Tadi malam, aku tak bisa tidur dengan nyenyak. Suka terbangun sendiri, bahkan ketika para perawat datang dan melakukan pekerjaannya, memeriksa Hansuke dan lain-lain. Namun aku tak mempermasalahkan itu, karena aku jadi bisa melihat tidur lelap Hansuke. Hingga matahari menyapa dan rumah sakit kembali tampak lebih hidup, aku belum bisa tertidur nyenyak.
Saat ini aku sedang duduk di samping Hansuke, sembari mengirim pesan ke beberapa orang yang menanyakan nama ruangan Hansuke.
"Kapan mereka akan tiba?" Tanya Hansuke dengan suara lemahnya. Dia sedang memakan buah pir yang ku potong menjadi dadu.
Ku genggam tangannya dan memperhatikan mata sayunya, "Mungkin sebentar lagi" tanganku bergerak sendiri ke arahnya untuk menyibak helai rambutnya ke belakang telinga.
"Aku masih tidak mengerti, kenapa dokter menyatakan kau harus di operasi?"
Hansuke tersenyum, "Karena aku 'kan omega cacat yang terlahir tanpa rahim, makanya kata dokter, jalur untuk bayinya keluar tak begitu kuat, akan terjadi robekan dan pendarahan dalam kalau tetap memaksa. Jadi perut bawahku harus di operasi."
Beberapa saat ketika aku asik memperhatikan Hansuke, tiba-tiba beberapa suster datang. Salah satu dari mereka membawa keranjang bayi ukuran besar masuk ke dalam dan 3 lainnya menggendong anak-anakku. Setibanya, ketiga anakku di letakkan di dalam keranjang bayi.
"Tuan Masashi, setelah kami melakukan pemeriksaan lebih lanjut. Anak perempuanmu memiliki imun tubuh yang lemah, jadi perlu diingatkan untuk menjaganya dengan esktra. Sekali lagi saya ucapkan selamat, Tuan Masashi."
Ternyata dokter ikut hadir, kami saling berjabat tangan bersama. Lalu setelahnya mereka semua keluar dari ruangan, meninggalkan ku dengan Hansuke, dan 3 bayi di dalam keranjang mereka. Aku berjalan ke arah keranjang itu dan melihat mereka bertiga tertidur pulas di sana.
"Mereka anak-anakku... Mereka itu anak-anakku 'kan Hans?" Gumamku sendiri.
"Hehe~ Mereka itu anak-anakmu, sayang..."
Mataku pun tertuju pada anak perempuanku yang tertidur di tengah, ku angkat ia dengan sangat perlahan-lahan agar tak membangunkannya dari tidur. Ku gendong ia di antara kedua tanganku, dan melihat bagaimana wajahnya tertidur.
"Dia kecil sekali Hansuke... Lihat! Bukannya dia sangat mungil..." Senangku sambil duduk kembali di kursiku samping kasur Hansuke.
"Lihatlah, dia mirip sekali denganmu" Hansuke menegakkan posisi duduknya dan memperhatikan anaknya di tanganku.
"Apa kau sudah memikirkan nama untuk mereka bertiga?" Tanya Hansuke kepadaku.
Sebenarnya, aku telah memiliki beberapa nama untuk anakku. Namun aku tak pernah memikirkan tentang 3 nama sekaligus, sebab ku pikir aku hanya mendapatkan 1 anak saja. Aku diam sebentar untuk memikirkan 2 nama lainnya, hingga muncul di kepalaku.
"Anak perempuanku, akan ku berikan nama Hinata, lalu mereka berdua adalah Hazuki dan Hyouka" ucapku.
Hansuke terkekeh setelah mendengar nama-nama yang kuberikan, "Hehe... Kau memberikan nama-nama untuk mereka dengan inisial 'H'? Aku penasaran darimana kau terinspirasi..."
"Hahaha, aku ingin anak-anakku sama sepertimu, Hans... Aku ingin anak perempuanku secantikmu, dan anak laki-lakiku sebaik dirimu."
Hansuke tak menjawab apapun, namun senyum yang merekah di bibirnya membuatku yakin, dia begitu senang dengan nama yang diberikan kepada anak-anakku. Sampai beberapa jam kami habiskan hanya untuk menebak-nebak siapa lebih mirip siapa, hingga pintu diketuk dari luar.
Aku pula menyuruh siapapun itu untuk masuk segera, ternyata Oda sampai dengan barang-barang keperluan Hansuke. Tapi, tak hanya ia yang datang, Junichi dan Iraida menyusul masuk setelahnya. Meski aku kesal bagaimana Junichi mencoba mencari perhatian dengan membawa sebuket bunga untuk Hans, tapi kali ini aku biarkan.
"Selamat atas kelahiran anak-anakmu, Hans. Aku doakan kau terus bahagia" kata Junichi sembari memberikan sebuket bunga itu pada Hans.
"Terimakasih, Jun.."
Iraida pula meletakkan sekeranjang buah-buangan di atas meja, dan memperhatikan 3 anak-anakku yang tertidur dalam keranjang mereka, "Selamat atas kelahiran anak-anak kalian, Akihito, Hansuke... Aku sungguh bahagia untuk kalian berdua. Semoga anak-anak kalian tumbuh sehat dan bahagia selalu..."
"Hey! Dimana cucu-cucuku?!"
Suara lantang itu membuat kami semua terkejut, tapi untungnya tak membangunkan ketiga anak-anakku. Siapa lain yang bisa datang dengan heboh kalau bukan Tuan Yamaguchi dengan tongkat megahnya. Dia melenggang masuk seperti kebanyakan orangtua yang tak lama lagi akan dijemput ajal, bersama beberapa anak buahnya yang ikut masuk membawakan hadiah pastinya untuk Hansuke.
"Pak tua yang satu ini tak tau kondisi atau apa? Ini rumah sakit Tuan Yamaguchi" celoteh Junichi.
"Ah, aku bisa membeli rumah sakit ini jika aku mau, jadi jangan larang aku" Tuan Yamaguchi berjalan mendekati Hansuke.
Dia meletakkan tangannya dia pucuk kepala Hansuke, mengusap-usapnya dengan perlahan, seperti mencurahkan kasih ayah-anak saja, "Dulu, saat pertama kali Akihito memperlihatkan mu padaku, kau masih seorang remaja labil yang gugup dan kebingungan. Lihat, sekarang kau sudah besar. Aku doakan, semoga kebahagiaan selalu menyertaimu."
Hansuke tersenyum lebar mendengar ucapan pria tua itu, "Terimakasih, Tuan Yamaguchi..."
"Oh, aku tak melihat nak Ichi, dimana dia?"
Pertanyaan itu berhasil buat aku mulai kepikiran, "Ichi masih belum mau keluar dari kamarnya."
Tuan Yamaguchi mengangguk-angguk kepala, "Ya, biarkan saja ia terlebih dahulu, maklumi saja Aki."
"Andai Keisuke dan Ichi ada, pasti menyenangkan...."
Ini yang tak ku suka kalau ada orang yang mulai membawa-bawa masalah itu, Hans jadi sedih lagi. Aku tak suka melihatnya sedih.
"Jangan sedih begitu, pasti Keisuke saat ini sedang melihatmu dari jauh. Kalau kau sedih nanti dia ikutan sedih, 'kan?" Bujuk Junichi sok cari perhatian.
"Kau benar Jun..."
Lalu tak lama kemudian, tiba-tiba saja rombongan antek-antekku datang mengejutkan semua orang. Entah seberapa banyak orang yang dihubungi Oda, tapi ruangan itu menjadi ramai penuh kebahagiaan. Tak hanya orang-orang terdekatku, melainkan orang-orang yang punya relasi jauh pula ikut datang.
Mereka semua mendoakan yang terbaik untuk Hansuke, dan untuk ketiga anak-anakku.
Hazuki, Hyouka... dan Hinata...
THE END
support.
KAMU SEDANG MEMBACA
Habromania (BXB)
Teen Fiction░ Omegaverse Series. Status: Completed. Meskipun dibully habis-habisan, tidak membuat Ichiro Masashi berhenti untuk menyukai Keisuke Keitaro. Bahkan pria yang menjadi pemimpin Yugen itupun menghabisi tubuh Ichiro dengan tangannya sendiri. Kejadian i...