HABROMANIA 2/44: To the Yokosuka City.

764 52 5
                                    

Pagi-pagi buta, rumah besar itu digaduhkan oleh persiapan jalan-jalan Akihito dan Hansuke. Kegaduhan itu membangunkan Keisuke, membuat pria itu meninggalkan kamar dan berdiri di pinggir lantai 2 untuk melihat ke bawah sana. Dia terkejut menemukan dua sampai 3 koper besar yang diletakkan di ruang tengah. Di bawah sana juga ia melihat kakaknya sedang memakan olahan oat dan buah-buahan, duduk di sofa, sembari mengolesi minyak di perutnya. Sementara, Akihito keluar dari ruangannya dengan sebuah tas pinggang milik Hansuke yang tertinggal.

Mereka berdua berpapasan, namun Keisuke menatapi Akihito dengan ekspresi jengkelnya. Sudah semenjak mereka menikah di hari itu, Keisuke terus menatapi bosnya seakan tak suka, sebab bagaimanapun dia merasa dikhianati, dibohongi sejak lama tentang kandungan kakaknya. Perbuatan pria bermarga Masashi itulah yang selalu menganggu pikiran Keisuke, kini kakaknya telah dicuri darinya.

"Mau kemana, pagi-pagi sekali? Ada kerjaan jauh?" Tanya Keisuke, mengira Akihito akan pergi sendirian.

"Bukan, aku dan kakakmua mau jalan-jalan ke Yokosuka. Jaga Ichi di sini" Akihito kemabli berjalan menuruni anak tangga dan bergabung bersama Hansuke. Sementara orang yang ditinggalinya itu terus memberikan tatapan maut dari atas.

Lalu, sebuah sentuhan di punggung belakang membuat Keisuke menolehkan kepalanya. Ia menerima pelukan hangat dari Ichiro, dicium pipinya dengan penuh sayang. Ichiro menyandarkan kepalanya pada dada bidang Keisuke. Matanya turun ke bawah, melihat Akihito dan Hansuke di sofa.

"Eh, mereka mau kemana, Kei...?" Bingungnya.

"Mereka mau jalan-jalan, tak tau kapan pulangnya."

"Jalan-jalan...." Ichiro terus melihat bagaimana Akihito san Hansuke terlihat sennag di bawah sana. Dia pun menatapi Keisuke dengan mata memelas.

Keisuke pun bingung kenapa Ichiro menatapinya begitu, "Ada apa?"

"Tidak... Hanya saja..."

Pria itu tak henti-henti menatapi Ichiro. Meskipun dia tau, kalau Ichiro ingin pergi juga seperti Akihito dan Hansuke, namun dia tak mau mengambil resiko dengan mengajaknya keluar. Awalnya dia memang mengerasi hatinya agar tak termakan perasaan, agar dia tak luluh lalu membawa Ichiro keluar rumah. Namun, melihat Ichiro memelas begitu yang buat Keisuke tak tahan. Kini, dia menunggu Ichiro untuk meminta hal yang diinginkannya.

"Katakanlah, ada apa?"

"Aku... Tak berani mengatakannya..."

Nyaris membuat Keisuke tertawa, taoi dia tak boleh sampai mengecilkan hati Ichiro. Dia tau, Ichiro takut mengatakan keinginannya karena selama ini selalu ditolak oleh Keisuke.

"Hm, katakan padaku. Aku akan mengabulkannya kali ini..."

Kedua mata Ichiro langsung berbinar-binar, "Benarkah?! Kalau begitu... Ajaklah aku jalan-jalan, Kei.... Ajaklah aku keluar rumah dan kita bisa menghabiskan waktu bersama... Ajaklah aku, Kei..."

Telinga pria itu kini telah dimanjakan dengan suara memelas Ichiro. Keisuke tersenyum dan mendekatkan wajahnya pada wajah Ichiro, "Ada syaratnya."

"Apa? Apa syaratnya?"

"Kau harus menciummu dulu."

Seketika Ichiro memajukan bibir berisinya ke depan, dia tampak protes dengan syarat yang diberikan Keisuke, "Aku sudah setiap hari mencium mu!"

"Shh... Jangan besar-besar suaranya..."

"Ya.. Sama saja, aku sudah setiap hari mencium mu, Keisuke... Lalu apa lagi?"

"Cium aku sekarang, baru kita akan pergi seperti mereka. Ya, meskipun cuman keliling kota saja, bagaimana?"

Penawaran itu membuat Ichiro putus asa, dan akhirnya dia menciumi pipi Keisuke dengan sangat cepat, seperti angin berlalu, "Sudah!"

Habromania (BXB)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang