-Perdebatan Jennie&Rosie-

2.8K 396 65
                                    

Kejadian yang terjadi secara tiba tiba membuat Irene dan yang lain memutuskan untuk membawa Rose dan Lisa kembali kemansion mereka. Lagian mereka takut ketahuan melakukan experiment ilegal.

"Bagaimana kondisi mereka?" Tanya Irene.

"Hanya terdapat beberapa memar dibadan Rosie. Tapi kondisi Lily parah Eon. Dia kehilangan banyak darah" jelas Jisoo khawatir.

"Terus sekarang bagaimana? Kita tidak bisa membawa mereka ke rumah sakit" ujar Irene.

Jisoo mengusap wajahnya dengan kasar "Kita perlu menunggu Rosie sadar agar dia bisa mendonorkan darahnya untuk Lily"

"Memangnya ada peralatannya?" Tanya Wendy.

"Semuanya sudah tersedia diruangan gue" sahut Jisoo.

"Mendingan sekarang kalian mandi terus istirahat" ujar Irene menatap saudaranya satu persatu.

Tanpa membantah, Wendy bersama Joy, Yeri dan Seulgi berganjak kekamar mereka untuk mengistirahatkan diri mereka.

Sementara Jisoo dan Jennie, mereka memutuskan untuk menjaga si kembar.

"Gue kekamar dulu ya. Kalau ada apa apa, panggil saja gue" ujar Irene sebelum berganjak memasuki kamarnya.

"Kasian pipinya bengkak" gumam Jennie mengelus pipi Rose dengan lembut.

"Eonnie" panggil Jennie kepada sosok Jisoo yang berbaring disamping Lisa.

"Hurm?" Sahut Jisoo yang masih setia menatap wajah Lisa.

"Apa Eonnie bisa menerima kalau Lily yang kecil menjadi dewasa?" Tanya Jennie dengan lirih.

"Cukup sulit untuk gue menerimanya Jen. Tapi gue tidak bisa egois. Lily sama Rosie juga punya kehidupan mereka sendiri jadi biarkan saja mereka yang menentukan apa yang terbaik untuk diri mereka" ujar Jisoo menahan perih dihatinya.

Jennie menggigit bibir bawahnya bagi menahan isakannya "G-Gue tidak ingin kehilangan anak gue Eon"

Jisoo melirik Jennie "Lo serius ingin mereka menjadi bocah?"

Jennie mengangguk tanpa ragu "Gue mau anak gue kembali"

Jisoo menghela nafasnya dengan kasar "Gue akan melakukan ramuan yang bisa mengembalikan mereka menjadi bocah tapi sebelum itu kita butuh persetujuan dari mereka"

Mata Jennie berbinar binar "Dan gue akan membantu lo agar anak gue kembali!"

*

Pagi harinya, semua penghuni mansion sudah berkumpul didalam kamar si kembar yang masih belum sadarkan diri mereka itu. Mereka memutuskan untuk libur dari urusan mereka agar bisa menemani si kembar.

"Kondisi Lily semakin memburuk. Dia butuh pendonor darah dengan segera!" Ujar Jisoo dengan frustasi.

"Apa darah gue sama yang lain tidak cocok?" Tanya Irene.

Jisoo menggeleng "Darah Lily sama Rosie tergolong langka"

"Eungh" kini semua pandangan sudah tertuju kearah Rose yang melenguh kecil.

"Rosie" panggil Jennie berganjak duduk disamping Rose.

Perlahan lahan Rose membuka matanya dan pandangannya langsung tertuju kepada Jennie yang terus menatapnya dengan mata berbinar binar.

"Mwoya!? Apa yang terjadi!?" Buru buru Rose berganjak turun dari kasur dan menjauh dari yang lain.

"Rosie, kamu lupa sama Mommy?" Lirih Jennie.

"Mommy?" Bingung Rose "Dan siapa Rosie?"

"Iya, aku Mommy kamu. Dan kamu adalah Rosie, anak aku" ujar Jennie menatap Rose dengan penuh harap.

"Apa yang terjadi!? Gue hanya ingat kalau kalian menyuntikkan cairan aneh dibadan gue sama Lisa. Terus gue sudah tidak sadarkan diri gue" bingung Rose.

Pandangan Rose tertuju kearah Lisa yang terbaring lemes dikasur dengan kepala yang diperban. Langkahnya sontak menghampiri kembarannya itu "Lisa-ya!"

"Kondisinya kritis" lapor Jisoo.

Srettt

Dengan kasarnya Rose menarik kerah baju Jisoo "Apa yang sudah lo lakukan kepada kembaran gue hah!?!"

"Rosie sudah!" Halang Jennie berusaha menarik Rose menjauh dari Jennie.

"Stop memanggil gue Rosie! Gue bukan Rosie!" Sentak Rose dengan nafas yang memburu.

"Yakk! Kamu jangan kurang ajar ya! Kamu seharusnya hormat sama Mommy!" Omel Jennie.

"Lo bukan Mommy gue!" Balas Rose menatap Jennie dengan tajam.

"Mendingan lo tenang duluan. Biar gue ceritakan apa yang terjadi" timpal Joy.

"Jelaskan!" Dingin Rose.

Dengan persetujuan saudaranya, Joy langsung menceritakan semuanya dari awal tanpa menyembunyikan apa apa pun.

Reaksi Rose? Ah, sudah pasti yeoja ini kaget.

"Tidak mungkin!" Sangkal Rose "Lo tidak mungkin menjadi Mommy gue!" Lanjutnya menatap Jennie dengan tatapan tidak percayanya.

"Butuh bukti?" Tanya Jennie.

"Apa buktinya?" Tantang Rose.

Secara tiba tiba Jennie menyibak bajunya membuat Rose berteriak dengan menutup matanya.

"YAKKK KUCING MESUM!!" teriak Rosie memenuhi ruangannya.

"Enak saja kamu bilang Mommy mesum" omel Jennie.

Rosie bergidik ngeri "Kenapa juga gue memilih kucing garong seperti lo untuk menjadi Mommy gue si" keluhnya.

"Heh, ngomong apa kamu hah!? Mau jadi anak durhaka?" Ancam Jennie.

Rose mendengus "Bacot!"

"Rosie, sekarang Lily membutuhkan kamu" timpal Jisoo.

Rose menghela nafasnya dengan kasar sebelum mengangguk "Ambil saja semua darah gue. Tolong selamatkan Lisa" ujarnya.

"Tapi ada syaratnya" ujar Jisoo.

"Apa itu?" Tanya Rose.

"Lo sama Lily harus kembali menjadi kelinci percobaan aku sama Jennie. Aku sama Jennie tidak sanggup kehilangan Rosie yang kecil sama Lily yang kecil. Jadi kita memutuskan untuk menjadikan kalian kembali menjadi bocah" jelas Jisoo.

Rose terdiam. Yeoja ini kelihatan bingung. Apa dia terima saja tawaran dari Jisoo agar adeknya itu sembuh?

"Lisa-ya" Rose beralih menggenggam tangan Lisa menggunakan tangan kirinya sementara tangan kanannya digunakan untuk mengelus kepala Lisa "Maafin gue atas keputusan gue ini. Tapi lo harus tahu kalau gue melakukan semua ini untuk lo. Gue sayang sama lo, adek" bisiknya mengecup dahi Lisa.

Setelah itu, Rose beralih menatap Jisoo dan Jennie secara bergantian "Kalau itu bisa menyelamatkan Lisa, gue siap mengorbankan hidup gue. Jadikan lah gue sama Lisa sebagai bocah. Gue ikhlas" putusnya pada akhirnya.















  Tekan
    👇

Experiment Baby 🧪✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang