HABROMANIA 2/38: To Clear Things Up.

949 68 15
                                    

"Aku mau menemui Tuan Iraida."

Permintaan itu membuat Akihito membuka kedua matanya. Saat ini, Akihito sedang memenangkan dirinya akibat beberapa tekanan yang ia hadapi, tapi sekarang ia malah harus mendengarkan permintaan Keisuke yang menurutnya tak masuk akal.

"Kau mau menemui Iraida di kondisi seperti ini?"

"Memang kenapa? Apa itu salah?"

Akihito menegakkan kepalanya dan memandang lurus ke arah Keisuke di depan sana, "Apa kau sadar kalau kau hanya anak kecil yang berusia 18 tahun? Jangan membuat bebanku bertambah."

"Ini mengenai kematian Tadashi. Aku perlu menemui Tuan Iraida-"

"Iraida sedang dalam kondisi buruk. Dia sedang berkabung atas kematian Shoji, dan kau malah mau bertemu dengannya untuk membahas kematian ketuanya itu?" Akihito mengerutkan keningnya, dia benar-benar tak sanggup untuk marah disaat ia tertekan seperti ini.

Keisuke menundukkan kepalanya dan berpikir sekali lagi, "Di malam kematian Tadashi, sebenarnya dia mau datang untuk bertemu denganmu. Bukankah itu janggal, Tuan Masashi? Itulah yang coba ku selesaikan saat ini... Aku ingin menemui Tuan Iraida dan menanyakan hal yang sama dengannya..."

Akihito berdiam diri saat mendengar hal itu dari mulut Keisuke, dia mengurungkan niatnya untuk bersandar, "Dia ingin bertemu denganku?"

"Saat aku di rumah sakit, beberapa anak buah Kyoka Suigetsu juga di sana. Mereka membicarakan kepergian Tadashi malam itu, dia ingin bertemu denganmu. Maksudku, bukankah selama ini Tadashi menemuimu hanya untuk masalah penting saja, kecuali untuk bertemu Ichiro... Apa kau merasakan apa yang aku rasakan?" Keisuke berusaha keras untuk menjelaskan kejanggalan yang ia rasakan saat ini.

"Benar... Dia selalu datang untuk sesuatu yang penting seperti urusan-urusan dengan para sindikat Yokohama..."

"Sekarang kau mengerti kenapa aku meminta izinmu untuk menemui Tuan Iraida? Aku ingin membuatnya merasakan kejanggalan itu!"

DAM!

Akihito memukul mejanya dengan kuat hingga suaranya bergema di ruang kerjanya. Dia terus menatapi Keisuke tak suka, "Bukankah ku bilang kau hanya anak kecil yang berusia 18 tahun? Apa kau tak mengerti permasalahan seperti apa yang kita hadapi?"

Keisuke memutar bola mata dan berdecak kesal, dia bahkan menghentakkan kakinya ke lantai, "Kau yang tak mengerti, Tuan Masashi! Aku mencoba untuk mencari petunjuk di sini, namun kau malah menganggapku hanya seorang anak kecil berusia 18 tahun?"

"Namun kau tak bisa seenaknya saja memutuskan untuk bertemu dengan seseorang yang bahkan tak punya hubungan relasi apapun denganmu! Apa kau cari mati?!"
Bentakan itu membuat Keisuke tertegun. Di depannya saat ini adalah Akihito yang sedang mengkhawatirkan kegilaannya.

"Kau itu tak punya apa-apa! Kau hanya numpang nama di Kishi Kaisei. Mereka mungkin tau kalau bagian dari anggotaku, namun mereka tak akan segan-segan padamu! Tidakkah kau mengerti apa yang coba aku jelaskan kepadamu?"

Saat ini, mereka berdua seakan-akan seorang kakak yang sedang menjelaskan sesuatu kepada adiknya. Tanpa mereka sadari saja, di depan pintu yang tertutup itu berdiri Hansuke yang tersenyum-senyum mendengar segalanya dari dalam sana.

"Begini saja, bayangkan kau adalah anak harimau yang mau bertemu singa dewasa. Menurutmu, apa yang akan terjadi?"

Keisuke yang masih menundukpun menjawab, "Aku akan dimakan hidup-hidup?"

"Lalu apa lagi yang tidak kau mengerti?" Akihito mengusap wajahnya, seakan penuh kesabaran untuk membuat Keisuke paham akan kedudukannya di organisasi Yakuza itu.

Habromania (BXB)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang