HABROMANIA 1/9: The Brain Shock.

2K 133 11
                                    

"Penglihatannya menurun, pendengarannya baik. Ingatannya mulai terbentuk kembali, namun sepertinya sebagian memorinya menghilang" kata dokter itu.

Saat ini, semua orang berada di ruang kontrol, meninggalkan Ichiro yang kembali tertidur di kasurnya. Tuan Masashi pun terlihat sangat sedih, itu pasti karena kondisi anak itu sekarang.

"Tentu saja, bahkan Tuhan pun tau memori mana yang harus di hapuskan untuk Ichi, dia tak akan mengingat kejadian menjijikkan itu lagi" desis Tuan Tadashi yang dari tadi sinis melihatku.

"Aku akan mengecek kondisi lainnya Tuan Muda saat ia terbangun dan sadar sepenuhnya. Tuan Masashi boleh bertemu dengannya, namun saya ingatkan sekali lahi, jangan membuat pertanyaan yang sulit karena bisa membuatnya syok dan hal-hal buruk lainnya akan terjadi"nasihat dokter itu.

"Baiklah, terimakasih dok" ucap Tuan Masashi lalu mempersilahkan dokter itu pergi meninggalkan ruang kontrol.

Aku terpaku memperhatikan Ichiro yang terbaring di sana, "Bisakah aku bertemu dengannya?"

Pertanyaan itu lolos dari mulutku begitu saja tanpa ku sadari. Sial, aku akan mati setelah mengatakan hal itu.

"Kau di sini untuk tugasmu. Aku mau kau selalu ada di samping Ichiro mulai sekarang" ucap Tuan Masashi sambil berbalik dan menatapiku.

"Jika kau melakukan sedikit saja kesalahan, harus ku katakan kau takkan bisa melihat Hansuke seumur hidupmu. Jangan kau coba pancing amarahku" peringatnya.

"Aku akan melakukannya-"

"Dan satu hal lagi. Aku tak mau Ichi sampai mengingat kembali perbuatanmu padanya. Biarkan saja dia amnesia jika perlu. Kau harus memperkenalkan dirimu sebagaimana orang pertama kali bertemu" tegas Tuan Masashi lagi.

"Aku... Aku akan melakukannya..."

"Shoji, apa kau masih ingin di sini?" Tanya Tuan Masashi pada Tuan Tadashi.

"Aku ada rapat perusahaan, tapi nanti sore aku akan kemari" ucapnya.

Akhirnya, pria bodoh itu pergi juga dari hadapanku. Bikin muak saja.

"Begitu, aku juga ada hal yang mau ku selesaikan. Oda, tinggalkan beberapa anak buahku di sini untuk menjaga Ichi" titah Tuan Masashi lalu berbalik dan meninggalkan ruang kontrol.

"Jaga sikapmu. Meskipun kau diberikan tugas besar ini dan Akihito telah menaruh kepercayaannya padamu, bukan berarti aku akan tinggal diam. Jika terjadi sesuatu pada Ichi, aku sendiri yang akan memenggal kepalamu" ucap Tuan Tadashi, kemudian dia ikut pergi dari sini. Hanya menyisakan beberapa bodyguard bersenjata dan Tuan Tomomako.

"Aku akan berusaha meminta pada Tuan Masashi untuk mempertemukanmu dengan Hansuke, bagaimanapun kau itu adiknya. Jangan buat masalah, dan patuhi saja tugasmu, mengerti?"

Aku mengangguk, "Aku tak akan melakukan apapun, aku tidak mau kak Hansuke kenapa-kenapa."

"Baguslah. Ku tinggal, ya?"

Aku dan Tuan Tomomako keluar dari ruang kontrol, namun hanya dia lah yang meninggalkan lorong ini sedangkan aku berhenti di depan pintu ruangan Ichiro.

Ku buka dengan perlahan kenop pintu dan masuk dengan langkah teramat pelan agar tak mengganggu tidurnya. Tapi tiba-tiba saja Ichiro memiringkan kepalanya ke arahku. Dia menyipitkan matanya, seakan mencari-cari keberadaanku. Ketika aku sudah berada di depan kasur, barulah dia bangun dan duduk bersandar.

"Kau bukan kak Ito... Siapa ya..?" Tanya Ichiro dengan menyondongkan tubuh lemahnya ke dekatku. Saat ini wajah kami sangat dekat, dan ini sungguh aneh. Tidak tau kenapa, namun aku tak bisa bernafas untuk sesaat. Seakan Ichiro menghentikan kerja paru-paruku.

Habromania (BXB)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang