-Kelinci Percobaan-

3.1K 357 58
                                    

"SIAPA KALIAN!?!"

Deg

Secara tiba tiba lampu mansion dibuka membuatkan cahaya memenuhi mansion.

Rose dan Lisa menelan ludah mereka dengan kasar ketika melihat semua penghuni mansion yang sudah menghampiri mereka. Sial! Mereka fikir hanya ada dua orang yang tinggal disana namun ternyata tebakan mereka salah.

"Sepertinya kita salah mansion deh. Mansion kita disamping" ujar Lisa cengesan.

Rose memutar bola matanya dengan malas. Apa kembarannya itu fikir orang orang disana bakalan percaya sama omongan itu? Lagian mereka memakai topeng, sudah pasti mereka dianggap perampok.

"Kalian pasti perampok bukan?" Tanya Yeri.

"Tidak!" Sangkal Lisa.

"Memangnya ada perampok yang bakalan ngaku huh?" Julid Jennie.

"Julid amat si" timpal Rose.

"Apa lo ngomong!?" Galak Jennie.

"Lo budeg?" Balas Rose yang memancing emosi Jennie.

"Yak!" Jennie menghampiri Rose.

Srettt

Dia menarik kerah baju yeoja itu dengan kasar "Gue akan membawa lo ke kantor polisi!"

"Coba saja kalau bisa" balas Rose santai.

Rose mendorong Jennie lalu tanpa aba aba dia bersama Lisa berusaha kabur dari sana.

Dughhhh

Namun mereka malah terjatuh gara gara Seulgi yang menendang kaki mereka.

Sial! Sekarang mereka sudah tidak bisa kabur lagi karena semua penghuni mansion sudah mengelilingi mereka.









Sekarang Rose bersama Lisa sudah diikat dengan posisi duduk dikarpet diruang tamu. Mereka akan disidang oleh Irene dan yang lain.

"Jadi selama ini kalian perampok yang diincar sama gue huh" ujar Seulgi.

Dia melepaskan topeng yang dipakai oleh kedua yeoja itu.

"Gila, masa cewek secantik kalian menjadi perampok si" ujar Yeri tidak habis fikir.

"Siapa nama kalian?" Tanya Irene.

Rose dan Lisa hanya memasang wajah datar mereka "Bukan urusan kalian!" Ketus Lisa.

"Kurang ajar ya" marah Joy.

"Ck, bacot!" Balas Rose "Bawa saja kita kekantor polisi. Gue lebih rela ditahan polisi daripada harus berada disini bersama kucing garong itu" lanjutnya melirik Jennie dengan sinis.

"Wahh, sialan nih bocah!" Umpat Jennie.

"Gue akan menelfon team gue untuk kesini" ujar Seulgi kepada saudaranya.

"Jangan!" Halang Jisoo membuatkan pandangan mereka semua langsung tertuju kepadanya.

"Maksud lo apa Jis? Lo kasian sama mereka?" Tanya Wendy.

Jisoo menggeleng "Untuk apa gue kasian sama perampok?"

"Terus lo mau ngapain Eon?" Tanya Joy.

Jisoo menatap Jennie lalu dia bersmirk "Mereka cocok untuk dijadikan kelinci percobaan kita" ujarnya.

Jennie ikut bersmirk "Lo benar Eon! Biar gue ambilkan!" Dia langsung berlari keruangan experiment untuk mengambil cairan yang sudah mereka siapkan.

Tidak butuh waktu yang lama, dia kembali dengan membawa cairan dan juga alat suntikan.

"Itu untuk apa?" Tanya Seulgi.

"Cairan ini bisa membuatkan seseorang mengalami kelumpuhan. Gue sama Jennie belum yakin si ianya akan berhasil makanya gue butuh kelinci percobaan dan mereka cocok untuk menjadi kelinci percobaan" jelas Jisoo.

"Jangan gila Jis! Mereka harus dibawa kekantor polisi" omel Seulgi.

"Kita bisa membawa mereka kekantor polisi besok pagi kok. Untuk sekarang kita gunakan saja mereka" ujar Jisoo.

"Betul!" Ujar Jennie menyetujui kata kata Jisoo.

"Lagian mereka si yang salah karena sudah melakukan rencana untuk merampok" timpal Joy yang juga setuju dengan Jisoo.

"Apa itu tidak bahaya?" Tanya Wendy ragu.

"Tidak kok Eon. Percaya saja sama gue dan Jisoo Eonnie" ujar Jennie penuh yakin.

"Gue tidak percaya!" Sambar Rose dengan cepat.

"Kalian tidak ada hak untuk menjadikan gue sama saudara gue sebagai kelinci percobaan kalian!" Lanjut Lisa dengan marah.

"Sayangnya kita tidak peduli si. Lagian kalian sendiri yang memilih untuk masuk kesini jadi kalian harus menanggung resiko nya dong" smirk Jennie.

"Dasar nenek lampir!" Marah Rose.

Jennie melotot "Yakk tupai! Dasar gila! Kalau gue yang menjadi orang tua lo, sudah lama gue buang lo! Ck, jadi orang kok nyebelin si" Marahnya.

"Gue juga tidak sudi punya orang tua seperti lo! Dasar kucing garong!" Balas Rose menatap Jennie dengan tajam. 

"Lo-"

"Sudah" lerai Irene. Dia menatap Rose dan Lisa secara bersamaan "Kalian itu masih muda loh. Tapi kenapa kalian memilih untuk merampok?"

"Sudah gue katakan, itu bukan urusan kalian!" Balas Lisa kesal.

"Eon, mendingan lo coba saja experiment lo itu. Makin lama makin nyebelin nih orang" ujar Joy.

"Biar gue suntik nih anak" ujar Jennie mengambil suntikan lalu dia mendekati Rose.

"Jangan sentuh gue kucing!" Teriak Rose.

Jennie bersmirk "Bodo amat" balasnya.

Rose meringis ketika suntikan itu tertancap dilengannya. Dia sudah berusaha memberontak namun ikatan yang diikat dibadannya terlalu kencang.

Begitu juga dengan Lisa, dia hanya bisa pasrah ketika Jisoo menyuntikkan suntikan itu dilengannya.

"Jadi, kita harus menunggu besok pagi?" Tanya Yeri.

"Iya" sahut Jisoo.

"Sekarang bawa mereka kekamar kosong yang ada" arah Irene.

"Biarkan saja mereka disini Eon" ujar Jennie.

"Tidak. Bawa mereka kekamar sekarang terus lepaskan ikatan mereka! Pintu kamarnya dikunci saja agar mereka tidak bisa kabur" arahnya yang merasa iba dengan kedua yeoja itu.

"Baiklah" dengan kerepotan, Seulgi bersama yang lain berusaha membawa Rose dan Lisa yang sudah lemes itu kekamar.

Mereka melepaskan ikatan kedua yeoja itu lalu membaringkan mereka diatas kasur.

"Gue tidak sabar menunggu besok pagi" ujar Jennie sebelum mereka berganjak keluar dari kamar itu.

Tidak lupa juga Seulgi langsung mengunci pintu kamar agar kedua perampok itu tidak bisa kabur.














  Tekan
    👇

Experiment Baby 🧪✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang