03 : : Peluh Berbuah Manis

159 20 12
                                    

Enjoy!

__________________________

Olive dan beberapa pembantu rumah tangganya menghidangkan sarapan di meja makan besar. Mulai dari makanan pembuka, makanan utama, sampai makanan penutup.

"Eat! Eat! Eat!" Dara berjoget sendiri karena semangat.

Bhanu tertawa kecil. "Wiggle! Wiggle! Wiggle!" Bhanu ikut bergoyang bersama anaknya.

Olive terkekeh melihatnya. Ia geleng-geleng. "Yupi sama Milkita udah makan tuh?" tanya Olive.

"Udah dong," jawab Bhanu. Bhanu melihat anak ketiganya yang sedang anteng mengambil makanan. "Udah Dharsan yang kasih makan. Ya, kan, San?"

"Yoi!"

Ketika semua masakan sudah disajikan, Daisy mengambil nasi cukup banyak dan langsung diprotes Olive.

"Daisy... Makannya jangan banyak-banyak, Sayang. Jaga body kamu," ujar wanita itu.

"Iya-iya..." Daisy menaruh nasi yang belum ia makan ke tempatnya lagi.

Tidak lama setelahnya, mereka berdoa bersama. Dharsan sudah tidak sabar untuk makan. "Hhmm baunya enak!"

"Kamu kalau mau, ambil lagi aja, San," kata Olive.

"Oke, Bunda."

Daisy melongo. "Dharsan boleh makan banyak, Daisy kok nggak?"

"Biar badan kamu bagus. Lihat kamu sekarang, kan langsing cantik," balas Olive.

"Itu karena aku cowok, Mbak." Dharsan cengar-cengir sendiri. "Makanya jangan jadi cewek. Banyakan aturan. Harus langsinglah, harus beninglah."

"Kamu juga harus belajar atur pola makanmu, San," tutur Bhanu sekaligus membela Daisy. "Kamu rakus terus makannya."

"Tapi Dharsan, kan, buang kalori lewat bulu tangkis, Yah."

"Biarpun gitu, tetep jangan rakus," pesan Bhanu. "Contoh Ayah! Jadi bagus begini badannya." Bhanu tersenyum bangga.

"Beiihh," semprot Dharsan. "Pamer mulu punya badan gagah."

Olive terkekeh sambil geleng-geleng. Dia lantas melihat para pembantunya, "Kalian juga makan, ya."

"Baik, Bu..." Mereka undur diri.

"Dharsan udah siap semua buat turnamennya?" tanya Bhanu.

"Udah, Yah. Sekarang isi energi dulu," katanya seraya memakan masakan ibunya.

"Kamu hari Minggu begini ikut turnamen. Heran!" celoteh Daffa.

"Yeee biarin. Daripada Abang nggak punya kerjaan," semprot Dharsan langsung.

Daisy refleks menahan tawa.

Dara mengambil sesendok makanan, lantas memasukkan ke dalam mulutnya. Dia memekik kegirangan sendiri dengan imut. "Mmm! Yummy! Yummy! Yummy!"

"Really?" tanya Olive.

Dara mengangguk polos. "Hm'um."

"Dara mau ikut Mas nggak?" tanya Dharsan.

"Ke mana?"

"Nonton Mas main bulu tangkis," sahutnya. "Bunda sama Ayah ikut lho..."

"Mau ikut." Dara melihat ibunya.

"Iya. Ade ikut nanti." Olive tersenyum seraya mengelus rambut putrinya.

Dharsan menepuk meja. "Tau nggak? Lawan Dharsan nanti sama yang kemarin menang lawan Kak Jahar."

UNSPOKEN 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang