Hari seterusnya, Rosie dan Lily hanya rebahan diatas kasur empuk Jennie dengan mengemut empeng mereka. Mereka hanya menunggu Aunty mereka yang lagi menyiapkan sarapan di dapur.
"Lily" panggil Rosie.
"Eung?" Sahut Lily.
"Apa olang yang memukul Mommy Nini kemalin macih ada dicini?" Tanya Rosie.
"Tadi tebelum Lily kecini, Lily melihat olang itu ada. Tepeltinya tadi malam dia menginap dicini" jelas Lily.
"Kita pelu memikilkan lencana untuk mengganggu olang itu gala gala dia tudah belani memukul Mommy Nini"
Lily mengangguk setuju "Lily punya lencana. Tebental ya" dengan berhati hati dia berganjak turun dari kasur lalu bergegas berlari kekamarnya.
Tidak butuh waktu yang lama, Lily kembali dengan memegang sesuatu "Ini ada kecoa mainan. Kita takutin taja meleka"
"Chie tetuju!" Pekik Rosie semangat.
"Ayo Chie" Lily membantu Rosie turun dari kasur dan mereka berganjak keluar dari kamar dengan tangan yang saling bergandengan.
"Itu olangnya" bisik Lily ketika melihat sosok wanita yang menjadi Eomma tiri Jennie.
Rosie menatap Lily begitu juga sebaliknya. Dengan tatapan jahil, kedua bocah itu mendekati wanita itu.
"Ck, kalau bukan gara gara Yuji, gue tidak mau kesini kali" dumel Seojin yang bersantai disofa.
Secara tiba tiba, dia merasakan sesuatu yang aneh seakan ada sesuatu yang memasuki bajunya.
"Ada kecoa!!" Teriak Rosie dengan Lily yang kompak.
Mata Seojin melotot. Dia yang memang takut dengan kecoa langsung saja melompat dan berteriak dengan tidak jelas "Aaaaaa!!"
"Hayo, kecoa nya gede loh" Lily malah semakin menakuti Seojin.
Dengan terus berteriak, Seojin berlari turun kelantai bawah.
"Arghhhh!"
Sudah pasti teriakan Seojin itu membuatkan semua penghuni mansion bergegas menghampirinya.
"Sayang, ada apa!?" Panik Yuji.
"Ada kecoa dibaju aku ih! Tolong aku Yeobbo!" Teriak Seojin yang terus melompat lompat seperti orang kesetanan.
Yuji bergegas membantu mengeluarkan kecoa itu dari baju yang dipakai oleh sang istri "Kecoa mainan?" Bingungnya.
Seojin bergidik ngeri "Itu pasti ulah kedua bocah nakal itu. Mereka yang sudah jahatin aku!" Kesalnya.
Yuji menatap si kembar yang berada dilantai atas. Dengan tatapan tajamnya, dia menghampiri keduanya.
"Apa yang kalian lakukan anak nakal!?" Marahnya.
"Lily tama Chie tidak melakukan apa apa loh" ujar Lily pura pura polos.
"Jangan bohong kamu!" Bentakan dari Yuji ini membuatkan mata Lily berkaca kaca.
"Yakk! Angan malahin adeknya Chie!" Marah Rosie menyembunyikan Lily dibelakangnya.
"Tahu apa kamu anak kecil!?" Balas Yuji.
"Cukup Appa!" Teriak Jennie berlari menghampiri mereka "Appa tidak ada hak untuk memarahi mereka!" Lanjutnya.
"Untuk apa kamu membela bocah nakal ini Jennie!? Mereka sudah jahilin Eomma kamu!" Yuji memarahi Jennie.
"Sudah aku bilang kalau wanita itu bukan Eomma aku!" Balas Jennie.
Tangan Yuji terangkat. Pria itu sudah siap untuk melayangkan tamparannya.
Namun secara tiba tiba seseorang memegang tangannya "Cukup Om!" Ah, ternyata Irene yang memegang tangan Yuji "Aku mengizinkan Om menginap disini untuk memberi Om peluang mendapatkan maaf dari Jennie tapi Om menyia nyiakan peluang itu. Walaupun Om orang tua kandung Jennie, aku tidak akan membiarkan Om menyakiti Jennie lagi!" Dinginnya.
