XL ; syeril pt4

1.4K 196 24
                                    

"Bapa seneng kamu baik baik aja, tapi kamu yakin sama keputusan kamu ril?" Tanya Suho

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Bapa seneng kamu baik baik aja, tapi kamu yakin sama keputusan kamu ril?" Tanya Suho.

Syeril saat ini ada di rumah sewaan Anak bumantara.

"Ngga pa, orang tua saya juga nolak tapi pihak mereka memaksa, mereka ngancem keluarga saya" jelas syeril.

Rahang Suho mengeras "syeril, ayo ikut bapa, jual rumah disini dan pindah ke Bandung, bawa orang tua kamu"

"Iya ril, kalo lu gabisa ngomongnya kita yang ngomong besok" timpal Hao.

Syeril mengangguk sambil tersenyum setelahnya dia menatap satu laki laki yang tampak asing di matanya.

Bara yang notice hal itu langsung menjawab "ini Nanda, temen baru kita"

Syeril mengangguk paham.

Suho berdiri dari duduknya "ayo bawa bapa ke rumah orang tua kamu"

Syeril mengangguk lalu keluar dari rumah sewaan mereka di ikutin Suho dan anak anak bumantara.

Syeril berjalan lebih dulu sambil menggandeng Una, di belakangnya ada mahen dan Suho, sisanya paling belakang, biasa udah tua jadi ngaret.

Bara menoleh pada enzo "zo" panggilnya.

"Napa lo? Kangen Miran? Vc lah" jawab Enzo.

Bara mendengus "ga ada sinyal tolol"

Enzo tampak berpikir sebentar "telepon seluler aja"

Bara mengangguk lalu memisahkan diri dari mereka untuk menelpon soon to be  girlfriend nya.

Enzo menyentuh dadanya lalu ia elus perlahan "sakit" gumamnya.

Hao menarik Enzo mendekat "pada akhirnya Lo yg menang, mereka beda kalo Lo lupa"

"LO BERDUA KALO LAMA KITA TINGGAL!"

Enzo menoleh pada Nanda, Jeka dan Jeffrey yang sudah jauh di depan.

"BENTAR CIL!" teriak Hao.

"NAJIS KITA CUMA BEDA BEBERAPA HARI BEGO" teriak Jeka balik.

"TUAAN GUA TAPI" teriak Enzo.

"TUA BANGGA!" balas Nanda teriak, yaampun nak seminggu di bumantara kalemnya langsung ilang :).

Suho menatap anak anaknya sambil tertawa pelan, beginilah kelakuan tetua bumantara tanpa si bungsu.

"Gausah ngambek ! Malu sama Una" mahen tertawa melihat Jeka yang merenggut karena di Katai bocil.

Mereka sampai di sebuah rumah kecil yang terbuat dari setengah anyaman bambu dan setengah tembok

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Mereka sampai di sebuah rumah kecil yang terbuat dari setengah anyaman bambu dan setengah tembok.

Mereka di sambut dengan begitu baik oleh ibu syeril, bapanya belum pulang, katanya masih di sawah.

"ADUH!" Jeka kejeduk atap rumah syeril saking tingginya dia.

"Untung lu masuk duluan" Enzo terkekeh lalu masuk di ikuti yang lain dengan sedikit menunduk.

"Bangsat" dengus Jeka.

Syeril menyuruh mereka duduk lalu menyajikan satu teko teh manis hangat.

"TEH APA INI, KOK ENAK?!" teriak Jeffrey.

"Itu teh poci, nak Jeff" jawab ibu syeril.

"Mahal?" Tanya bara.

Ibu syeril terkekeh pelan "cuma 2k satu sachet nya"

Bara, enzo dan jeffrey melotot, teh ini mungkin puluhan kali lebih murah daripada teh yang biasa mereka minum, namun kenapa lebih enak yang ini?

"Katrok!" Teriak Jeka tiba tiba.

Jeffrey menubruk tubuh Jeka dengan keras lalu dia unyel unyel sampe empunya kewalahan.

"Assalamualaikum" seorang pria memasuki rumah dengan cangkul di punggungnya.

"Waalaikumsalam pa" jawab mereka semua.

"Loh loh ada tamu kok gabilang bapa teh?" Tanya ayah syeril.

"Pa Suho mau ngomong sama bapa, jika bapa berkenan" jawab syeril.

"Oiya boleh! Bentar bapa nyuci kaki dulu, bau lumpur!" Kekeh bapa syeril lalu berlalu dari sana.

Setelah selesai cuci kaki mereka lanjut ngobrol yg pastinya di dominasi oleh mahen, Suho, bapa, dan syeril.

Setelah selesai cuci kaki mereka lanjut ngobrol yg pastinya di dominasi oleh mahen, Suho, bapa, dan syeril

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Anak bumantara kecuali mahen menunggu di luar rumah karena mereka hanya jadi pajangan di dalam.

"Gunanya aku ikut apasih kak?" Tanya Una heran, pasalnya dia hanya diam saja disini.

Bara menghela nafas "kamu berguna banget na, yang ga berguna tuh Kaka Kaka mu!"

"Jadi pajangan doang gue" keluh Nanda, padahal niatnya ikut agar semakin dekat dengan tetua bumantara eh malah kaya gini.

"Gapapa nan" kekeh Jeka.

Hao menendang beberapa batu kerikil ke arah Enzo.

"Gabut Lo nyakitin bangsat!" Enzo mengusap kakinya yang terkena pentalan kerikil itu.

Suho keluar dengan wajah sumringah nya "kalian besok pulang aja, bapa sama mahen nyusul, ada yang harus kita selesaikan disini"

"Mahen ada kelas pak!" Ketus Hao, dia kesel, padahal dia di paksa ikut eh sampe sini di usir.

"Bolos bentar gue sat!" Ketus mahen.

Mata mereka memincing curiga.

Mahen gelagapan "gue sama pa Suho mau ngomong sama pihak cowo nya"

"Halah tahi!" Cibir Jeka.

"Kok lu jadi ngeselin si jerk?" Ujar mahen.

Jeka mencibir meledek "nyenyenyenye"

Mahen menimpuk nya dengan sendal swallow milik syeril.

Mahen menimpuk nya dengan sendal swallow milik syeril

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
bumantara ; 97lTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang