Dipagi hari dikediaman yang ditinggali oleh Irene bersama saudaranya yang lain, terlihatlah keributan yang terjadi gara gara ulah Joy dan Yeri yang sudah melakukan perdebatan.
Sudah pasti perdebatan itu membuatkan Irene yang sibuk menyiapkan sarapan didapur langsung tersulut emosi.
"Wen, lo tolong lanjutin semua ini ya. Gue harus menguruskan kedua bocah itu duluan" ujar Irene memberikan sendoknya kepada Wendy.
"Siap Eon!" Sahut Wendy yang sekarang sudah berdoa untuk keselamatan Yeri dan Joy.
"Hehh, ini salah lo ya" marah Joy.
"Apa apaan!? Kok salah gue. Yang salah itu elo Eon" bantah Yeri.
Joy melotot "Heol! Lo yang-"
"Masih ribut?" Timpal Irene dengan wajah datarnya.
"Eonnie" Joy menghampiri Irene lalu memeluk lengan Irene dengan manja "Tuh, lihat Yeri" adunya.
Irene memutar bola matanya dengan malas "Sudah dari kecil gue melihat Yeri"
Joy mendengus. Dia semakin kesal apalagi sekarang dia melihat Yeri yang mentertawakan dirinya.
"Ada apa si ribut ribut?" Tanya Seulgi berganjak turun dari lantai atas bersama Jisoo dan Jennie.
Wendy yang berada di dapur juga ikut menghampiri mereka untuk mengajak mereka sarapan.
"Seperti biasa, mereka ribut" ujar Irene dengan malas. Dia menatap Joy dan Yeri secara bergantian "Sekarang apa alasan kalian ribut?"
"Yeri buang celana dalam gue dibawah kolong kasur Eon. Terus sekarang celana dalam gue sudah dibawa kabur tikus" adu Joy.
Bukannya merasa iba, Irene bersama yang lain malah tertawa dengan kencang membuatkan wajah Joy semakin cemberut.
"Ahahahaha. Masa mansion segede ini bisa punya tikus si" tawa Seulgi.
Joy memutar bola matanya dengan malas "Apa Eonnie lupa kalau Jisoo Eonnie punya tikus diruang experiment nya?"
Irene menatap Jisoo "Lo tidak menutup pintu ruangan?"
Jisoo cengesan "Sepertinya gue lupa tutup deh Eon. Tadi malam gue ngantuk banget makanya gue langsung kekamar"
Joy mendengus "Pokoknya Eonnie harus mengganti celana dalam aku"
"Dih, kok gue? Yeri saja yang ganti" balas Jisoo.
"Sudah, jangan ribut" lerai Wendy "Biar gue saja yang ganti" lanjutnya.
"Aaaaa sayang Eonnie" dengan senang hati Joy memeluk Wendy yang lebih pendek darinya.
"Lo tidak asyik deh Wen. Seharusnya lo biarkan saja mereka ribut" timpal Seulgi.
"Seulgi" tegur Irene.
Seulgi cengesan " peace✌️"
"Ayo sarapan" ajak Wendy berganjak menuju kemeja makan membuatkan yang lain bergegas mengikutinya.
Dimeja makan, mereka mula menikmati sarapan mereka dalam suasana yang hening.
"Apa rencana kalian hari ini?" Akhirnya Irene membuka suara.
"Gue lagi libur makanya gue hanya akan sibuk diruangan experiment gue" ujar Jisoo.
"Gue juga akan menemani Jisoo Eonnie" ujar Jennie.
"Jadi lo tidak akan ikut gue ke perusahan?" Tanya Irene.
Jennie menggeleng "Boleh ya Eon" pintanya dengan memasang puppy eyes nya.
Irene mengangguk membuatkan Jennie bersorak senang.
"Yeri, kelas lo jam berapa?" Tanya Irene.
"Kelas gue jam 10 Eon" sahut Yeri.
"Nanti lo dihantar sama Jisoo saja" ujar Irene.
"Tidak perlu. Gue bakalan dijemput sama Tzuyu" tolak Yeri.
"Baiklah. Nanti uang jajannya gue transfer" ujar Irene lalu dia beralih menatap Joy, Seulgi dan Wendy secara bergantian "Kalian?"
"Seperti biasa, gue bakalan ke perusahan" ujar Wendy.
"Gue juga punya photoshoot" ujar Joy.
"Gue harus ke kantor polisi. Ada kasus baru" ujar Seulgi.
"Kasus apa?" Kepo Jisoo.
"Masih sama. Kasus rampok dan pelakunya masih belum bisa ditemukan"
"Kok bisa? Bukannya lo sering menyelesaikan kasus pembunuhan. Masa kasus rampokan saja lo tidak bisa menguruskannya Eon?" Tanya Jennie.
Seulgi menghela nafasnya dengan kasar "Gue juga kesal Jen. Kasus ini bahkan lebih sulit berbanding kasus pembunuhan yang sering gue uruskan. Perampok ini cukup pintar menghilangkan bahan bukti"
"Jangan dibawa stress Seul. Lo juga harus menenangkan diri lo agar lo bisa memikirkan jalan keluar untuk kasus ini" nasihat Irene.
"Baiklah Eon" sahut Seulgi.
Irene melirik jam dipergelangan tangannya "Gue berangkat duluan ya. Jis, Jen, kalian berdua tolong beresin piring piring ini"
"Arreosso" sahut Jennie dan Jisoo dengan patuh.
*
Tepukan dipipi membangunkan Lisa dari mimpi indahnya. Yeoja berponi ini mengerjabkan matanya berkali kali.
"Waeyo tupai?" Tanya nya menatap sang kembaran yang membangunkannya.
"Gue laper Lisa-ya" rengek Rose yang memang bertingkah manja jika bersama Lisa.
"Kalau lapar ya makan lah. Beli saja sana" ujar Lisa mengusap wajahnya.
"Gue lagi sakit tahu" ujar Rose dengan muka yang kelihatan sedih.
Lisa melirik tangan Rose yang diperban. Ah, sekarang dia ingat kalau tangan kembarannya itu luka ketika mereka merampok salah satu mansion yang berada di kota.
Rose mengalami luka ringan ketika melawan satpam yang menjaga mansion. Beruntung saja Lisa datang membantunya setelah berjalan mengambil beberapa perhiasan yang ada dimansion itu.
"Lo tunggu disini. Gue beli makanan sekarang" ujar Lisa memakai jaketnya.
"Gue ikut sama lo ya. Kita makan diluar saja" ujar Rose ikut memakai jaketnya.
Akhirnya si kembar itu berjalan keluar dari kosan kecil mereka dengan wajah santai agar tidak ada orang orang yang curiga atas semua perbuatan yang sudah mereka lakukan.
Sabar ya, Rose sama Lisa belum jadi bayi😉
Tekan
👇
KAMU SEDANG MEMBACA
Experiment Baby 🧪✅
FanfictionBayi experiment? Apa bayi itu akan tumbuh seperti bayi normal yang lain? Dan bagaimana jika experiment itu gagal? Akankah sesuatu yang buruk terjadi?