"Jadi, kamu mau apa?"Jeno menatap sendu gadis di depannya,"Jen plis, jangan kaya gini."
"Kaya gimana maksud kamu?" tanya Jennie mengeluarkan beberapa barang dari tote bag yang ia bawa.
"Ya ini. Terlalu boros, dear." kata Jeno menunjuk pada setumpuk baramg mewah di depannya.
Jennie menghentikan aktivitasnya,"Ini lagi sale kok."
"Sale tapi tetap jutaan kan?" tebak Jeno
"Ini ga semahal yang kamu bayangin."
Jeno terdiam,"Jennie"
"Jennie? Kamu panggil aku Jennie?" tanyanya tak senang
Jeno menghela nafas, menarik Jennie agar duduk di sebelahnya.
"Kamu beliin aku ini itu tapi aku ga bisa beliin kamu apa apa. Bahkan kalau bisa tetap ga semahal satu barang yang kamu kasih ke aku. Kamu tau aku jadi merasa ga pantes buat kamu?"
Jennie menatap Jeno lekat, mengelus kepala pria itu pelan dan berujar,"Waktu yang kamu habiskan buat aku, buat keluh kesah aku, tenaga kamu buat menghibur aku, kesabaran kamu buat hadepin aku yang egois, itu semua jauh lebih mahal dari apapun yang aku kasih ke kamu."
"Kamu ga takut aku manfaatin kamu?"
Jennie terkekeh,"Kamu pikir aku bisa di manfaatin?"
"Kamu ga curiga sama sekali aku manfaatin kamu?"
"Enggak, orang kaya kamu terlalu soft untuk manfaatin orang lain." katanya di akhiri kecupan pada kening pria itu.
"Udah lah, kalau kamu memang ga suka aku bakal kurang kurangi belanja aku. Aku tebak kamu pasti mau bilang 'mendingan di sumbang untuk orang yang lebih membutuhkan', iya kan?" Tebak Jennie.
Jeno tersenyum,"Aku ga bilang apa apa loh, dear."
"Mulut mu mungkin diam, tapi hati mu berbicara."
♡♡
"Itu siapa? Cakep banget uy."
"Dosen ga sih?"
"Enggak kayaknya, gue ga pernah liat dia."
"Tapi, kalau belum punya pacar sabi ga sih?"
"Menurut lo secakep itu ga punya pacar?"
"Kalau yang cakep cakep udah punya pacar semua gue sama siapa?"
"Emang lu cakep?"
"Cakep la."
"Di mata emak mu."
"Sembarangan,gue juga cakep di mata nenek gue."
"Terserah"
Jennie memandangi ponsel dan gedung besar itu secara bergantian,"Agak lama ya."
Jennie mengerutu, ia kepanasan dan semua bisik bisik itu membuatnya tidak nyaman.
"Dear!"
Ini adalah definisi nyata dari satu kata menghempaskan semuanya.
Jennie menoleh dengan senyum lebar, sedikit berlari dan melemparkan diri pada sang kekasih.
"Welcome" sambut Jennie
"I'm home." Balas Jeno
"Kamu udah lama di sini?" tanya Jeno melepaskan pelukkannya.
"Lumayan, kurang lebih tiga puluh menit."
"Ke sini naik apa?" Tanya Jeno lagi kala ia tidak melihat ada kendaraan milik Jennie di sana.
"Gojek, kan mau pulang sama kamu." Jennie cengegesan
Jeno menggeleng pelan,"Kan bisa aku yang jemput ke sana, kamu ga usah ke sini."
"Enggak papa, biar lebih cepat ketemu."
"Jeno!" Panggil seseorang.
Baik Jennie maupun Jeno menoleh ke sumber suara.
"Siapa?"
"Temen sekelas, Clara namanya."
"huh huh, untung aja sempat." katanya menumpukan kedua tangan di atas lutut.
"Jeno, gue dengar dari anak sekelas lo bawa motor, gue boleh nebeng ga? Deket kok di depan sana aja. Hp gue habis baterai jadinya ga bisa manggil gojek."
Calara mengadah mendapati Jennie yang sedang menatapnya dengan tatapan kurang suka,"Oh halo dek, kenalin aku Clara temen sekelas abang kamu."
Jennie menatap datar pada uluran tangan itu, ya meski dalam hati ia sedikit senang karna di kira muda.
"Itu, harus aku balas?" tanya Jennie pada Jeno.
"Ga sopan kalau ga di balas, dear."
"Oke, kenalin gue Jennie. Pacarnya Jeno." Jennie membalas uluran tangan dengan menekan pada kata pacar.
"Eh, pa...car?"
Jennie menaikkan satu alisnya,apaan ini bocah? Pikirnya.
Tanpa basa basi, ia menarik kerah baju Jeno. Mencium bibir yang sudah sering ia cium.
Jeno awalnya tersentak kaget, ia malu namum ia tidak menolak sama sekali. Memejamkan matanya dan sedikit bermain dengan bibir gadisnya.
"Udah dear, tempat umum." Jeno mengalihkan pandangannya.
Jennie terkekeh pelan,"Ciee malu ya? Padahal kalau di rumah main serobot aja."
"Dear!"
Lagi, Jennie hanya tertawa. Dan tawaan itu berubah menjadi tawaan menghina ketika melihat gadis yang disebut Clara ini masih berdiri di depan mereka.
"Hp lo habis baterai kan? Gue panggilin gojek. Lagian kemana temen lo yang lainnya? Pada ga punya hp semua? Atau kebetulan hp temen lo pada mati? Sampai harus nebeng ke pacar gue?" Tanya Jennie mulai memesankan ojek online.
"Oke udah dapat driver, Bk-nya 7011 TE. Ga usah di bayar karna gue pake ovo. Anggap aja sebagai rasa kasian gue."
"Dear" panggil Jeno
"Hm? Makan yuk, laper." ajak Jennie lalu menggandeng tangannya dan menuju ke kereta lelaki itu.
"Oke, mau makan apa?"
"Aku mau tes telur gulung, katanya enak."
"Makan itu ga bisa kenyang."
"Ya udah ayam geprek aja, habis itu jajan telur gulung. Aku kepo."
"Oke, ayo."
Karena aku udah punya cerita soal Jennie dan Jaehyun jadinya aku bikin sama Jeno ya beb, silahkan mampir ke cerita sebelah.
Drop req kalian di sini (づ ̄ ³ ̄)づ
KAMU SEDANG MEMBACA
Jennie Boyfriend
FanfictionCerita ke uwuan Jennie bersama para pacar. Setiap chap beda alur ya. Iya oneshoot.