
Coba bayangkan, bagaimana Olive bisa melahirkan dua anak lagi di usia sekarang? Mengingat perjuangan melahirkan Daisy dan Daffa yang sangat susah saja sudah membuat Olive kembali pusing. Itu sudah tujuh belas tahun yang lalu. Apa sekarang Olive masih memiliki kekuatan untuk mengeluarkan dua anak kembarnya?
"Kamu kenapa, Sayang? Bumil nggak boleh stres-stres tau." Bhanu menyetir mobilnya santai.
"Ya pusing aja," sahut Olive. "Anak kembar lagi. Huh..."
"Itu berkah, Sayang..." Bhanu memegang salah satu tangan Olive.
"Iya tau berkah. Cuman..." Olive benar-benar pusing. "Dua anak, Mas Bhanu. Gimana cara aku ngelahirinnya nanti?"
Bhanu terkekeh. "Dulu, kan, kamu pernah ngelahirin anak kembar juga."
"Itu udah tujuh belas tahun yang lalu, Sayang," sahut Olive. "Emangnya aku kuat ngeden dua anak?"
Olive berdengus. Perempuan itu menyandarkan punggungnya di kursi mobil. "Kirain nambah satu. Eehh, nambahnya dua. Pokoknya kamu harus tanggung jawab, Mas! Kamu hamilin aku dua anak lagi!"
Bhanu mengernyit bingung. "Jadi ... aku harus apa?"
"Ya tanggung jawab!"
"Tanggung jawab gimana?" Bhanu sungguh tidak mengerti. "Kita, kan, udah sah. Udah nikah. Kamu ngomong gitu kayak aku hamilin kamu di luar nikah aja."
"Ah! Mas Bhanu! Aku sebel sama kamu! Jangan ngomong sama aku lagi!" Olive melipat kedua tangannya di depan dada.
"Loh..."
Salah Bhanu apa, coba? Ada yang bisa menjelaskan?
Lagi pula gen kembar itu bukan berasal dari Bhanu, melainkan dari Olive sendiri. Tetua Olive banyak yang kembar, jadi secara tidak langsung Olive membawa genetik itu dalam dirinya. Lalu di mana letak kesalahan Bhanu? Kenapa malah ia yang dimarahi?
Kehamilan Olive membuat hormonnya naik-turun. Kadang suka mengomel, marah, kemudian ingin dimanja lagi oleh Bhanu.
Maklum, sedang hamil.
Bhanu menghela napasnya. "Oke. Aku beliin kamu rujak sekarang."
Mata Olive berbinar, "Oh ya? Kamu mau beliin aku rujak? Ayo! Di mana, Sayang? Aku siap nganter kamu beli rujak."
Lihat, kan? Tingkah laku Olive langsung berubah seratus delapan puluh derajat!
Bhanu menghela napasnya. Dia paham bahwa mood istrinya bisa berubah-ubah selagi hamil. Dielusnya rambut Olive lembut, "Iya. Tuh di perempatan sana ada dagang rujak. Nanti aku beliin satu."
KAMU SEDANG MEMBACA
UNSPOKEN 2
Teen FictionSEQUEL UNSPOKEN (VERSI CETAK) Raflie Adhinata Bhanu Jaya Kusuma, konglomerat terkenal dengan berbagai macam perusahaan ternama. Banyak mata tertuju padanya sebab ketampanannya yang di luar logika. Namun pria itu hanya mencintai satu wanita yang tel...