Hei, apa kabar kamu di sana? Kamu sehat? Gimana sama cita cita kamu? Kamu bilang kamu mau jadi mahasiswa aktif di sana. Aku tau, mungkin gara gara itu juga kamu jadi ga kirim surat lagi ke aku. Aku selalu nungguin surat dari kamu tapi ga pernah datang. Sampai akhirnya aku memutuskan satu hal. Kalau kamu ga ke sini, kenapa bukan aku yang kesana? Tunggu ya, aku bakal samperin kamu.
Dari
Orang yang sangat merindukanmu.Suasana meriah dengan banyak orang yang memegang sekuntum bunga. Orang orang tersenyum lebar di temani keluarga dan teman terdekat. Mereka menyewa photograper untuk menyimpan memori mengenai hari ini di sebuah foto.
Dan di antara mereka semua, ada seorang gadis yang berdiri diam di depan pintu masuk universitas. Entah apa yang ia tunggu tapi wajahnya begitu sendu.
Orang orang yang melirik berpikir bahwa gadis itu sedih karena tidak ada yang datang ikut merayakan hari kelulusannya. Tapi nyatanya tidak begitu.
Gadis itu menatap sedih pada layar ponselnya yang tidak menunjukkan adanya notifikasi apapun. Ia tidak tau apakah email nya sudah di baca atau belum.
Kalau kalian bertanya kenapa tidak menghubungi melalui aplikasi maka gadis itu akan menjawab dengan nada kesal. "Gue ga punya nomornya"
Bagaimana dengan media sosial? "Dia ga main ig, line, Facebook, dia cuman ada email."
Ia pernah begitu dekat dengan lelaki itu, begitu dekat sampai mereka memiliki perasaan terhadap satu sama lain.
Mereka tidak berkencan karna si lelaki berkata akan kembali dan menyatakan perasaan setelah ia merasa bahwa dirinya cocok untuk si gadis.
Dan selama itulah mereka saling menghubungi melalui email. Hingga akhirnya si lelaki tidak lagi membalasnya.
"Jennie!"
Gadis itu menoleh dan trsenyum begitu melihat teman dekatnya, Rose. Teman satu jurusannya.
"Di cariin juga, di sini lo rupanya."
"Nih bunga buat lo." Kata Rose memberikan sekuntum bunga besar yang terlihat mewah.
"Thanks rose, ini buat lo." Giliran Jennie memberikan sebuah paper bag dengan dominasi warna putih dan tulisan berwarna hitam.
"Jadi kapan lo berangkat ke New Zealand?"
"Mungkin minggu depan?"
Melihat raut wajah temannya yang muram Rose menyadari satu hal
"Belum di balas ya?"
"Iya"
"Lagian lo kok bisa sih suka sama dia? IG ga ada, line ga ada, Facebook ga ada, dan lo ga ada no teleponnya. Katanya kalian dekat?"
Jennie semakin muram,"Sebenarnya gue punya nomornya cuman nomornya udah ga aktif. Jadi gue ga punya lagi sekarang."
"New Zealand itu luas Jane, lu yakin bisa ketemu dia?"
"Karena itu gue ambil kampus yang sama kaya dia kan? Setidaknya gue tau dia kuliah di mana dan jurusan apa. Jadi gue bisa cari tau nanti."
"Oke fine, jangan lupa kalau gue bakal selalu ada buat dengerin lo meski isinya itu itu aja."
"Lo berminat menghibur atau ga sih?"
"Niat, tapi dikit."
"Tai"
"Udah udah, ayo foto foto dulu."
Hari yang di tunggu telah tiba, satu minggu setelah Jennie pindah ke New Zealand dan selama itulah ia terus mengirim email kepada si lelaki setiap harinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jennie Boyfriend
FanfictionCerita ke uwuan Jennie bersama para pacar. Setiap chap beda alur ya. Iya oneshoot.