3. RUMAH SAKIT

4 1 0
                                    

Shania terus membaca buku sambil menunggu hasil check up nya. Setelah menunggu, salah seorang Perawat memanggil nya untuk memasuki Ruangan.
"Bagaimana kondisi Shania sekarang Dok? Tanya Papah pada Dokter Hillers yang merupakan Rekan kerja nya di Rumah Sakit tersebut.

"Kanker yang ada di tubuh Shania sudah cukup menyebar sekarang sudah Stadium lanjut saya sarankan Shania untuk di Kemoterapi sebelum kondisinya semakin parah. Jelas Dokter bertubuh tinggi tersebut.

"Baik Dok, terima kasih untuk yang itu harus saya bicarakan terlebih dahulu pada anak saya.

"Sama-sama.

"Ya sudah Shan, sekarang kamu pulang sama Pak Udin ya Nak, Papah mau langsung kerja. Ucap Kevin pada sang anak.

"Iya Pah, aku pulang dulu ya.

"Oke sayang.

"Om Hillers, saya pulang duluan ya.

"Iya Nak, silakan hati-hati ya.

***
"Assalamualaikum... Ucap Shania sambil memasuki Rumah.

"Waalaikumsalam... Eh Non Shania udeh pulang Non? Tanya Mpok Indun yang merupakan ART Rumah Shania.
"Non, kata Mamah kalau Non Shania udeh pulang jangan lupa makan siang tadi Mamah udah masak makanan kesukaan Non.

"Iya Mpok, makasih ya Shania mau ganti baju dulu.

"Ohh iye Non iye, Mpok lanjut kerja dulu ye.

Shania pun langsung menuju ke Kamarnya untuk beristirahat sebelum mengganti baju, ia terlebih dahulu mencuci kaki. Saat siang hari memang ia hanya berdua bersama Mpok Indun yang tak lain adalah ART yang bekerja di Rumah nya karena ia merupakan anak tunggal, dan kedua orang tuanya harus bekerja. Sang Ayah merupakan seorang Dokter spesialis Ortopedi, dan Sang Ibu merupakan seorang pemilik Boutique.

***
Setelah makan siang, Shania memutuskan berjalan-jalan di Taman yang berada di Kompleks Rumah nya karena ia merasa bosan berasa di Rumah. "Mpok, aku mau ke Taman dulu ya aku udah selesai makan terus udah cuci piring juga.

"Aduh Non, kenapa di cuci tadi mah biar aye aja yang nyuci.

"Nggak apa-apa Mpok, aku mau jalan dulu ya.

"Oh iya Non hati-hati ya.

***
Sementara itu di sisi lain Jaden yang juga baru selesai makan siang merasa bosan karena sang Ibu, dan Selva belum pulang dari tempat kerja mereka. "Bosan juga keluar aja deh, sekalian menghafal jalan di Jakarta.
Saat akan berangkat matanya terarah ke salah satu foto yang berada di Ruang Keluarga. "Bapak. Ucapnya sambil memandang foto tersebut.
"Bapak, nggak kerasa ya udah 9 tahun Bapak pergi aku kangen sama Bapak, andai Bapak masih disini pasti Bapak bahagia, sekarang aku udah jadi Om. Ucapnya sambil memandang foto sang Ayah.

***
"Ini ternyata Taman nya bagus juga ternyata Taman Kompleks ini. Ucapnya sambil memotret beberapa bagian Taman tersebut dengan ponselnya.
Tiba-tiba matanya terarah ke salah satu bangku Taman, ia melihat seorang gadis cantik berambut panjang. "Wah cantik banget tuh cewek. Ucapnya sambil merapikan rambut, dan menghampiri kursi tersebut. Kemudian, ia duduk di sebelah si wanita yang tengah memejamkan mata.
Ia terus memandangi gadis tersebut, yang tengah mendengarkan musik.

"Kamu liatin saya ya? Tanya nya terkejut.

Jaden yang merasa tertangkap basah merasa malu, dan tak bisa berkata apapun. "I... Iya hehehe.
"Oh iya Gua Jaden, Warga baru Kompleks ini. Ucapnya sambil mengulurkan tangan.

"Shania Felicia.

"Rumah Lu di Blok apa? Tanya Jaden.

"Blok B7 nomer 1.

"Ohhh rumah lu berarti sebrang rumah gua, gua di Blok B6 nomer 2.

"Lu yang Warga baru itu ya? Tanya Shania.

*Iya Gua pindahan dari Solo. Lu Sekolah di mana?

"Di Amanah School 2.

"Wah sama, lu Kelas berapa?

"11 IPA 05.

"Sama... Oh jadi lu itu yang tadi gak masuk ya? Soalnya kata Wali Kelas teman sebangku Gua gak masuk.

"Iya tadi ada urusan jadi gak bisa masuk.

"Senang berkenalan dengan Lu, besok kita berangkat Sekolah bareng yuk. Ajak Jaden ramah.

"Hehe gak usah repot-repot. Tolak Shania halus.

"Ah nggak kok, hitung-hitung biar tambah akrab aja.

Shania hanya tersenyum tipis.

"Oh iya Lu udah lama di Jakarta? Tanya Jaden.

"Udah, gua lahir di Jakarta ya meskipun orang tua aslinya Jawa Tengah. Tapi, gua lahir di Jakarta, paling ke Jawa Tengah kalau ke Rumah Omah, dan Opah pas Pulang Kampung.
"Kalau lu sendiri?

"Gua lahir di Semarang, pas umur 5 tahun pindah ke Solo karena kerjaan Bapak di Solo. Tapi  dua tahun kemudian tepatnya gua umur 7 tahun Bapak meninggal. Akhirnya Ibu memutuskan tetap di Solo, karena bagi Ibu saat terakhir sama Bapak itu tidak akan terlupakan.
"Tapi ya ternyata tahun ini kerjaan Ibu di pindah ke Jakarta, akhirnya mau gak mau Ibu harus ninggalin Solo, tapi itu gak akan membuat Ibu melupakan kenangan bersama Bapak.

JASHANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang