HABROMANIA 2/48: The Last Option.

2K 57 7
                                    

Semakin lama, Keisuke semakin tak bisa menahan rasa pusing di kepalanya. Dengan satu matanya, mulai samar-samar melihat helapnya ruangan itu. Dia tak bisa membedakan orang-orang, sebab di matanya mereka berjumlah banyak.

"Lalu karena si Shoji itu hendak pergi ke rumah Akihito, aku tau dia pasti akan mengadukan hal itu, jadi apa lagi, aku membuatnya tiada."

Keisuke tak lagi mendengarkan cerita Sakatoshi, dia hanya terus meyakinkan diri untuk tetap bertahan.

"Kau tau truk yang menabrakinya? Ya! Orang itu salah satu anak buahku! Hahahahahaha!!!"

Refleks Keisuke menggerakkan kepalanya karena begitu pusing, hal itu membuat Sakatoshi sadar, "Kau ini kenapa?"

Tak ada jawaban. Sakatoshi bangun dan melihat wajah lelah Keisuke dengan seksama. Dia bahkan menepuk-nepuk kedua pipi Keisuke dengan keras, agar Keisuke semakin sadar.

Lalu, terdengar suara aneh dari atas. Membuat semua orang di ruangan itu mendongakkan kepalanya. Tiba-tiba saja, dengan perlahan Keisuke jatuh dari ketinggian, dan akhirnya tubuhnya tergeletak di atas lantai. Karena takut Keisuke menyerang Sakatoshi, beberapa anak buahnya langsung menyergap Keisuke.

"Ah, jangan ganggu dia. Ikat saja tangan dan kakinya" titah Sakatoshi yang kembali duduk di kursinya sambil membua handphonenya.

Keisuke tergeletak begitu saja di atas kantai dengan posisi mengharap ke atah Saja titah. Dia begitu pusing sampai memilih untuk tak melawan. Matanya bergerak ke atas, di dekat jendela ia melihat Ryoma yang sepertinya siap untuk menyerang.

Tapi Keisuke melototkan matanya, dan menggeleng dengan amat perlahan, tanda agar Ryoma tak melanggar perintahnya.

Suara kangkah kaki akhirnya terdengar begitu jelas, sedang menuju ke ruangan dimana Keisuke berada. Yang hanya bisa dilihat oleh Keisuke adalah sepasang sepatu pentofel hitam tiba di ruangan itu. Lalu, semua orang menunduk kepadanya.

"Akhirnya kau tiba, lihat, anak itu sudah tak sabar ingin bertemu denganmu" kata Sakatoshi yang ikut bangun melihat seseorang itu.

"Benarkah?"

Mendengar suaranya, Keisuke melototkan matanya. Dia ingat betul, siapa yang memiliki suara seperti itu. Keisuke terus melihat seoasang kaki itu melangkah memutar kursi, hingga pada akhirnya matanya bertemu dengan pemilik suara.

"Kau?!"

"Nice to meet you, my Rottwieler..."

Keisuke langsung mengerutkan keningnya, "KAU! TUAN MIYAMURA! TERNYATA KAU YANG MELINDUNGINYA?!"

"Wow, tenanglah Rottwieler... Relaks..." Orang yang ternyata adalah Miyamura itu mengambil duduk di kursi tepat di depan Keisuke.

Dia menyalakan rokoknya, menghisap lalu menghembuskan asap-asap putih itu ke udara, "Aku tak punya urusan apapun pada Akihito, itu yang harus kau ketahui. Namun, sebagai pemimpin yang baik dari antek-antekku, aku harus bisa menjadi alat perlindungan untuk mereka. Itulah yang aku lakukan."

"PERSETAN!"

"Hm, terserah bagaimana kau berpikir. Namun terlepas dari masalah kalian, kau lah yang menjadi hal terpenting untukku."

Keisuke bingung, "Apa? Apa maksudmu?"

Miyamura tersenyum sambil menatapi Keisuke dengan rendah, terlebih sebab posisinya berada di atas lantai, setara dengan letak sepatu Miyamura, "Maksudku adalah, kau kini menjadi milikku, Rottwieler."

Dengan pelan Keisuke menggeleng, ia nyaris tertawa mendengar kata-kata Miyamura, "Aku? Aku milikmu? Kau pikir aku anak anjing yang bisa kau pilih dan dibawa pulang dengan mudah?"

Habromania (BXB)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang