Pagi harinya, Lily terus rewel karena tidak ingin ditinggalkan oleh sang Mama. Bocah ini terus saja bergelayut dikaki Jisoo agar Jisoo tidak pergi meninggalkan dirinya.
"Lily, Mama harus bekerja. Lily ikut sama Rosie ya" bujuk Jisoo.
Lily menggeleng "No! Lily mau tama Mama. Ikut Ma~" rengeknya.
"Tapi nanti tidak ada yang bisa menjaga Lily dirumah sakit. Mama sibuk kerja" ujar Jisoo.
"Jadi kelja Mama lebih penting dali Lily? Lily ngambek tama Mama!" Lily membalikkan badannya lalu dia menggembungkan pipinya tanda protes.
Ingin sekali Jisoo tertawa karena anaknya ini benar benar menggemaskan "Lily, dengarin Mama" Jisoo membalikkan badan Lily agar berhadapan dengannya yang lagi bertumpu kedua kaki itu.
"Lily malah tama Mama!" Ketus Lily.
"Iya iya, maafin Mama ya" ujar Jisoo mengunyel pipi Lily dengan gemes "Mama janji akan menyelesaikan pekerjaan Mama dengan cepat terus nanti pas pulang Mama belikan boneka baru untuk Lily" bujuknya.
"Boneka balu?" Tanya Lily semangat.
"Iya, boneka yang gede" sahut Jisoo.
"Tapi Mama beli boneka untuk Chie tuga ya toalnya nanti Lily mau main boneka tama Chie" ujar Lily yang tidak pernah melupakan kembarannya.
Jisoo tersenyum "Baiklah, nanti Mama belikan. Sekarang, ayo cium Mama"
"Muahh!" Lily mengecup pipi Jisoo dengan semangat.
"Biasanya tidak suka dicium tuh orang" komentar Irene yang sedari tadi melihat semuanya bersama yang lain.
"Sama anaknya pasti luluh lah" balas Seulgi.
"Mama pergi dulu ya" pamit Jisoo.
Dia mengecup pipi Lily sebelum berganjak pergi dari sana.
"Sekarang Lily, ayo ikut Aunty sama Rosie" ujar Jennie berjalan kearah mobil diikuti oleh kedua bocah itu.
Jennie mendudukkannya kedua bocah itu di atas car seat bayi di jok belakang untuk keselamatan keduanya.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
