HABROMANIA 2/25: Gone For Good.

1.4K 97 3
                                    

Deru nafas mengisi sebuah ruangan yang samar-samar pencahayaannya. Di dalam sana ada beberapa orang berpakaian serba hitam yang sedang memperhatikan seorang pria berlutut di atas lantai.

Mereka terlihat iba namun bukan berarti mereka akan menghentikan aksinya, sebab pria itu baru saja melakukan yubitsume, sebuah tindakan sejak dahulu yang turun-temurun di dalam organisasi atau sindikat Yakuza. Yubitsume merupakan tindakan memotong jari tangan sebagai tanda menebus kesalahan yang mereka lakukan saat bertugas.

Hal itu lah yang membuat pria di sana memutuskan untuk memotong jari kelingkingnya, sebab dia sungguh merasa bersalah dengan apa yang telah terjadi kemarin. Benar, pria itu adalah Keisuke Keitaro yang saat ini menjabati posisi tangan kanan dari pemimpin Kishi Kaisei.

Dia mengatur pernapasannya sambil terus melihat jarinya yang telah teropong. Keringat di wajahnya bertetesan, karna awalnya dia begitu takut untuk melakukan yubitsume.

Meskipun Akihito tak mengkasifikasikan kejadian malam itu sebagai kesalahan Keisuke, dan lagipula saat itu kontraknya telah habis, tapi Keisuke berpikir lain. Dia berpikir masih bertanggung jawab atas apa yang terjadi, itulah kenapa bahkan Akihito atau kakaknya sendiri tak bisa melarang keputusan Keisuke untuk melakukan yubitsume.

Dia menelan air liurnya dan tersenyum melihat darah yang membasahi telapak tangan kirinya itu. Dia pikir, tak sesulit itu untuk memotong jarinya sendiri, dan itu bukanlah apa-apa baginya saat ini. Sebab selain jarinya yang terpotong, dia harus menyiapkan diri dengan apapun yang akan dihadapinya nanti. Dengan begini, dia sudah tak takut untuk terluka atau kehilangan bagian dari dirinya.

Keisuke bangun dan berjalan pelan meninggalkan ruangan itu. Dengan sempoyongan dia keluar dan menghampiri motornya yang terparkir di garasi.

Tanpa mengatakan sepatah katapun, Keisuke menyalakan motornya dan mengenakan helmnya. Dia mulai bergerak, keluar dari halaman markas, diikuti oleh orang-orangnya.

Di antara hujan yang tak begitu deras, dan gemuruh yang tak henti bersuara bagaikan nyanyian tidur untuk masyarakat di Kota Yokohama, Keisuke melajukan motornya dengan cepat di jalanan. Dia tak peduli lampu lalu lintas yang berubah menjadi merah, atau lampu rem dimana-mana.

Dalam pikirannya hanya ada satu, dan terus berulang-ulang. Dia ingin membalaskan dendam atas apa yang terjadi pada Ichiro.

Sekelompok pemotor itu terus melaju di jalanan yang ramai, hingga mereka memilih untuk menguasi setapak jalan yang keluar dari jalur utama. Mereka mulai memelankan laju motor, sebab tak hanya mereka yang berada di jalur yang sama, beberapa mobil di depan mereka lebih dulu melintas.

Hingga beberapa menit lamanya, mereka tiba di sebuah tempat yang dilapisi oleh cat putih-putih. Setelah memarkirkan motornya, Keisuke turun dan melangkah memasuki tempat itu dengan perlahan, bersamaan dengan rekan sepemotorannya.

Orang lain yang datang ke tempat itu menghindari diri dari tetesan hujan yang cukup deras, tapi beberapa di antaranya yang mengenal Keisuke hanya membungkam mulut. Mereka membiarkan Keisuke dihujani rintik-rintik air dari langit. Sebagian berbisik, kalau Keisuke ingin menyegarkan diri dan pikirannya, namun yang lain berpikir kalau Keisuke membutuhkan sesuatu untuk membersihkan darah di jarinya yang hilang.

"Dia melakukan yubitsume..."

"Apa ini, dia sungguh tak bertanggung jawab."

"Maksudku, dia yang telah membuat kejadian itu terjadi!"

"Kenapa Akihito malah membiarkan dia berkeliaran..."

"Sungguh tak bertanggung jawab."

Keisuke terus berjalan ke arah kerumunan Kishi Kaisei di depan sana, mengenyampingkan bisikan-bisikan orang-orang yang ikut berkunjung. Dia mungkin termakan omongan mereka, dia memang mengakui kalau dirinya tak bertanggung jawab, untuk itu, secara terang-terangan dia memperlihatkan jarinya yang masih segar terpotong. Tanpa balutan perban, tanpa ada yang ditutup-tutupi.

Habromania (BXB)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang