Jam sudah menunjukkan pukul 9 malam dan itu waktu Jisoo dan Jennie untuk membawa si kembar tidur. Seperti biasa, Rosie pasti akan tidur bersama Jennie sementara Lily akan tidur bersama Jisoo.
Dikamar Jisoo, terlihatlah Lily yang sudah berbaring disamping Jisoo dengan mengemut dot bayinya. Tidak lupa juga dengan boneka anak ayamnya yang dipeluknya dengan erat itu.
"Baby tidak mau tidur?" Tanya Jisoo melepaskan dot dari mulut Lily.
"Lily belum ngantuk" sahut Lily mendusel diceruk leher Jisoo dengan manja.
"Mau uyyu?" Tanya Jisoo.
Lily mendongak menatap Jisoo dengan polosnya "Apa boleh?"
Jisoo terkekeh kecil. Urghh, anaknya ini benar benar menggemaskan "Boleh dong. Sini"
Dengan segera Lily membaiki posisinya lalu dia menempel dibadan sang Mama untuk menikmati asi walaupun experiment Jisoo belum menunjukkan hasilnya.
Jisoo mengusap kepala Lily dengan lembut sehingga tidak butuh waktu yang lama untuk Lily dijemput kealam mimpi. "Selamat malam Baby" bisik Jisoo mengecup dahi Lily dengan sayangnya.
Sementara itu dikamar Jennie pula, terlihatlah Rosie yang terus berlari mengelilingi kamar gara gara tidak ingin tidur.
Sudah pelbagai cara Jennie gunakan untuk membuatkan bocah itu tidur namun bocah itu malah berlari menjauh dari Jennie.
"Tupai, ayo kesini" panggil Jennie.
"Chie!!" Kesal Rosie karena sang Mommy tidak memanggil namanya.
Jennie terkekeh kecil "Baiklah Rosie, ayo kesini"
Rosie menggeleng "Chie tidak mau tidul"
"Ini sudah hampir jam setengah sepuluh. Kamu itu masih kecil, harus tidur sekarang"
"Chie tudah gede!" Bantah Rosie.
"Benaran sudah gede? Biar Mommy lihat" goda Jennie.
Rosie dengan polosnya berjalan menghampiri Jennie "Nih Mommy lihat, badan Chie tudah gede"
Happ!
Jennie menggendong Rosie lalu dia membaringkan bocah itu diatas kasur "Ayo tidur"
"Tidak mau!" Rosie berusaha melepaskan dirinya dari pelukan Jennie namun tenaga Jennie lebih kuat berbanding dirinya.
"Mau uyyu?" Bujuk Jennie.
Rosie akhirnya berhenti meronta ronta "Mau!" Antuasisnya.
"Tapi nanti Rosie harus tidur ya"
"Alleocco Mommy" patuh Rosie pada akhirnya.
Jennie menyibakkan bajunya membuatkan anaknya itu langsung menempel dengannya.
Dia mengelus kepala Rosie yang lagi meminum sumber asi walaupun masih belum ada asinya. Mata Rosie juga sudah terpejam dan tidak lama kemudian, bocah itu masuk kealam mimpi.
"Selamat malam tupai" bisik Jennie mengecup pipi gembul sang anak.
Tepat jam 3.45 menit pagi, Jennie terbangun dari tidurnya gara gara tangisan sang anak.
"Hiks huaaa takit!" Isak Rosie tanpa membuka matanya.
"Rosie, hey" panggil Jennie berusaha membangunkan sang anak.
Rosie membuka matanya namun tangisannya masih saja kedengaran bahkan ianya semakin keras "Huaaaaa"
"Kenapa sayang?" Panik Jennie.
Bukannya menjawab, Rosie malah melanjutkan tangisannya itu membuatkan Jennie semakin panik.
Sudah tidak punya pilihan, Jennie akhirnya menggendong Rosie lalu mengayungkannya ke kiri dan ke kanan "Tenang ya, Mommy disini" dia terus membisikkan kata kata penenang kepada sang anak.
Namun Rosie masih saja menangis dengan tangan mungilnya yang memegang baju Jennie dengan erat.
Jennie yang sudah kehabisan ide akhirnya berganjak keluar dari kamar untuk meminta bantuan dari saudaranya.
Tok tok tok!!
Diketuknya pintu kamar Irene dengan buru buru sehingga bunyinya menggema memenuhi mansion.
Ceklekk
Irene keluar dari kamar dengan mengucek matanya "Waeyo? Rosie kenapa?"
"Gue tidak tahu Eon. Sepertinya dia mimpi ngeri deh" ujar Jennie khawatir.
"Rosie, ayo sini sama Aunty" Irene menghulurkan tangannya untuk menggendong Rosie namun Rosie tidak mau bahkan dia semakin menggenggam baju Jennie.
Keributan yang terjadi itu juga bukan saja membangunkan Irene namun saudara mereka yang lain ikut keluar dari kamar.
"Ada apa?" Tanya Joy dengan muka bantalnya.
"Rosie mimpi buruk" ujar Jennie.
"Rosie, jangan takut lagi ya" Wendy ikut mencoba menenangkan Rosie.
Muka Rosie bahkan sudah memerah gara gara tangisannya yang masih belum berhenti itu.
"Dia terus bilang sakit" adu Jennie lalu dia menatap Jisoo "Apa dia merasa sakit gara gara kesan experiment kita?" Khawatirnya.
"Tapi, kenapa Lily tidak merasakannya?" Bingung Jisoo.
"Coba Eonnie bangunkan Lily" ujar Jennie.
Jisoo kembali memasuki kamarnya dan tidak lama kemudian dia keluar dari kamar dengan menggendong Lily yang tidur dipundaknya.
"Lily, bangun Sayang" Jisoo berusaha membangunkan sang anak.
Lily mengerjabkan matanya berkali kali. Sedetik kemudian nyawanya sudah terkumpul sepenuhnya ketika dia mendengar tangisan sang Kakak "Ochie tenapa?"
"Rosie mimpi buruk. Apa Lily bisa membantu Rosie?" Pinta Jennie.
"Bawa mereka kekamar saja" ujar Irene.
Jisoo dan Jennie membawa si kembar memasuki kamar milik Jisoo. Mereka meletakkan si kembar diatas kasur membuatkan Lily langsung menghampiri sang Kakak "Ochie tenapa?"
"Hiks Chie dipukul" adu Rosie.
"Bukan Aunty loh yang memukul Rosie. Dia mimpi" sambar Jennie dengan cepat ketika Lily menatapnya.
"Tiapa yang pukul Chie? Bial Lily pukul olangnya!" Ujar Lily memegang bahu Rosie.
Dengan masih terisak Rosie menjawab "Hiks Chie tidak tahu. Dia Om tua"
Jennie dan yang lain sontak saling tatap "Sepertinya dia mimpi soal kejadian yang pernah menimpa mereka dulu. Bukankah mereka sering dipukul sama Appa mereka?" Tebak Wendy.
"Jadi itu artinya jiwa mereka yang dulu masih ada walaupun samar. Mereka tetap mempunyai jiwa bocah" lanjut Irene.
"Maksudnya?" Bingung Yeri "Apa itu artinya mereka punya 2 jiwa?" Lanjutnya.
"Betul! Mereka seakan trauma sama kejadian yang dulu tapi jiwa bocah mereka tidak ingat siapa yang memukul mereka" jelas Wendy.
"Besok pagi kalian berdua harus membawa mereka ketemu sama psikitiaris" ujar Irene kepada Jisoo dan Jennie.
"Apa itu tidak berbahaya? Identitas mereka bisa saja terbongkar" ujar Jisoo.
"Tenang saja. Gue sudah menyiapkan identitas baru mereka dengan bantuan Seulgi. Dan identitas mereka sudah resmi sebagai anak anak dan kalian sebagai orang tua mereka" jelas Irene.
"Baiklah, besok pagi gue sama Jisoo Eonnie akan membawa mereka ketemu psikitiaris" putus Jennie disetujui oleh Jisoo.
Mereka kembali menatap kearah Rosie yang sudah mula tenang itu.
"Chie angan tedih lagi ya. Ada Lily yang akan melindungi Chie" ujar Lily memeluk kembarannya.
Ah, pemandangan itu sontak membuatkan hati mereka semua menghangat.
Tekan
👇
KAMU SEDANG MEMBACA
Experiment Baby 🧪✅
FanfictionBayi experiment? Apa bayi itu akan tumbuh seperti bayi normal yang lain? Dan bagaimana jika experiment itu gagal? Akankah sesuatu yang buruk terjadi?