"Tes tes, apa tersambung?"Dor dor
Aghh
"Wanita gila, akh."
"Ck, menyebalkan." decak gadis itu dengan peluru di tangan kanannya dan darah yang memercik pada bagian depan tubuhnya.
"Padahal ini adalah baju yang baru saja aku beli."
"Akan kubelikkan yang baru."
"Hei kalian mengabaikanku? Aku atasan kalian!"
"Apa si om?" kesalnya
Partner gadis itu terkekeh,"Dia masih terlalu muda untuk kau panggil om, Jane."
Gadis yang di panggil Jane itu tidak peduli. Menekan earphone agar ia bisa mendengar dengan lebih baik dan menjawab,"Jadi pak tua, kau mau apa?"
"Dingin sekali agent kita ini. Jack, aku butuh perlindunganmu."
"Tidak aku menolak, aku hanya melindungi apa yang ku anggap penting."
"Jadi aku tidak?"
"Menurutmu?"
"Kejamnya kalian."
"Siapa disana?!"
Kedua orang itu mengalihkan perhatian, di depan pintu sudah ada target mereka hari ini.
"Wah, kau datang sendiri rupanya." Jane mulai mempersiapkan pistolnya.
"Satpam! Security! Kemana mereka semua? Dasar tidak becus!"
"Kau yang bodoh, mereka semua ada di belakang kami. Kau tidak lihat?" Jack menunjuk sekumpulan mayat dengan darah yang masih menetes dengan dagunya.
"Tenanglah, nanti dia ketakutan."
"Hei kau, aku belum menyelesaikan misi ku jadi bisa cepat pada intinya saja?" bentak Jane pada akhirnya.
"Astaga tempramenmu buruk sekali. Baiklah baiklah akan ku beritahu. Malam ini akan ada makan bersama,dan kalian harus ikut."
"Aku tidak ikut." Jawab Jane langsung.
"Kalau kau Jack?"
"Aku juga tidak."
"Ya sudah kuduga jawaban kalian akan sama. Tapi jika kau tidak datang aku akan memotong 50% dari bayaran kalian."
Saat itu Jane sedikit lengah sehingga target berhasil meraih lengannya.
Dor
Akh
"Siapa kau beraninya menyentuh milikku?" tanya Jack mencekik leher target.
"Lepaskan Jack, itu akan berbekas." tegur Jane
Jack berdecih, melepaskan cekikannya dengan kasar.
"Katakan padaku, dimana dokumen itu?" tanya Jane
"Dokumen apa?" Rintih target
"Tidak usah berpura pura. Kau kira kami tidak tau? Kau melakukan penjualan obat terlarang secara ilegal. Menculik anak anak dan menjual organ mereka, menangkap gadis muda untuk nafsu menjijikkan mu itu. Kau lebih dari sampah. Kau orang paling menjijikkan di dunia ini." Jelas Jane
"Dasar jalang!" makinya
Dor dor dor dor dor
"Wow itu banyak, Jack"
"Berisik."
"Sudah mati? Lemah sekali." ucap Jane berjongkok di depan mayat target.
"Jangan dekat dekat, dia menjijikkan." Jack menarik lengan Jane pelan untuk membuatnya berdiri.
"Yah, ya sudah kalau begitu. Ayo kita kembali setelah menemukan dokumennya."
"Kau istirahat saja, biar aku yang cari."
Jane kemudian merentangkan tangannya ke atas,"Ya, baiklah. Cepat selesaikan Jack."
"Kau meragukanku?"
Jane tersenyum miring,"Tidak, kalau di rumah."
"Hei hei hei, kau lupa aku bisa mendengar kalian?"
"Ah bapak tua ini, aku tidak akan hadir."
"Yakin? 50% loh."
"....menyebalkan, apa kau mau di bunuh?"
"Hahahaha, coba saja kalau kau bisa Jane. Pokoknya aku dan agent lain akan menunggu, lokasinya akan ku kirim ke ponselmu."
Setelah selesai dengan misi mereka hari ini, keduanya memasuki mobil dan menuju ke lokasi yang sudah di berikan.
"Mau pulang dulu?" tanya Jack pada Jane yang sedang membersihkan darah yang terciprat pada wajahnya.
"Tidak, langsung ke sana saja. Aku ingin membuatnya melihat semua darah ini."
Jack terkekeh,"Meski begitu dia bukan orang yang buruk."
"Intinya dia menyebalkan." Balas Jane melihat keluar jendela.
~~~
"Agent kebanggan kita sudah datang!" sambut ketua dan semua angent yang ada di sana berdiri sebagai tanda hormat.
"Tapi kenapa dengan bajumu Jane? Tidak kau ganti?" tanya Ketua
"Haruskah ku ganti di sini?" tanya Jane bertingkah seolah olah akan membuka bajunya.
"Hei hei hei, tenang. Anjingmu itu mengerikan kau tau." Ketua menutup wajah menggunakan tangan dengan celah di bagian mata.
"Hm?" Jane menoleh ke belakang menatap Jack yang juga sudah menatapnya.
"Tidak, dia imut." Jane mengusap kepala Jack yang membuatnya memejamkan mata dengan senyuman tipis.
"Astaga, aku merinding." Gumannya
"Nikmatilah pesta kalian, anggap saja ini sebagai ucapan selamat karena kalian sudah bekerja keras." Ketua nemulai pesta dan mengabaikan kedua orang ini.
Beberapa waktu telah berlalu, Jane yang awalnya ogah sekarang malah sedang menari dengan agent lainnya.
"Jane terlihat mabuk." kata salah satu agent yang ada di sana.
Jack mengangguk setuju,"Dia tidak akan bisa minum lagi."
"Kau sendiri tidak minum?"
"Tidak"
"Tumben sekali." katanya meminum vodka yang ia pesan.
"Karna aku harus menjaganya. Jika dia minum dan aku juga minum maka aku akan kesusahan untuk menjaganya. Lihat dia mulai menari seperti itu, astaga."
Temannya melihat dan terkekeh kemudian,"Yaa itu cukup vlugar."
"Dasar, aku harus menghentikannya. Aku duluan."
Temannya itu mengamati mereka. Dan Jack malah di ajak berdansa oleh Jane. Gadis itu bahkan tidak sadar jika wajah Jack sudah memerah.
"Dasar, mereka selalu saja menarik perhatian."
KAMU SEDANG MEMBACA
Jennie Boyfriend
FanfictionCerita ke uwuan Jennie bersama para pacar. Setiap chap beda alur ya. Iya oneshoot.