XLIX ; broken heart

1.7K 241 55
                                    

"BANGUN CINTAKU!" syeril membuka pintu kamar mahen dengan tidak Santainya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"BANGUN CINTAKU!" syeril membuka pintu kamar mahen dengan tidak Santainya.

"REZEKI LO DI PATOK AYAM KALO GA BANGUN PAGI" syeril mendorong mahen hingga berguling ke bawah.

Mahen menatap syeril datar, punya dosa apa dia di kasih jodoh begini.

"AAAAAAAAAAA KAKA! EL DEMAM!"

belum ada satu menit setelah teriakan Una, para tetua udah grasak grusuk ke kamar raela.

"Kok bisaaa?" Tanya Jeka.

"Bisalah!" Ketus Una.

"KOK SEWOT?!" teriak Yugi.

"Ke RS yu el?" Ajak Miran, dia gatega liat muka raela yg merah gara gara panas.

"Aku cuma demam!" Ketus raela.

"El el mau Kaka jampe jampe ga?" Tanya syeril.

Raela memutar matanya malas, kakanya suka tidak waras jika saat saat seperti ini.

"ELLLL KENAPAAAA?" Enzo dan bara berebut masuk kedalam kamar raela.

"Gua duluan zo" tekan bara.

Yg lain menatap mereka frustasi, udah tua Masi suka dempet dempetan.

"Gua duluan lah!" ketus Enzo.

"Mau pelukkkkkkk" raela merengek pelan.

Bara dan enzo semakin berebut masuk, Jeffrey dengan santainya memeluk raela.

"YAHAHSHAHAHAH KALAH START" teriak jiho puas.

"Istighfar aja gua" dengus mahen.

"Ninu ninu ninuuuuu~ Minggir putri keraton mau lewat!" cerry dengan semangat menerjang Enzo dan bara yg di pintu.

"El mau makan apa?" Tanya jio.

Raela menggeleng "mau peluk aja, ya Jeff?"

Jeffrey mengangguk "iya peluk"

Yugi menyenggol tangan Miran "mir, laper"

Miran terkekeh lalu beranjak dari sana untuk membuatkan makanan, hanya 3 porsi, untuk raela, Una dan juga Yugi, bocah bocah bumantara lah.

Setelah berhasil membujuk raela makan kini tersisa Miran dan Enzo di kamar raela, bara dan jeffrey pergi membeli obat.

Enzo menatap Miran yg tertidur sambil memeluk raela

Menghela nafas perlahan kemudian ia beranjak mengambil selimut di lemari dan menyelimuti keduanya.

"Cantik" Enzo terkekeh lalu menyelipkan beberapa helai rambut Miran, lalu mencium dahi raela yg di dekap miran.

Wajahnya tidak langsung mundur setelah membubuhkan kecupan di dahi raela, namun dia dekatkan pada dahi Miran lalu mengecupnya pelan.

"Zo ini-

Enzo terhenyak lalu segera bangkit, wajah jeffrey terlihat biasa saja, namun bukan jeffrey yg mengalihkan perhatian Enzo, namun bara.

Bara menaruh obat titipan Miran dengan keras "gue keluar" lalu keluar ntah pergi kemana.

Enzo menatap punggung sahabatnya Nanar.

"Gausah merasa bersalah, bukan kita yang mau rasa cinta itu hadir" jeffrey menepuk pundak Enzo perlahan.

Enzo mengangguk lalu mendudukan dirinya di sofa dengan lesu.

Bara menyelupkan kakinya ke kolam dengan helaan nafas panjang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bara menyelupkan kakinya ke kolam dengan helaan nafas panjang.

"Gue pikir dinding nya cuma satu tapi ternyata dua" kekeh bara.

Ka mir pasti bakal lebih memilih yg satu keyakinan sama dia kak

Kalimat yang raela lontarkan beberapa hari yg lalu kembali berputar di otaknya.

"Nangis aja ka"

Bara menoleh kebelakang, raela.

"Kok bangun el?" Tanya bara.

Raela mendengus "aku kebangun gara gara Kaka naro obatnya kenceng banget! Kaget tau!"

Bara terkekeh "maaf yaaaa" dia menarik raela agar duduk di sampingnya.

"Lupain ka mir ya" celetuk raela.

Bara mengangguk "di lupain kok"

"Jangan rebut Ka Miran dari ka Enzo yaaa.."

"Ngga el, kamu pikir Kaka egois?" Bara tersenyum teduh memandangi raela.

"Maaf ya ka" ujar raela sedih.

Bara terkekeh "Kenapa minta maaf si? Sana bobo lagi" bara mendorong raela masuk kedalam secara perlahan.

Bara terkekeh pelan, memang sejak kapan ada yang mendukungnya? Di mata anak kos hanya teman temanya saja yang menonjol, sejak awal dia merasa tersisihkan bahkan raela sendiri pun tidak berusaha menenangkanya, gadis itu lebih peduli pada Miran dan Enzo.

Dia beranjak masuk kedalam dengan wajah datar seperti biasa, anak kos mengangkat bahu acuh, sudah biasa bara seperti itu.

"OY BAR!" jiho berlari dengan tergopoh-gopoh untuk merangkul bara.

"Lo tau gasi? Gue abis bikin sosis solo, mau nyoba kaga?" Jiho membawa bara ke ruang makan dan menyajikan sepiring sosis solo untuk mereka.

"Enak ga?" Tanya jiho.

Bara menatap sosis solo di tanganya, tanpa sadar air matanya lolos begitu saja.

Jiho memekik kaget lalu beranjak memeluk bara.

"Nangis aja gapapaaa, gue temenin ya?" Jiho menepuk nepuk pundak bara perlahan berharap dapat menenangkan pria di dekapanya.

"T-thanks Jo" ujar bara.

Jiho memutar bola matanya "HO AJA NAPASI JANGAN JO! kek Cowo"

Bara terkekeh "mana ada cowo cantik!"

"Gue emang cantik sie" seru jiho.

"Lain kali kalo mau nangis ke kamar gue aja, gue siap peluk Lo kok"

Bara tersenyum "makasih ho"

Aku mau bara sadboy, biar ma ak saja🙏

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aku mau bara sadboy, biar ma ak saja🙏

bumantara ; 97lTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang