Jam 12 tengahari, terlihatlah Jisoo dan Jennie yang sibuk memasak makan siang didapur sementara si kembar lagi tidur didalam baby swing chair diruang tamu.
"Apa yang lain akan pulang untuk makan siang?" Tanya Jennie.
"Eoh, semuanya akan pulang. Kita masak yang banyak saja" sahut Jisoo membuat Jennie mengangguk faham.
Hiks huaaaa
Bunyi tangisan diruang tamu itu membuat Jennie sontak menghentikan pekerjaannya.
"Anak lo tuh. Diamkan cepatan sebelum anak gue ikutan kebangun" ujar Jisoo.
Dengan patuhnya Jennie bergegas keruang tamu lalu dia beralih menggendong Rosie "Shh, Mommy disini. Jangan menangis ya" dia memutuskan untuk membawa Rosie menjauh dari Lily agar tangisan Rosie tidak membangunkan Lily.
Akhirnya Jennie duduk ditangga dengan menggendong Rosie yang masih menangis dengan keras.
"Hiks huaaaa~"
Jennie mula menyibak bajunya lalu dia menyusui sang anak dengan perlahan lahan sehingga tangisan Rosie akhirnya terhenti.
Ah, ternyata bocah gembul itu haus.
"Sebelum tidur tadi sudah minum uyyu, masa sekarang mau lagi si" Jennie mengajak Rosie berbicara dan anaknya itu hanya menatapnya dengan mata yang berkedip lucu.
"We are back!" Jennie menatap kearah Joy dan Wendy yang berjalan memasuki mansion.
"Eh, si gembul lagi uyyu" ujar Joy.
"Jisoo dimana?" Tanya Wendy.
"Lagi masak makan siang Eon. Tadi gue lagi bantu Jisoo Eonnie masak tapi Rosie malah nangis mau Luby" ujar Jennie.
"Ya sudah, lo uruskan saja Rosie. Biar gue yang bantuin Jisoo. Joy, lo tolong pantau Lily. Jangan bikin dia nangis" ujar Wendy berganjak kedapur begitu juga dengan Joy yang bergegas keruang tamu.
Setibanya diruang tamu, dia melihat Lily yang hanya diam didalam baby swing chair. Mata bocah itu hanya berkedip lucu dengan kedua tangannya yang seakan menggapai angin.
"Eh, Lily sudah bangun"
"Tahhh!" Pekik Lily.
Joy beralih menggendong Lily lalu dia menyumpal mulut Lily dengan empeng dot.
"Lily tidak nangis?" Tanya Jennie menghampiri Joy dengan menggendong Rosie.
"Tidak si" sahut Joy.
Bersamaan dengan itu, pintu mansion dibuka dan masuklah sosok Irene bersama Yeri dan juga Seulgi.
"Loh, kok Seulgi Eonnie bisa bareng?" Tanya Joy.
"Mobil gue rusak jadi sekalian gue minta Irene Eonnie jemput gue deh setelah dia menjemput Yeri" jelas Seulgi.
"Wendy sudah pulang?" Tanya Irene.
"Sudah Eon. Dia lagi bantuin Jisoo Eonnie masak didapur" sahut Jennie.
Irene mengangguk singkat sebelum berganjak kedapur untuk membantu.
"Jis" panggilnya.
"Iya Eon?" Sahut Jisoo.
"Biar gue sama Wendy yang lanjutkan. Mendingan lo keruang tamu saja. Anak lo sudah bangun" ujar Irene.
"Apa tidak apa apa? Lo sama Wendy Eonnie baru saja pulang, pasti capek. Mendingan kalian saja yang tunggu diruang tamu" ujar Jisoo.
"Sudah Ji, pergi saja. Gue tidak capek kok" sambar Wendy.
"Iya Ji. Susuin anak lo sono. Dia pasti sudah haus"
"Ya sudah deh" tidak ingin membantah, Jisoo bergegas mencuci tangannya sebelum berganjak keruang tamu.
"Tahhh!" Pekik Lily ketika melihat sang Mama. Kedua tangannya bahkan sudah dihulurkan keudara.
Jisoo beralih menggendong Lily lalu dia melepaskan empeng dot sang anak dan digantikan dengan Chichu miliknya.
"Gila, capek banget gue hari ini" keluh Seulgi membaringkan dirinya disofa disamping Joy.
"Kenapa lo Eon?" Kepo Yeri.
"Ada kasus penculikan anak anak. Kasus ini sudah sering terjadi si" sahut Seulgi beralih menatap Jisoo dan Jennie secara bergantian "Kalian harus menjaga Rosie sama Lily dengan baik. Jangan menitipkan mereka kepada orang asing" nasihatnya.
"Apa perlu gue membayar bodyguard?" Tanya Jennie mode posesif.
"Mendingan lo bicarakan saja sama Irene Eonnie duluan" usul Seulgi yang dibalas anggukan oleh Jennie.
"Ayo makan" ajak Irene menghampiri mereka diikuti oleh Wendy dibelakangnya.
"Sebentar Eon. Ada yang perlu gue bicarakan" ujar Jennie.
"Ada apa?" Tanya Irene berganjak duduk disofa disamping Jisoo.
"Seulgi Eonnie bilang kalau akhir akhir ini ada banyak kasus penculikan anak anak. Jadi aku memutuskan untuk membayar bodyguard untuk berjaga jaga. Menurut Eonnie bagaimana?" Tanya Jennie meminta pendapat Irene.
Semua penghuni mansion juga pasti akan meminta pendapat Irene karena mereka cukup menghormati Irene yang menjadi sosok tertua disana.
"Boleh saja si. Lagian itu juga untuk keselamatan Rosie sama Lily. Nanti gue akan meminta sekertaris gue untuk mencarikan bodyguard" ujar Irene "Ngomong ngomong, berapa bodyguard yang dibutuhkan?"
"2 saja Eon. Untuk Rosie sama Lily" sahut Jennie yang dibalas anggukan oleh Irene.
Ding dong~
"Biar gue saja" dengan buru buru Yeri bangkit dan berlari keluar dari mansion untuk membukakan gerbang.
Tidak butuh waktu yang lama, dia kembali dengan beberapa orang sosok dibelakangnya.
"Hai anak anak"
"Mommy/Daddy!?" Kompak Seulgi dan Wendy.
"Omo, kalian juga disini!?!" Kaget Joy ketika menyadari kalau kedua orang tuanya juga ikut bersama kedua orang tua Seulgi dan Wendy.
"Wae? Kenapa kalian kaget begitu?" Tanya Dongwon, Daddy kepada Seulgi dan Wendy.
"Kalian sepertinya tidak senang dengan kedatangan kami" lanjut Sooyoung, Mama kepada Joy.
"A-Aniyo, kita hanya kaget dengan kedatangan kalian secara tiba tiba ini kok" ujar Seulgi beralasan.
"Ini surprise untuk kalian si" ujar Jungwon, Papa Joy.
"Ngomong ngomong, itu anak siapa?" Tanya Hyeona menatap Lily dan Rosie secara bergantian.
Deg
Pertanyaan itu sudah pasti membuatkan Irene dan saudaranya hanya mampu menelan ludah mereka dengan kasar.
Tekan
👇
KAMU SEDANG MEMBACA
Experiment Baby 🧪✅
FanfictionBayi experiment? Apa bayi itu akan tumbuh seperti bayi normal yang lain? Dan bagaimana jika experiment itu gagal? Akankah sesuatu yang buruk terjadi?