24.

4 1 0
                                    

Hari ini tepat satu tahun Jaden, dan Shania berpacaran. Jaden memutuskan mengajak Shania ke Pantai, tempat dulu mereka jadian. "Shan, aku mau ngomong sesuatu sama kamu.

"Ngomong apa? Tanya Shania penasaran.

"Maaf aku baru ngasih tahu ini, karena aku juga baru ingat.

"Apa itu?

"Aku dapat beasiswa di Inggris, jujur awalnya aku lupa sama hal itu karena kejadian nya sewaktu aku masih di Sekolah lama. Aku berat ninggalin kamu, karena aku cinta kamu. Tapi, kalau aku tolak ada beberapa resiko dua resiko utama adalah. Nama aku akan di black list, terus yang kedua aku harus mengembalikan semua Dana tersebut. Jelas Jaden panjang lebar.

"Aku paham Jad, kalau emang itu keputusan kamu. Aku bisa terima, aku gak mau karena aku jadi menghalangi langkah kamu. Ucap Shania menatap sang kekasih.

"Aku janji Shan, gak akan meninggalkan kamu. Ucap Jaden memeluk erat sang Kekasih, dan kemudian mengecup kepalanya.

Tiba-tiba Shania kembali merasakan sakit di kepalanya.

"Shania kamu kenapa? Tanya Jaden panik.

"Kepala aku sakit banget.

***
"Shania kamu tahan ya, ini kita udah di Rumah Sakit. Ucap Jaden sambil berlari di lorong bersama beberapa dokter lainnya.

"Maaf Pak, silakan tunggu di luar. Ucap salah seorang Perawat.

"Ya Allah.... Kenapa perasaan aku gak enak ya? Ucap Jaden dalam hati.

"Jaden. Panggil seseorang.

"Om Kevin?

"Shania kenapa? Tanya Tante Elvia panik.

Jaden pun tak bisa berkata apapun karena ia merasa begitu panik.

30 menit kemudian.
"Hillers bagaimana kondisi Shania? Tanya Elvia pada Rekan kerja suaminya tersebut.

"Lebih baik kita bicarakan di Ruangan saya. Ajak Hillers pada dua kawan nya tersebut.

"Maaf Dok, boleh saya masuk? Tanya Jaden pada Dokter Hillers.

"Silakan.

***
"Shania, kamu harus bertahan aku yakin kamu wanita yang kuat. Ucap Jaden sambil menggenggam tangan sang kekasih.

Perlahan Shania membuka matanya, dan melihat ke arah sang Kekasih. "Jaden?

"Shania, kamu sudah sadar? Ucap Jaden menyeka air mata nya.

"Kamu kenapa? Aku nggak apa-apa kok, kamu gak perlu khawatir. Oh iya, gimana persiapan Kuliah mu pokoknya apapun itu aku akan selalu mendukung kamu.

"Shania cukup, kamu gak perlu memikirkan hal lain dulu karena aku mau kamu sembuh dulu.

***
1 bulan kemudian.
"Jaden, sebenarnya aku masih berat pisah sama Kamu. Aku belum yakin untuk jauh dari Kamu. Ucap Shania sambil memandang sang Kekasih.

"Shan, begitu pula aku aku juga masih berat sekali meninggalkan kamu. Oh iya, aku ada sesuatu untuk kamu, anggap aja ini hadiah perpisahan dari aku. Ucap sang Kekasih, terus menggenggam tangan nya.

"Apa itu?

"Ini dia. Ucap Jaden sambil menunjukkan sebuah rekaman vidio.

Shania yang melihat hal tersebut merasa terkejut akan apa yang ia lihat, dan tak menyangka dengan apa yang diberi oleh sang Kekasih.

"Halo Shania, aku Bagas kata Pacarmu,
kamu itu suka banget ya baca tulisan aku terutama buku-buku karya aku? Jujur aku senang sekali, karena karya ku bisa dinikmati oleh semua orang. Aku cuma mau bilang terus semangat ya, jangan pernah menyerah dengan keadaan. Kalau emang kamu gak kuat, itu gak masalah kok karena sesuai dengan tulisan aku di buku Nanti Juga Sembuh Sendiri kalau 'Gapapa Untuk Gak Sekuat Itu'.
"Satu hal lagi yang aku mau katakan ke kamu Get Well Son untuk kamu, kata Jaden pacar kamu sekarang kamu lagi kurang sehat jadi kamu gak bisa ikut Seminar ini. Walaupun kamu lagi sakit, tapi aku yakin kok kalau kamu itu Manusia yang kuat.

Shania yang baru saja selesai menonton vidio tersebut tersenyum ke arah sang Kekasih kemudian memeluknya. "Ini kamu kok bisa si dapat rekaman ini? Tanya Shania.

"Bisa donk, serahin aja kalau urusan begini sama Jaden Syarief.

"Oh iya kamu kapan dapat rekaman nya?

"Kamu ingat Seminar yang waktu itu Shula ngajak kamu?

Shania mengangguk.

"Jadi waktu itu karena kamu sakit, akhirnya aku putuskan pergi kesana sama Tobi, Shula, Tristan, dan Yunita. Yunita itu, pacarnya Tristan dia itu salah satu Panitia di seminar itu. Makanya, aku bisa dapat rekaman itu.
"Ya aku tahu, hadiah perpisahan dari aku ini nggak ada apa-apanya dibanding rasa cinta yang kamu beri untukku. Tukas Jaden sambil mengusap lembut rambut Shania yang semakin tipis, karena efek dari kemoterapi.

Tanpa berkata Shania langsung memeluk erat sang Kekasih, karena ia merasa bahagia meskipun sebenarnya ada rasa sedih karena sebentar lagi mereka harus melakukan LDR.

"Shania, apapun akan aku lakukan karena aku cinta kamu. Ucap Jaden dalam hati. Aku janji, aku akan tetap menjaga cinta ini untukmu. Lanjutnya dalam hati.

"Jaden sampai kapanpun, aku tetap cinta kamu. Meskipun jarak, dan waktu akan memisahkan kita. Ucap Shania dalam hati.
Kemudian Shania menatap kembali Jaden dengan wajah membeku.

"Shan, kamu kenapa? Kok lihatin aku seperti itu? Tanya Jaden penasaran.

"Nggak apa-apa, gak tahu kenapa aku merasa LDR kita ini bukan hanya terpisah Negara.

"Maksud kamu? Tanya Jaden tidak mengerti.

"Aku rasa mengingat kondisi yang aku alami aku takut kita nanti akan LDR nya lebih jauh ya itu antara Surga, dan Dunia. Titah Shania.

"Hush... Kamu kalau ngomong itu dijaga. Tegur Jaden.

Shania hanya diam, karena ia takut jika berkata lagi. Jaden, akan mengetahui kondisi yang ia alami.

"Aku minta maaf, mungkin tadi terlalu kasar. Tapi maksud aku, aku gak mau kalau Kamu berbicara seperti itu.

"Gapapa Jad, aku paham kok kenapa kamu seperti itu. Titah Shania sambil menyandarkan kepala di pundak Jaden.

JASHANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang