Oh iya, sebelum baca ini, aku mau kasih tau silsilah keluarga besar yang nantinya bakal muncul.
1. Asmita-Arya
Anak: Brian, Bhanu, Bella2. Alya-Faris
Anak: Varrel, Risya, Tiara3. Brian-Shella
Anak: Pandu, Aska, Indy4. Bhanu-Olive
Anak: Daisy, Daffa, Dharsan, Dara, dede bayi (mau launching bentar lagi 😎)5. Bella-Erwin
Anak: Ryan, JehaOke, selamat membaca!
________________________
Rembulan yang tenang memagut malam, disertai suara jangkrik dan desau gerisik dedaunan. Malam yang tentram. Bhanu dan Daffa menapakkan kaki di rumah. Dua orang itu disambut dengan canda tawa Dharsan dan Dara yang sedang bermain kejar-kejaran. Dharsan meloncati sofa dengan lincah, menghindari adik bungsunya yang seperti sudah siap menangkap.
"Hahaha nggak bisa!" ujar Dharsan senang.
"Mas Dharsan!" Dara mencoba mengejarnya kendati dirinya tetap kalah cepat dari Dharsan.
"Heeyy, jangan ribut! Bunda nggak bisa denger filmnya!" Olive masih sibuk dengan tontonannya sedari tadi.
Tidak ada satu pun dari Dharsan dan Dara yang mengindahkan. Dara mengejar kakaknya, membuat Dharsan menginjak sofa untuk kabur.
"Ayah! Ayaahh!" Dharsan berlari menuju Bhanu. Anak itu berdiri di belakang ayahnya, menghindar dari Dara.
Tangan Dharsan ia letakkan di pinggang Bhanu. "Ga dapet! Wle!"
Bhanu tertawa saja, membiarkan kedua anaknya saling bermain.
Daffa menarik Dharsan dari punggung Bhanu. "Dara! Nih Mas tangkepin."
Tangan kecil Dara menangkap sang kakak. "Dapet!"
Dharsan ngakak. Ternyata melawan bocil itu menyenangkan juga. Dia melepas cengkeraman Daffa dan memeluk Bhanu. "Ayah punya Mas!"
"Mas!!!" Dara tidak setuju.
Daffa ikut-ikutan memeluk Bhanu. Tiba-tiba saja dia berpindah kubu untuk mendukung Dharsan. "Punya Mas juga."
"Minggir!" Dara kecil itu sebisa mungkin mendorong kedua kakaknya untuk pergi.
"Dara! Dara!" panggil Dharsan, membuat adiknya menoleh. "Lihat Mas cium Ayah!"
Cup.
Sebuah ciuman sampai di pipi Bhanu.
Dara menangis kencang. Berbeda dengan Dharsan dan Daffa yang tertawa puas mengerjai adik bontot mereka.
Bhanu terkekeh. Ditepuknya puncak kepala Daffa dan Dharsan yang sedang memeluknya secara bersamaan. "Ini berdua seneng banget bikin Adik nangis."
Bhanu melepas pelukan dua anak lelakinya sebentar, beralih menggendong tuan putri kecilnya yang berurai air mata. "Ututu, Sayangku..." Diciumnya pipi gembul Dara. "Sayang... Sayangnya Ayah... Aduh anak cantik Ayah jadi nangis."
Dara menenggelamkan kepala di dada bidang Bhanu. "Ayah, Mas nakal!" adunya.
"Iya nih, nakal banget Masnya. Anak cantik Ayah jadi nangis..." Bhanu mengelus kepala Dara. "Cup-cup-cup, Sayang..."
"Ayah..." Dara memeluk Bhanu erat, membasahi baju kaos ayahnya dengan air mata. Sepertinya dia sedih sekali, takut sang ayah yang begitu ia sayang direbut oleh kedua kakaknya. Ya ... meski sebenarnya Bhanu milik Daffa dan Dharsan juga sih.
KAMU SEDANG MEMBACA
UNSPOKEN 2
Teen FictionSEQUEL UNSPOKEN (VERSI CETAK) Raflie Adhinata Bhanu Jaya Kusuma, konglomerat terkenal dengan berbagai macam perusahaan ternama. Banyak mata tertuju padanya sebab ketampanannya yang di luar logika. Namun pria itu hanya mencintai satu wanita yang tel...