Jam sudah menunjukkan pukul 1 petang dan terlihatlah sebuah mobil yang berhenti di depan gerbang mansion.
Keluarlah sosok Yeri dari mobil itu "Terima kasih" ujarnya.
"Iya. Besok gue jemput jam 8" ujar Tzuyu.
"Arreosso" sahut Yeri.
Tzuyu tersenyum tipis sebelum menjalankan mobilnya untuk pergi dari sana sementara Yeri sudah bergegas memasuki mansion karena dia sudah tidak sabar untuk bertemu si kembar.
"Rosie, Lily, Aunty pulang!" Teriaknya.
"Nty Yi!" Teriak si kembar dengan kompak.
Yeri menghampiri ponakannya yang berada diruang tamu "Hey gembul, bulat" sapanya kepada si kembar.
"Dimana Mommy sama Mama kalian?" Tanya Yeri.
"Mommy tama Nty Chu lagi macak didapul" sahut Rosie.
"Nty Yi, kaki Lily tama kaki Chie luka" adu Lily melepaskan dot dimulutnya.
"Loh, ini kenapa?" Yeri baru menyadari salep yang ada dikaki si kembar.
"Lily tama Chie tidak tengaja pecahkan pot bunga punya Nty Len" jelas Lily.
"Mwoya!?" Yeri sontak menatap kearah meja. Ah, ternyata pot bunga itu sudah tidak ada disana.
"Apa Nty Len bakalan malah?" Polos Rosie yang masih mengemut dot.
Yeri tersenyum jahil "Aunty Rene kalau marah serem loh. Itu pot bunga kesayangan dia. Dia bakalan potong tangan kalian karena kalian sudah nakal" ujarnya menakuti si kembar.
Rosie sama Lily saling tatap. Kedua bocah itu kelihatan ketakutan.
"Huaaaa Mommy!"
"Huaaaa Mama!"
Dengan dot yang tersumpal dimulut, si kembar berlari kedapur untuk menghampiri Jisoo dan Jennie.
Yeri pula hanya tertawa karena berhasil menjahili kedua bocah yang menggemaskan itu.
"Huaaa Mommy" Rosie memeluk kaki Jennie.
"Hiks Mama" Lily ikut memeluk kaki Jisoo.
"Astaga" Jisoo sama Jennie memegang dada mereka yang kaget gara gara ulah si kembar.
"Kenapa?" Tanya Jennie mematikan kompor.
Dia berjongkok didepan Rosie begitu juga dengan Jisoo yang berjongkok didepan Lily.
"Kenapa kalian menangis? Kalian berantem?" Tanya Jisoo.
Lily sama Rosie kompak menggeleng "Hiks tadi Nty Yi bilang kalau Nty Len bakalan malah gala gala Lily tama Chie tidak tengaja pecahkan pot bunga punya Nty Len" adu Lily.
"Telus Nty Yi bilang kalau Nty Len bakalan potong tangan Chie tama Lily kalena Chie tama Lily nakal" lanjut Rosie takut.
Jisoo dan Jennie menghela nafas mereka dengan kasar. Huh~ adek mereka benar benar bikin pusing.
"Nty Rene baik kok. Dia tidak mungkin memotong tangan kalian. Kalian jangan dengarin omongan Nty Yi ya" ujar Jisoo mengusap air mata sang anak.
"Benalan?" Tanya Rosie kepada sang Mommy.
"Iya Rosie" sahut Jennie menghapus air mata Rosie.
Akhirnya kedua bocah itu bisa bernafas lega walaupun mereka masih merasa takut dengan reaksi Irene atas semua ulah yang sudah mereka lakukan.
*
Selesai memasak, Jisoo dan Jennie langsung membawa anak mereka kekamar untuk dimandikan.
"Mommy, uyyu. Chie mau uyyu" rengek Rosie ketika Jennie mendudukkannya didalam bathtub.
"Nanti ya. Rosie mandi duluan. Nanti Mommy siapkan uyyu" ujar Jennie.
Rosie menggeleng "Hiks mau uyyu" bocah itu sudah mula mengeluarkan isakan kecilnya.
Jennie menghela nafasnya dengan kasar. Setelah menjadi seorang Ibu, dia belajar untuk terus mengawal emosinya. Dia harus banyak bersabar dengan semua tingkah sang anak.
"Mommy. Mau uyyu" rengek Rosie lagi.
Akhirnya Jennie melepaskan pakaiannya lalu dia ikut masuk kedalam bathtub "Sini"
Dengan segera Rosie mendekat bahkan bocah itu sudah duduk dipangkuan Jennie. Tanpa mendengar arahan Jennie, Rosie langsung meminum asi sang Mommy walaupun asinya masih belum keluar.
Perasaan hangat menjalar dihati Jennie ketika merasakan badan polos sang anak yang menempel dibadan polosnya. Rasa sayang juga muncul secara tiba tiba membuatkan Jennie tidak ingin sang anak pergi meninggalkan dirinya.
Didalam kamar mandi dikamar Jisoo, terlihatlah sosok Lily yang juga lagi meminum asi. Sama seperti Jennie, asi milik Jisoo masih belum keluar namun Lily tetap memaksa untuk meminumnya.
Jisoo yang memang sudah menjadi bucin kepada sang anak akhirnya hanya bisa pasrah.
Pokoknya dia sudah berjanji kepada dirinya sendiri kalau dia akan berusaha memberikan kasih sayang yang secukupnya kepada anaknya itu walaupun Lily bukan anak kandungan.
"Lily, sudah dulu ya" ujarnya mengelus punggung polos Lily.
Namun Lily hanya diam membuatkan Jisoo langsung menunduk "Loh, tidur. Dasar anak ayam" gumamnya terkekeh kecil.
Dengan berhati hati Jisoo berganjak keluar dari bathtub dengan Lily yang berada di gendongannya.
Dia melilitkan handuk dibadan kecil Lily lalu mereka berdua keluar dari kamar mandi.
"Imut sekali anak Mama ini" gumam Jisoo setelah membaringkan Lily diatas kasur.
Jisoo mengambil dot lalu menyumpalkannya dimulut sang anak. Tidak lupa juga dia menepuk bokong Lily dengan pelan agar Lily semakin nyaman.
Tekan
👇
KAMU SEDANG MEMBACA
Experiment Baby 🧪✅
FanfictionBayi experiment? Apa bayi itu akan tumbuh seperti bayi normal yang lain? Dan bagaimana jika experiment itu gagal? Akankah sesuatu yang buruk terjadi?