Aura yang dikeluarkan oleh Irene benar benar membuatkan suasana mencengkam bahkan saudara kandung Irene sendiri tidak berani mengeluarkan suara mereka.
"Kamu jangan keterlaluan Irene!" Marah Yuji.
"Bukannya Om yang keterlaluan? Om selingkuh disaat Tante Yeona sakit bahkan Om memutuskan ikatan persaudaraan Om dengan Daddy aku gara gara Daddy aku tidak mengizinkan Om untuk menikahi selingkuhan Om itu" kata kata Irene membuatkan Yuri bungkam.
"Mendingan Appa bawa selingkuhan Appa itu pulang. Aku tidak akan pernah menerima dia. Aku harap tidak akan mengganggu kebahagiaan aku lagi. Saudara aku dan anak aku adalah kebahagiaan aku" ujar Jennie mengusir Yuji secara halus.
"Sudahlah Yeobbo. Mendingan kita pergi dari sini. Tidak ada gunanya juga kamu mengurus anak keras kepala kamu ini" ujar Seojin melirik Jennie dengan sinis.
"Kamu beresin semua barang kita. Kita pulang" arah Yuji kepada sang istri membuatkan Seojin bergegas kekamar yang ditempati oleh mereka tadi malam.
Tidak butuh waktu yang lama, Seojin kembali dengan membawa barang mereka.
"Jennie-ah. Maafin Appa" lirih Yuji sebelum berganjak pergi bersama sang istri.
Jennie menatap kepergian sang Appa dengan tatapan yang sulit diartikan "Aku harap Appa sadar kalau hanya Eomma yang tulus mencintai Appa" batinnya.
"Gila, Irene Eonnie serem juga ya" ujar Joy memecahkan keheningan yang terjadi tadi.
"Nty Lene menakutkan tapi tetap kelen!" puji Rosie.
"Betul betul betul!" Ujar Lily yang setuju dengan omongan kembarannya.
"Lily tidak apa apa?" Tanya Jisoo berjongkok didepan sang anak.
"Lily tidak apa apa kok Ma. Hanya taja Lily kaget gala gala Om tadi teliak" sahut Lily.
"Apa benar Lily sama Rosie yang jahilin Tante Seojiin?" Tanya Jisoo lagi.
Bukannya takut, Lily malah terkekeh kecil "Iya Ma. Lily mengambil kecoa mainan punya Mama yang ada dikamal"
"Tidak heran lagi si. Kamar Jisoo Eonnie memang sering dipenuhi barang barang aneh" keluh Yeri.
"Mommy, endong" pinta Rosie.
Jennie menggendong Rosie membuatkan bocah itu langsung mendusel diceruk lehernya dengan manja "Chie lapal, mau makan~" rengeknya.
"YA AMPUN! MASAKAN GUE GOSONG!" Irene berteriak ketika menyadarinya. Dia bergegas berlari kedapur dan benar saja, masakannya memang sudah gosong.
"Yahh, terus kita makan apa nih?" Gerutu Joy yang sudah kelaparan.
"Makan angin saja" balas Seulgi menepuk pundak Joy.
"Hihi kacian kalian tidak punya makanan" ledek Rosie.
"Heh bocah. Kamu juga tidak bisa makan ya" balas Joy.
"Kata tiapa? Chie tama Lily bakalan kenyang kok toalnya Chie tama Lily punya Luby tama Chichu" ujar Rosie.
Lily memasang wajah tengilnya "Kalian angan ili ya" ledeknya membuatkan yang lain mendengus sebal. Huftt, untung masih bocah.
Tekan
👇
KAMU SEDANG MEMBACA
Experiment Baby 🧪✅
FanfictionBayi experiment? Apa bayi itu akan tumbuh seperti bayi normal yang lain? Dan bagaimana jika experiment itu gagal? Akankah sesuatu yang buruk terjadi?