31.

1 0 0
                                    

Hari ini adalah terakhir Jaden berada di Jakarta, karena besok Ia harus kembali ke London untuk menyelesaikan Kuliahnya yang tinggal 1 tahun.
"Jadi besok kamu harus kembali ke London ya? Tanya Shania.

"Iya Shan, tapi aku janji kalau aku sudah selesai aku pasti langsung kembali ke Jakarta.

"Jaden, aku mau ngomong sesuatu boleh? Tanya Shania.

"Bilang sama aku mau apa?

"Aku mau kita putus. Ucapnya pada sang Kekasih?

"Putus? Tanya Jaden.

"Iya, soalnya aku ada alasan sendiri kenapa aku memilih putus sama kamu. Kalau kamu tahu apa alasan aku, pasti kamu akan terima alasan itu kok.

"Memang apa alasan kamu? Tanya Jaden.

"Untuk saat ini, aku belum bisa ngomong sama kamu. Tapi ada hal lain yang akan aku bicarakan sama kamu.

"Apa itu?

"4 tahun lalu kamu menyatakan perasaan ke aku di Pantai ini, di tanggal, dan bulan ini. Waktu itu kamu menyatakan saat sunset, dan aku ingin menyatakan hal yang sama. Namun, momen yang berbeda. Ucap Shania.

Flashback on.
"Tiga kali Gua baca buku Arial&Adara tiga kali merasakan hal yang sama. Ucapnya sambil meletakkan buku diatas Nakas nya.
"Tapi kisahnya sekilas mirip Gua, suatu saat Jaden akan kehilangan Gua seperti Adara kehilangan Arial. Gua gak mau, Jaden sedih karena itu gua harus lakukan sesuatu. Ucapnya panjang lebar.

Flashback of.
"Maafin aku Jad, aku ada alasan tersendiri kenapa aku memilih ini. Ucapnya dalam hati.

"Shan. Ucap Jaden panik.

"Kenapa Jad?

"Hidung kamu.

"Kenapa?

"Mimisan. Ucap Jaden panik.

"Aku gapapa kok.

"Nggak, ini gak mungkin gapapa. Aku antar kamu ke Rumah Sakit ya please kali ini jangan nolak. Anggap aja, ini hadiah perpisahan dari aku. Ucap Jaden sambil menggendong Shania.

***
@Rumah Sakit
"Bagaimana kondisi Shania Dok? Tanya Jaden panik.

"Maaf sebelumnya untuk kondisi Shania harus saya bicarakan dengan Orang tuanya. Jelas Dokter Hillers.

Tak lama kemudian Mamah, dan Papah Shania datang. "Hillers bagaimana kondisi Shania? Tanya Papah panik.

"Untuk itu mari kita bicara di Ruangan saya. Ajak Dokter Hillers pada dua temannya tersebut.

"Maaf Om, Tante boleh saya masuk? Tanya Jaden pada kedua orang tua Shania.

"Silakan, jangan lupa pakai baju steril nya. Ucap Dokter Hillers pada Jaden.

***
"Shania, jadi ini alasan kamu mutusin aku? Tanya Jaden sambil mendekati Shania.

Shania yang perlahan mulai membuka mata nya melihat Jaden dengan tatapan yang datar. "Jaden, kenapa kamu nangis? Tanya Shania.

"Shan, apa ini alasan kamu minta putus sama aku? Tanya Jaden.

Shania mengangguk pelan.

Belum sempat Jaden menanggapi ucapan sang Kekasih, tiba-tiba kedua orang tua Shania datang. "Jaden, boleh Om bicara sebentar sama kamu? Tanya Om Kevin padanya.

"Boleh Om.

"Ya sudah kamu ngobrol dulu aja sama Om, biar Tante yang menjaga Shania. Ucap Mamah Shania padanya.

***
"Maaf Om sebelumnya ada yang ingin saya sampaikan. Ucap Jaden sopan.

"Apa itu Nak?

"Shania tadi minta putus sama saya, apa ini alasan nya?

"Om tidak tahu, mungkin saja iya karena Shania belum bilang ke Om, dan Tante kalau dia ingin putus dari kamu. Ucap Om Kevin panjang lebar.

"Oh iya tadi Om mau ngomong sesuatu? Tanya Jaden pada Om Kevin.

"Oh iya jadi gini, mungkin ini saatnya kamu tahu kondisi Shania yang sebenarnya. Selama ini Shania sakit leukemia, sudah 5 tahun dia menderita itu. Namun, baru 3 tahun ini dia mau di kemoterapi. Jelas Om Kevin panjang lebar.

"LEUKIMIA?! Ucap Jaden kaget.

"Iya, sudah 5 tahun dia sakit. Saat itu, dia tidak pernah mau di kemo karena dia selalu takut dengan apa yang terjadi.

"5 tahun? Berarti sebelum ketemu saya Shania sudah sakit? Tanya Jaden.

"Iya Nak, semangat hidupnya sempat bilang. Namun, sejak bertemu kamu ia kembali memiliki semangat hidup, dan sejak berpacaran dengan Kamu ia baru mau menjalani Kemoterapi. Jelas Om Kevin panjang lebar.
"Oh iya kalau kamu mau masuk lagi silakan, Om mau menemui Om Hillers dulu ya mau membicarakan pengobatan Shania selanjutnya.

"Baik Om.

JASHANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang