25 : : Terbang ke Benua Biru

86 16 22
                                    

Happy reading!

_________________________

Olive melilitkan sebuah syal berwarna coklat pada Daisy sebelum ia berangkat pergi. "Jangan lupa doa terus biar selamat di sana. Ya?"

"Iya, Bunda."

Olive mencium pipi putrinya, memeluk Daisy dengan sayang. "Good luck, Sweetheart."

"Bunda doain Daisy, ya?"

"Bunda selalu mendoakanmu. Kamu nggak perlu minta." Dikecupnya kepala Daisy sekali lagi.

"Ayah tau apa kata temen-temen cewek Daffa di sekolah?"

Olive dan Daisy melepas pelukan mereka, melihat ke arah Bhanu dan Daffa yang sedang bicara.

"Apa?" tanya Bhanu.

"Mereka nge-fans banget sama Ayah. Mereka bilang pengen nikahin Ayah. Katanya nggak pa-pa beda umur, umur hanyalah angka." Daffa bercerita.

Bhanu tertawa lepas. Berbeda dengan istrinya yang mengomel, "Dasar bocah! Masih SMA udah mau jadi perebut suami orang."

Melihat kecemburuan sang istri, Bhanu semakin tertawa sembari memeluknya. "Aduh sayangku yang satu ini. Anak SMA pun dicemburuin." Diciumnya pipi Olive dengan sayang.

Olive memeluk suaminya erat, akan rindu sebab Bhanu pergi ke Eropa. "Take care of yourself, My Love."

"You too. Kamu udah hamil besar sekarang, jangan terlalu kecapekan. Mengerti?" Dielusnya punggung Olive.

Olive mengangguk. "I love you."

"I love you more, Sweetie."

Bhanu melepas pelukan itu, mengelus wajah Olive dengan sayang. "Kalau anak-anak merepotkanmu, bilang ke aku, ya? Nanti aku sita semua black card mereka."

"LOH?!" Daffa dan Dharsan kaget.

Bhanu hanya tertawa mendengar respon anak-anaknya. "Makanya jangan bandel, jangan bikin Bunda repot."

Dharsan menggaruk kepalanya, melihat Daffa di sebelah. "Kita harus jadi anak baik, Bang."

Daffa mengangguk. "Betul."

Olive memegang tangan Bhanu. "Jangan khawatirin aku. Anak-anakmu juga sudah besar, mereka tahu apa yang harus dilakukan kalau kamu nggak di rumah."

Bhanu menyentuh perut Olive. "Saat aku kembali, ayo kita ke rumah sakit sesuai apa kata dokter. Aku nggak sabar pengen gendong mereka."

Daisy merangkul kedua orang tuanya, diikuti oleh Daffa, Dharsan, dan Dara. Mereka saling berpelukan, membuat suatu lingkaran hangat. Semua mencari kenyamanan dan kehangatan pelukan itu.

"I love you all," ujar Bhanu.

"Love you, Daddy." Si kecil menjawab.

Setelah melepas pelukan, Bhanu beralih memeluk Dara.

"Ayah akan lama ya di sana sama Mbak?" Dara melingkarkan tangan di leher Bhanu ketika pria itu berjongkok, menyamai kedudukan dengannya.

Bhanu menggeleng. "Nggak, Sayang. Nanti kalau lama-lama, kangen Ayah sama kamu." Diciumnya pipi tembam Dara gemas.

Dara memeluk Bhanu dengan erat. "I'll miss you. Janji jangan lama-lama di sana, ya, Ayah."

"Iya, Sayang. Ayah janji. Paling lama lima hari. Bisa pulang sebelum itu juga. Kamu di rumah jangan nakal, ya? Jangan bikin Bunda repot." Bhanu mengelus rambut Dara dan anaknya itu mengangguk. "Nanti kalau Dara jadi anak yang baik, Ayah belikan mainan."

UNSPOKEN 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang