Selamat membaca!
___________________
"Bunda!" Daisy berlari girang menyerbu ibunya dengan pelukan.
Olive mengelus rambut putrinya. "Oh, Sayangku... I'm so proud of you."
Bhanu mendekat sembari menyeret kopernya. Pria itu tersenyum, melihat Olive menumpahkan begitu banyak kasih sayang dan rasa bangga pada Daisy.
"Hebat sekali kamu, Nak. Bunda udah nonton video full-nya. Kamu hebat sekali berbicara di sana." Olive mencium Daisy dengan sayang.
Daisy melepas pelukan itu. Wajahnya dielus halus oleh Olive. "Selamat, Sayang. Diterima di Oxford sampai dikasih beasiswa S1-S2. I'm so proud of you."
Bhanu menguyal kepala Daffa yang ikut tersenyum bangga. "Wah, gimana nih? Kamu ikut seleksi beasiswa dari lama, eehh Daisy duluan yang keterima."
Daffa tertawa sambil geleng-geleng. Cowok itu lantas mendekati Daisy untuk ia peluk. "Selamat, Dais... I'm so happy for you."
"Makasih, Daffa." Daisy mengusap punggung saudaranya.
Dharsan tiba-tiba ikut bergabung dalam pelukan. "Selamat, Mbak Jelek."
Daisy menggelitiki leher Dharsan. "Enaknya aja Mbak dibilang jelek."
Dharsan terkekeh kecil. Dirasakannya Daisy mengelus rambut Dharsan dengan halus.
"Mbak! Mbak! Selamat!"
Daisy melepas pelukannya. Ia melihat Dara menyerahkan sebuah bunga mawar yang ia petik dari rumah. Daisy tertawa, ia berjongkok untuk menyamai kedudukan dengan Dara. "Makasih, Sayang..."
"Ini Dara ada bunga buat Mbak." Dara memberikan Daisy bunga ketika melepas pelukan itu.
"Wahh, dapat dari mana?" tanya Daisy.
"Dari kebun."
Bhanu mengernyit.
Dari kebun?
Tunggu!
TUNGGU!
Jadi itu bunga mawar langka yang sangat Bhanu sayangi? Bhanu membeli bibit bunga itu sampai mengeluarkan uang miliaran karena termasuk salah satu jajaran bunga mawar terunik dan terlangka di dunia. Dara memetiknya?
Olive mengelus pundak Bhanu halus. "Udah... Nggak apa-apa. Jangan dimarah. Nggak tahu dia."
Bhanu menghela napas panjang sembari menarik senyuman. Ia meraih putri kecilnya, menggendong Dara dengan sayang. "Kok Ayah baru pulang nggak disambut? Kok Mbak aja, hm?" Pria itu menyerang Dara dengan ciuman.
"Hihi, Ayah! Ayah, geli." Dara tertawa manis.
Olive mengelus Dara halus. "Peluk dulu Ayahnya! Nanti Ayahmu ngambek lho nggak dipeluk," kata Olive.
Dara langsung memeluk Bhanu. "I love you."
"Hahahaha." Bhanu tertawa. Dielusnya rambut Dara halus. Bhanu mencium Dara gemas. "Anak Ayah ini... Siapa sayangnya Ayah, hm?"
"Dara!" sorak Dara gembira.
Olive terkekeh. Wanita itu melihat Bhanu kembali mencium Dara habis-habisan, melepas rindunya.
"Ayah kangen banget sama kamu tau!" Bhanu mencium pipi Dara lama.
"Hihii... Beneran, Ayah?" tanya Dara lugu.
"Iya dong. Jelas. Masa anak kecil yang cantik jelita ini nggak dikangenin?"
"Ayah lebih kangen sama Dara atau sama Bunda?" tanya Dara.
KAMU SEDANG MEMBACA
UNSPOKEN 2
Teen FictionSEQUEL UNSPOKEN (VERSI CETAK) Raflie Adhinata Bhanu Jaya Kusuma, konglomerat terkenal dengan berbagai macam perusahaan ternama. Banyak mata tertuju padanya sebab ketampanannya yang di luar logika. Namun pria itu hanya mencintai satu wanita yang tel...