30.

2 0 0
                                    

Hari ini Shania kembali harus melakukan check up, karena ia merasa tidak enak badan. "Tahan ya... Ucap Hillers padanya saat Perawat yang mendampingi nya menyuntikan cairan penahan rasa sakit ke tubuh Shania.

"Ahhh. Teriak Shania pelan.

"Maafkan Papah sayang, Papah seorang dokter. Tapi Papah gagal menjadi Ayah untuk kamu. Ucap sang Ayah yang sedang berada di Ruang dokter.

"Sus, tolong lanjut saya mau ke Toilet dulu ya. Ucap Dokter Hillers pada Perawat tersebut.

"Baik Dok.

***
Hillers yang melihat Rekan kerjanya sedang duduk termenung langsung menghampiri, dan merangkulnya. "Ada apa?

"Aku merasa gagal sebagai seorang Ayah, aku ini Dokter. Tapi kenapa, tidak bisa menjaga anakku sampai kondisi dia seperti ini? Aku merasa kalau aku tidak akan pernah melihat Shania menikah, aku ingin sekali lihat dia menikah, dan juga punya anak. Ucap Kevin panjang lebar.
"Dari dulu aku ingin Shania bisa menikah dengan laki-laki yang mencintai nya, dan juga ia cintai, kemudian mereka memiliki anak. Terus, saat liburan mereka main ke Rumah, dan aku main sama Cucu.

"Setidaknya kamu bisa melihat Shania tumbuh Dewasa. Kalau aku, aku harus kehilangan Helena sejak usianya 8 tahun, dan setahun kemudian aku juga harus kehilangan istriku Michelle yang menyusul Helena. Ucap Hillers sambil merangkul sahabatnya itu.

"Helena? Tanya Kevin.

"Dia anakku, dia meninggal karena leukimia. Makanya, waktu aku ketemu Shania aku berasa dekat dengan Helena. Seandainya Helena masih ada, dia pasti sudah seumuran Shania. Jelas Hillers panjang lebar.
"Rasanya itu adalah saat yang berat karena harus kehilangan dua orang yang aku sayangi dalam waktu yang berdekatan. Jelas Hillers lagi.

"Aku turut berdukacita ya. Aku yakin, Helena dan Ibunya sekarang sudah bahagia di Surga. Ucap Kevin tulus.

"Itu sudah 13 tahun lalu. Tapi makasih ya, kamu sudah membuat aku kembali melihat Helena melalui Shania.

"Sama-sama.

JASHANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang