Di sebuah kamar yang gelap, seorang laki-laki bangun dari tidurnya. Tubuhnya yang panas mulai membaik seiring waktu berjalan. Laki-laki itu menurunkan kaki jenjangnya yang indah, lalu ia berdiri perlahan-lahan.
Laki-laki itu melangkah, mendekati sebuah cermin besar yang saat ini menampilkan sekujur tubuh mulusnya. Dari pantulan cermin itu, dia melihat seorang laki-laki tak berpakaian yang berdiri dengan wajah segarnya.
Saat merasakan hembusan angin sejuk yang lewat di lehernya, laki-laki itu berbalik dan mendapati tirai balkonnya yang terbuka lebar. Dia melihat cahaya yang menjadi satu-satunya penerangan kamar itu.
Dia berjalan ke arah balkon, dan berdiri di ambang pintunya saat sadar ia tak menggunakan pakaian apapun untuk menutupi dirinya dari orang-orang di luar sana.
Terpaan angin membuatnya menutup mata, ia begitu senang merasakan angin musim gugur yang akan tiba tak lama lagi. Lalu, telinganya mendengar sesuatu di luar sana.
Dia melirik ke arah taman, di sana ia menemukan adiknya yang sedang mengayun ayunan untuk seseorang. Mereka adalah Ichiro dan Keisuke yang sedang menghabiskan sore hari berdua di taman.
"Hansuke."
Laki-laki itu kaget sampai mengeluarkan pekikan kecil, dia berbalik melihat seorang pria bertubuh besar yang datang ke arahnya.
"A-aki... Aki... J-jangan... Ja-jangan lagi..." Laki-laki bernama Hansuke itu mundur beberapa langkah hendak menjauhi dan menghalangi Akihito yang mendekatinya.
"A-aki..."
"Shh... Tenanglah.. Aku tak akan melakukannya.."
Akihito memeluk Hansuke dalam dekapannya, "Kau pikir aku apa, bisa melakukannya padamu setiap saat?"
Hansuke menatapi pria itu dengan wajah cemberutnya, "S-sudah berapa lama aku di kamarmu ini?"
Dengan sekali gerak, Akihito menggendong Hansuke untuk duduk di atas kasur, "Sudah sebulan, sejak adikmu ku rekrut jadi anggota Kishi Kaisei."
"Kau.. Kau merekrut Keisuke? Kenapa...?" Tanya Hansuke yang duduk di depan Akihito.
"Kau ingin aku memberikannya kesempatan, 'kan? Jadi aku mengabulkan permintaanmu itu. Dan sekarang, bagaimana perasaanmu?" Akihito meletakkan tangannya di kening hangat Hansuke. Dia merasa sedikit iba dengan kondisi tubuh Hansuke.
"Aku sudah baik.. Bisakah aku keluar dari kamarmu?"
Akihito tersenyum lalu bangun untuk membuka tirai-tirai yang menutupi pencahayaan. Saat itu lah, ruangan yang gelap berubah menjadi lebih bercahaya.
"Kau tak akan keluar kemana-mana."
Hansuke menatap Akihito tak percaya dan sedih ketakutan. Pikirannya tak jernih sudah, ketika ia mengingat bagaimana hari-harinya di ruangan itu.
"T-tapi.. Bukankah masa rut mu telah selesai? A-aku sudah memberikan diriku.."
Akihito tertawa dan kembali duduk di ujung kasur, ia menatapi Hansuke dengan serius, "Kau tau kenapa aku menyelesaikan rut ku denganmu, di samping dari kelakuan adikmu? Aku tak hanya sekedar menggunakan tubuhmu karena kau memohon pengampunan adikmu. Aku menggunakanmu karena kau adalah seorang beta. Aku bisa menggunakanmu sesuka hatiku karena tak perlu takut akan berbagai resiko, salah-satunya adalah beta tak punya rahim untuk hamil."
Hansuke menelan air liurnya dengan susah ketika mendengar ucapan Akihito, "K-kau.."
"Apa?"
"Kau.. M-melakukan itu semua... Hanya karena aku adalah seorang beta?" Tanya Hansuke dengan tubuh menegangnya. Dia hanya menatapi Akihito dengan wajahnya yang membeku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Habromania (BXB)
Teen Fiction░ Omegaverse Series. Status: Completed. Meskipun dibully habis-habisan, tidak membuat Ichiro Masashi berhenti untuk menyukai Keisuke Keitaro. Bahkan pria yang menjadi pemimpin Yugen itupun menghabisi tubuh Ichiro dengan tangannya sendiri. Kejadian i...