37. KABAR BAHAGIA

8 0 0
                                    

Shania terus membereskan, dan menata pakaian yang berada di Boutique sang Mamah. "Mbak Shania. Panggil seseorang yang tidak lain adalah salah satu Karyawan di Boutique tersebut.

"Eh iya, ada apa Salsa? Tanya Shania sambil menoleh.

"Tadi Mamahnya Mbak nyariin sekarang ada di Ruang kerja nya.

"Oh iya makasih ya Sal.

"Sama-sama Mbak, sini biar saya lanjutkan Mbak.

"Oke, ini tolong ditata ke tempat semula ya.

"Baik Mbak.

"Makasih.

"Sama-sama.

***
"Ada apa Mah? Tanya Shania sambil memasuki Ruang kerja sang Mamah.

"Itu tadi Jaden telfon katanya kok gak angkat telfon dia?

"Iya Mah, tadi aku lagi beresin barang jadi nggak lihat handphone.

"Ya sudah sekarang telfon Jaden ya, takutnya dia khawatir.

"Oke Mamah.

***
"Sayang kok makanan nya gak dimakan? Tanya Jaden pada sang istri yang sedari tadi enggan menyantap makanan nya.

"Aku juga nggak tahu, dari tadi aku gak nafsu makan rasanya mulut aku pahit terus aku juga mual. Ucap Shania sambil meninggalkan meja makan.

"Sayang tunggu. Panggil Jaden.

***
"Shania heiiiii, buka pintu nya sayang. Ucap Jaden sambil menggedor pintu Kamar mandi.

Tak lama kemudian, Shania membuka pintu dan melihat sang Suami yang sudah berada depan Kamar mandi.
"Are you okay? Tanya Jaden, pada sang istri.

"Aku mual banget nih sayang, nggak tahu kenapa udah beberapa hari ini.

"Ya ampun Shania, jangan-jangan kamu? Ucap Jaden menggantung.

"Kenapa?

"Besok kita periksa ke Dokter. Ajak Jaden pada sang istri.

***
@Rumah Sakit
Jaden, dan Shania terus menyusuri Lorong Rumah Sakit menuju ke Ruangan salah satu Dokter. Saat keduanya sedang berjalan, Dokter Hiller melihat, dan menyapa keduanya. "Loh Shania, Jaden? Kalian ngapain hari ini kan nggak ada jadwal kamu check up? Tanya Dokter Hillers penasaran.

"Iya Om, hari ini aku mau ke Dokter Kandungan mau nemani istri aku. Jelas Jaden pada Dokter Hillers.

"Dokter kandungan? Tanya Dokter Hillers.

"Iya. Jawab Shania singkat.

"Wah... Jangan-jangan sebentar lagi Kevin jadi Opah? Tebak Hillers.

"Aamiin... Ucap keduanya.

"Andai aja anak Om masih ada, pasti sekarang dia sudah seusia kamu, dan mungkin aja dia juga sudah menikah. Ucap Hillers lirih.

***
"Ibu Shania Felicia. Panggil salah seorang Perawat.

"Siang Dok. Sapa Shania, dan Jaden.

"Siang. Balas dokter tersebut.

"Loh Jessica? Sapa Shania pada sang dokter?

"Shania? Balasnya ramah.

"Apa kabar? Tanya Shania sambil menghampiri Jessica kemudian memeluknya.

"Alhamdulillah... Baik, lu gimana? Tanya Jessica membalas pelukan Shania.

"Alhamdulillah... Baik.

"Hai Jad, apa kabar? Tanya Shania pada Jaden.

"Baik Jess.

"Oh iya Nayla sekarang gimana? Tanya Shania penasaran.

"Nayla baik, dia sekarang praktik di Biro Psikologi Melati. Tapi sekarang, dia lagi di Jepang lusa baru pulang ke Indonesia. Jelas Jessica sambil mulai memeriksa Shania.

"Nayla sekarang jadi Psikolog? Tanya Jaden.

"Iya dia Psikolog Anak, dan remaja.

"Wah kalian berdua hebat ya. Ucap Shania kagum.

"Alhamdulillah...

"Oh iya hasilnya bagaimana ya Dok? Tanya Jaden pada Jessica.

"Selamat ya, Shania sekarang lagi hamil usia kandungan nya sudah memasuki 6 Minggu.

"Sayang kamu hamil? Ucap Jaden senang.

Shania pun tidak bisa berkata apa-apa, hanya raut senang yang ada di wajahnya.

"Ini resep vitamin nya jangan lupa diminum ya. Ucap Jessica sambil memberikan selembar kertas.

"Makasih Dok Jess. Ucap keduanya.

"Oh iya ngomong-ngomong sekarang Lu udah nikah? Tanya Shania padanya.

"Maaf Bu Shania tolong di Ruangan ini hanya berbicara seputar medis. Canda Jessica.

"Siap Bu Dokter. Ucap keduanya kompak.

"Tetap dijaga kandungan nya ya, karena kehamilan seperti ini beresiko keras untuk keguguran. Jelas Jessica.

***
"Sayang pokoknya mulai sekarang kamu jangan capek-capek ya, kamu harus banyak istirahat.

"Iya sayang, kamu tenang aja aku akan menjaga kesehatan aku, dan juga menjaga anak kita.

JASHANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang