Akihito POV
Memang aku kehilangan Keisuke sejak 6 bulan lalu, bukan pula aku tidak sesedih itu untuk menangisinya. Sudah berbulan-bulan, sepertiga anak buahku ku sebar ke penjuru Yokohama dan Miura untuk mencari keberadaan Keisuke. Tidak hanya itu tentu saja, aku mengabarkan ke seluruh antek-antek dan organik lain atas hilangnya Keisuke, dan mereka ikut dalam pencarian itu. Bahkan Tuan Yamaguchi yang sudah pensiun pun kembali aktif hanya untuk mencari keberadaan Keisuke, dengan semakin menyebarkan berita itu, hingga sampai pula ke telinga kota-kota tetangga.
Tak satupun jejaknya ku temukan, tak satupun tanda-tanda Keisuke ada.
Aku memang kelihatannya seperti bukan orang yang kehilangan, namun itu hanya tampak ku saja di mata orang-orang. Jauh di lubuk hatiku, aku sangat sedih, terlebih efek yang diberikan kepada orang-orang di sekitarku yang juga merasa kehilangan. Terlebih Hansuke dan Ichiro.
Sejak hari dimana Keisuke hilang, dia terus termenung dan menangisi adik satu-satunya itu. Aku tau, itu tidak baik untuk kandungannya, tapi mau bagaimana lagi, dia hanya seorang kakak yang kehilangan adiknya. Setiap hari aku harus menguatkan diri untuk terus mencari dan mencari, tapi aku tak bisa menemukan Keisuke.
Hingga berbulan-bulan lamanya, Hansuke mulai terbiasa. Kandungannya pula semakin besar, begitu besar.
Dan sampai lah hari ini, aku sedang di rumah sakit. Berlalu-lalang di lorong bersama Oda dan Junichi yang duduk di kursi tunggu.
Aku tak tau, apakah aku melakukan sesuatu yang salah atau tidak. Tapi tadi, setelah makan malam, aku membantu Hansuke untuk kembali ke kemar, yang sementara waktu ku pindah ke lantai 1 karena kehamilannya. Seperti biasa, ku pegang pinggangnya dan menuntunnya untuk jalan. Tapi tiba-tiba saja, cairan putih sedikit keruh mengalir di kakinya.
Aku takut terjadi sesuatu yang buruk padanya dan pada anakku.
"Oi, bisakah kau lebih santai sedikit?" Tegur Junichi yang tampak kesal denganku.
"Kau tak mengerti, ini semua salahku, kalau aku nisa lebih lembut padanya, ini semua tak akan terjadi. Bagaimana terjadi sesuatu pada Hans atau anakku?" Protesku.
"Sudah ku bilang, Aki. Kau tak bersalah. Cairan itu keluar tandanya Hans akan melahirkan" sahut Oda.
"Kau tau dari mana? Memangnya kau pernah melihat orang yang mau melahirkan?"
"Itu ada di pelajaran, bodoh!" Ucap Junichi.
"Itu bisa saja salah, sialan!"
"Shhhh!! Ini rumah sakit, kalian ini..."
Aku pun akhirnya mendudukkan diri, tapi tetap saja aku tak bisa tenang. Kakiku bergerak tanpa ku sadar, masih berupaya untuk tenang, sial aku bahkan ragu untuk menarik pernafasan. Aku harap semuanya baik-baik saja.
Perasaan nostalgia ini muncul tiba-tiba, ketika dulu- mungkin aku tak begitu ingat, tapi saat mendiang ibuku melahirkan Ichiro aku juga tak tenang seperti sekarang. Waktu itu ayah sedang tidak di Yokohama, dan baru bisa kembali dengan seluruh anak buahnya ketika pekerjaannya selesai. Jadi, aku dan beberapa orang milik ayah yang harus membawa ibuku. Perasaan tak tenang seperti ini sangat tidak mengenakkan. Karena aku tak tau, apakah berakhir bahagia atau sebaliknya.
aku mendongakkan kepala melihat ke bagian atas pintu yang kutunggu-tunggu, lampu operasi masih menyala merah di sana. Kapan ini bisa berakhir?
KAMU SEDANG MEMBACA
Habromania (BXB)
Teen Fiction░ Omegaverse Series. Status: Completed. Meskipun dibully habis-habisan, tidak membuat Ichiro Masashi berhenti untuk menyukai Keisuke Keitaro. Bahkan pria yang menjadi pemimpin Yugen itupun menghabisi tubuh Ichiro dengan tangannya sendiri. Kejadian i...