Selamat membacaaa
________________________
"BUN! DAFFA JUARA, BUN!" Gema riang memenuhi tiap inci ruang keluarga yang hangat pada dini hari.
Olive buru-buru mendekat, ingin melihat prestasi baru apa lagi yang diraih putra keduanya. "Juara apa lagi, Sayang?"
"Juara apa, Bang?" tanya Dharsan sembari memakai sepatu. Berbeda dengan Daisy yang langsung hening diam, pura-pura tidak dengar seraya cepat-cepat membereskan tas sekolah.
"KTI kemarin yang Internasional itu, Bun! Juara satu!!" seru Daffa, memperlihatkan pengumuman online dari ponsel yang ia genggam pada Olive.
Olive menutup mulutnya kaget. Sulit untuk dipercaya! Bagaimana tidak? Ia tahu benar ada ribuan peserta dari berbagai macam negara mengikuti perlombaan tersebut. Dan putranya juara satu?
"Masyaallah, Nak..." Olive nyaris menitikkan air mata.
"Ayah! AYAAHH!" panggil Daffa.
Begitu dipanggil, Bhanu datang dari suatu ruangan. "Apaaa?"
"Daffa juara satu, Yah! Penelitian kemarin yang ajang Internasional!" seru Daffa.
Senyum Bhanu melebar. "Wah! Yang saingannya ribuan itu? Kamu juara satunya?" Bhanu mendekat.
Daffa mengangguk. "Iya. Nih! Ayah lihat! Juara satu!" Daffa menunjukkan pengumuman itu dengan semangat.
"Hahahaha! Anak Ayah!" Bhanu bertos ria dengan Daffa lantas memeluknya erat. Diciumnya kepala Daffa lama. "Hebat, Sayang! Kamu memang hebat!"
"PS! PS!" Daffa menagih janji Bhanu kemarin.
"Iya-iya... Nanti Ayah belikan."
Olive mengelus rambut putranya. Detik berikutnya, Daffa melepas pelukan dengan Bhanu dan beralih memeluk Olive erat.
"Anak siapa sih ini?" tanya Olive terkekeh. "Masyaallah..."
Olive mencium kepala Daffa sangat lama. "Kamu nggak ada henti-hentinya bikin Bunda sama Ayah bangga. Apa kamu tahu? Bunda bersyukur sekali punya anak membanggakan kayak kamu, Sayang..."
"Daffa juga bersyukur banget jadi anak Bunda." Daffa memeluk ibunya erat.
"Selamat, Abang!!" Dharsan ikut memeluk Daffa sekaligus ibunya.
Tangan Daffa bergerak memeluk Dharsan lebih hangat. Tidak lama kemudian, Bhanu ikut bergabung dalam pelukan. Bhanu tersenyum. Betapa bangganya ia memiliki anak berprestasi seperti Daffa! Selalu saja ada prestasi. Tidak pernah tidak. Orang tua mana yang tidak bangga jika memiliki anak sepertinya?
Olive cepat-cepat melepas pelukan itu. "Daffa, kirimin Bunda foto pengumuman juara itu dong! Mau Bunda posting di sosial media. Biar orang-orang tahu kalau anak Bunda berprestasi sampai ngalahin ribuan peserta di ajang Internasional seperti ini." Olive mengacak-acak rambut Daffa gemas.
"Hahahaha, astaga, Bunda!"
"Bundamu pasti langsung pengen pamer." Bhanu tertawa.
"Iya dong! Harus dipamerin." Olive tertawa kecil seraya mencubit pipi Daffa gemas. "Punya anak berprestasi kayak gini kok nggak dipamerin?"
Daffa terkekeh. "Nggak boleh sering pamer-pamer tau, Bun."
"Nggak apa. Kalau pamer harta memang nggak boleh. Kalau pamer anak, semua orang tua juga ngelakuin itu." Tawa kecil terdengar, Olive terlalu bersemangat dengan Daffa yang sangat berprestasi.
Olive tersenyum teduh. Wanita itu menghela napas panjang nan lega. Tangan halusnya mengusap lengan Daffa dengan penuh sayang. "Kok Tuhan baik banget, ya? Nggak pernah terbayang sebelumnya kalau Bunda bisa punya anak hebat kayak kamu."
KAMU SEDANG MEMBACA
UNSPOKEN 2
Teen FictionSEQUEL UNSPOKEN (VERSI CETAK) Raflie Adhinata Bhanu Jaya Kusuma, konglomerat terkenal dengan berbagai macam perusahaan ternama. Banyak mata tertuju padanya sebab ketampanannya yang di luar logika. Namun pria itu hanya mencintai satu wanita yang tel...