Karena kemarin ada yang minta lanjut, here you go!
__________________________
"Kok baru pulang, Fa?" tanya Olive ketika melihat Daffa langsung tepar di sofa besar rumahnya.
Olive melihat jam dinding mahal yang terpajang. Pukul setengah enam sore dan Daffa baru pulang.
"Bun, Ayah mana? Kok lama banget? Katanya mau rehab." Dharsan tiba-tiba datang. "Ini kalau Ayah nggak dateng-dateng juga, Dharsan pergi nongki nih."
"Ayahmu masih di panti buat sedekah. Sabar... Bentar lagi juga dateng."
Dharsan mendekati kakaknya yang tertidur di sofa. Saatnya balas dendam!
Jari-jari tangan Dharsan membuka paksa kedua mata Daffa. "Helloooowww..."
"Cok, diem, Cok!" Daffa mengubah posisi kepalanya.
"Croissant-ku mana?" tanya Dharsan.
"Di motor. Ambil sendiri aja," balas Daffa serak dengan mata tertutup.
"Iishh, adenya pincang begini disuruh jalan jauh. Abang sangat tidak berperikeadikkan."
"Bacot, San. Diem. Aku mau tidur. Sana! Jangan ganggu!"
"San... Udah, jangan ganggu kakakmu. Dia kecapekan kayaknya itu," tutur Olive.
"Assalamualaikum." Bhanu masuk ke dalam rumah.
"Waalaikumsalam..."
"Ayah kok lama banget?" gerutu Dharsan. "Bilangnya jam setengah lima biar Dharsan udah siap. Lihat sekarang jam berapa! Ayah ngaret sejam."
Bhanu tertawa kecil. "Iya maaf... Ayah tadi habis dari panti langsung melipir bentar ke official store yang baru buka di mall. Sekalian liat-liat merchandise sepak bola keluaran terbaru."
"Ih nggak ngajak," protes Dharsan.
Pria itu tertawa. "Iya lain kali aja, nanti Ayah ajak."
"Dharsan dibeliin apa?" Anak itu mengulurkan tangan meminta.
"Orang Ayah nggak belanja. Cuma liat-liat aja."
"Bo'ong. Ayah nggak pernah pulang tangan kosong kalau udah ke official store." Dharsan menyipitkan mata.
"Sueeerr." Bhanu membalas panjang. "Nggak beli apa-apa Ayah. Serius. Ayah keinget kamu ada jadwal rehab, makanya balik. Nggak belanja." Pria itu lantas mendekat ke sofa, "Ini Daffa baru dateng?"
"Iya, tepar dia," jawab Olive.
"Daisy mana?" tanya Bhanu pada istrinya.
"Belum pulang, katanya ada rapat OSIS."
"Haduuh, sibuknya." Bhanu geleng-geleng. "Kalau Dara?"
"Lagi main lego di ruang main sama Bibi. Kalian berdua janjian sama dokter jam berapa buat rehab? Nanti ditunggu loh sama dokternya," kata Olive. "Cepet gih!"
"Iya ini mau berangkat. Janjiannya jam enam kok. Nggak bakal telat. Yuk, San!" ajak Bhanu.
"Hah? Jadi jadwal Dharsan ketemu dokter jam enam? Kenapa Ayah suruh Dharsan jam setengah lima udah beres?" tanya Dharsan.
"Iya, Ayah tahu kamu siap-siapnya lama. Kebanyakan mikirin gimana caranya biar keliatan ganteng. Makanya Ayah suruh siap-siap jam setengah lima."
"Enak aja! Dharsan nggak gitu, ya!" ujar anak itu membela diri. "Iya, kan, Bun? Dharsan siap-siap nggak lama, kan?"
"Iya-iya." Olive mengiyakan saja.
"Masa Ayah bilang Dharsan siap-siapnya lama biar keliatan ganteng?" adu Dharsan pada bundanya. "Dharsan, kan, emang ganteng dari lahir! Mana ada Dharsan effort biar keliatan ganteng. Iya, kan, Bun?"
KAMU SEDANG MEMBACA
UNSPOKEN 2
Teen FictionSEQUEL UNSPOKEN (VERSI CETAK) Raflie Adhinata Bhanu Jaya Kusuma, konglomerat terkenal dengan berbagai macam perusahaan ternama. Banyak mata tertuju padanya sebab ketampanannya yang di luar logika. Namun pria itu hanya mencintai satu wanita yang tel...