Pagi harinya, mereka dikagetkan dengan sosok Rose dan Lisa yang sudah kembali menjadi anak kecil namun ianya sedikit aneh.
"K-Kenapa mereka berbeda?" Bingung Yeri.
"Experiment gue kali ini berbeda. Gue menjadikan mereka sebagai anak kecil yang berusia 1 tahun" jelas Jisoo.
"Loh, kenapa?" Tanya Seulgi.
"Agar gue sama Jennie punya lebih banyak moment yang berharga bersama mereka" sahut Jisoo.
Jennie tersenyum haru "Terima kasih Eonnie"
"Lily, come to Mama" panggil Jisoo berganjak duduk dikasur.
"Tahhh!" Pekik Lily merangkak mendekati Jisoo. Sosok yang menggemaskan ini langsung saja merangkak menaiki pangkuan Jisoo.
"Utututu anak Mama menggemaskan" puji Jisoo mengecup pipi bulat Lily berkali kali.
"Ah" pekik Lily meminta uyyu dari sang Mama.
Jisoo terkekeh kecil sebelum memberikan Chichu kepada sang anak.
Melihat kembarannya yang meminum asi, Rosie sontak merangkak mendekati Jennie.
"Uhhh uhh" pintanya.
Jennie bersmirk "No, tidak ada Luby untuk kamu. Kamu tidak ingin Luby bukan"
Rosie berusaha menarik baju Jennie namun Jennie malah menjauh "Rosie tidak boleh Luby. Mommy tidak akan memberikan Luby untuk kamu" ujar Jennie jahil.
Bukannya menangis, Rosie malah merangkak mendekati Jisoo "Tahh!" Pekiknya menarik baju Jisoo.
"Malah minta uyyu sama Jisoo Eonnie nih bocah" timpal Joy tertawa bersama yang lain.
"Rosie mau jadi anak Mama hurm?" Tanya Jisoo.
"Eung!" Sahut Rosie.
"Rosie~" rengek Jennie.
"Cie, Jisoo Eonnie sudah punya dua anak nih" goda Yeri yang ingin memanasi Jennie.
"Tidak tidak!" Sambar Jennie dengan cepat. Tanpa aba aba, dia langsung menggendong Rosie menjauh dari Jisoo.
"Rosie, Mommy kamu itu aku loh. Bukan Jisoo" omel Jennie.
Rosie mengedipkan matanya dengan lucu sebelum dia meronta ronta untuk turun dari gendongan Jennie "Uhh uhhh!" Teriaknya yang masih ingin menghampiri Jisoo.
"Jen, mendingan lo berikan saja Luby untuk Rosie sebelum dia benaran mau Chichu punya Jisoo" ujar Irene.
"Iya iya. Gue kekamar gue duluan" pamit Jennie bergegas membawa Rosie kekamarnya.
"Tahhh!" Pekik Rosie kesal.
"Mommy kamu itu aku ya" ujar Jennie bergegas duduk dikasur lalu dia memberikan Luby kepada sang anak.
Akhirnya Rosie berhenti meronta dan mula asyik menikmati Luby nya.
"Kemarin sok sokan bilang tidak mau Luby. Sekarang malah mau. Dasar tupai" omel Jennie menepuk pantat sang anak dengan gemes.
*
Dengan mendorong baby stroller, Jisoo dan Jennie berjalan mengelilingi mall untuk membeli kelengkapan bayi mereka itu.
Ditangan mereka juga sudah terdapat banyak paperbag yang berisi baju untuk si bayi. Mereka memutuskan untuk membeli baju yang sama agar kedua kembar itu kelihatan semakin menggemaskan.
"Susu sama pampers belum dibeli Eon" ujar Jennie.
"Nanti saja deh. Kita belinya di supermarket saja" sahut Jisoo dibalas anggukan dari Jennie.
Langkah mereka tiba tiba terhenti ketika seorang pria menghadang mereka.
"A-Appa" gumam Jennie dengan pelan.
Yuji, pria ini menghela nafasnya dengan kasar "Jennie-ah, maafkan Appa" lirihnya.
Jennie menelan ludahnya dengan kasar "Sekarang Appa sudah tahu kelakuan selingkuhan Appa itu bukan?"
Yuji mengangguk dengan sedih "Memang dia yang menculik anak kamu bahkan dia melakukkannya dengan selingkuhannya"
"Apa Appa sudah lupa sama perjanjian kita?" Tanya Jennie.
"Appa ingat kok. Dan besok persidangan penceraian Appa sama dia. Sekarang Appa hanya ingin minta maaf sama kamu. Appa sudah menjadi sosok yang buruk. Maafkan Appa" lirih Yuji.
Jennie menggigit bibir bawahnya untuk menahan dirinya daripada mengeluarkan air mata "Eomma lebih berhak untuk mendapatkan permintaan maaf dari Appa"
"Eoh, Appa akan ke makam Eomma kamu nanti"
Jennie mengangguk tipis "Aku harap Appa juga bisa menerima Rosie"
Pandangan Yui tertuju kearah baby stroller yang dibawa oleh Jennie itu. Dahinya mengernyit bingung "Ini Rosie? Kenapa dia berbeda?"
Jennie sontak menatap Jisoo "Tanya saja sama keponakan Appa ini"
"Eheh" Jisoo hanya terkekeh kaku.
Yuji tersenyum. Dia memang tahu kalau ponakannya itu sering melakukan experiment.
"Kamu sama seperti Daddy kamu" ujarnya membuatkan Jisoo tersenyum.
Yuji berjongkok didepan baby stroller "Rosie, ayo sini sama Grandpa"
Seakan mengerti, Rosie menghulurkan kedua tangannya membuat Yuji langsung menggendong "Aigo, cucu Grandpa menggemaskan" pujinya.
"Tahhh!" Pekik Lily seakan cemburu.
Yuji terkekeh kecil lalu dia ikut menggendong Lily "Jadi yang ini Lily?" Tanya nya.
"Iya Om" sahut Jisoo.
"Rosie, Lily, Grandpa minta maaf ya atas kelakuan Grandpa dulu" ujar Yuji walaupun dia tahu kedua bocah itu tidak akan mengerti.
"Tahhh"
"Bahhh!"
Kompak si kembar.
"Sekarang kita ke toko mainan ya" dengan santainya Yuji membawa Rosie dan Lily menuju ke toko mainan.
Sementara Jisoo dan Jennie, mereka hanya mengikuti dari belakang dengan mendorong baby stroller.
"Syukurlah Appa sudah menerima Rosie sama Lily" ujar Jennie tersenyum haru.
Jisoo ikut tersenyum "Dan semoga saja persidangan penceraian Om sama Tante Seojin akan berjalan dengan lancar" ujarnya yang diangguki oleh Jennie.
Tekan
👇
KAMU SEDANG MEMBACA
Experiment Baby 🧪✅
FanfictionBayi experiment? Apa bayi itu akan tumbuh seperti bayi normal yang lain? Dan bagaimana jika experiment itu gagal? Akankah sesuatu yang buruk terjadi?