Selesai memandikan si kembar, Jennie dan Jisoo langsung turun untuk menikmati makan siang mereka bersama Irene, Joy dan juga Wendy yang sudah pulang. Seulgi pula masih punya banyak pekerjaan makanya dia tidak bisa pulang untuk menikmati makan siang bersama. Ah, jangan lupa keberadaan Rosie yang juga akan menikmati makan siangnya sementara Lily sudah tertidur setelah dimandikan oleh Jisoo.
"Lily dimana Ji?" Tanya Irene.
"Tadi langsung tidur pas gue mandikan" sahut Jisoo.
"Terus dia tidak makan siang?" Tanya Irene lagi.
"Nanti saja pas dia sudah bangun" sahut Jisoo.
"Heh gembul. Kok kamu tidak tidur juga?" Tanya Joy kepada Rosie.
Rosie mengedipkan matanya dengan lucu "Chie lapal jadi Chie tidak boleh tidul" sahutnya.
"Fix, bocah ini memang suka makan" ujar Yeri.
"Nanti Rosie tidur ya pas makan" ujar Jennie mengusap sudut bibir sang anak.
Rosie menggeleng "Nanti Chie gendut"
"Hehhhh, siapa yang ngajarin Rosie ngomong seperti itu?" Kaget Jennie.
"Chie tahu cendili toalnya Chie pintal" sahut Rosie dengan bangga.
Jennie menatap Jisoo "Apa jiwanya masih dewasa walaupun badan mereka bocah?"
"Apa mungkin?" Jisoo juga kelihatan ragu.
"Rosie" panggil Irene.
"Eung?" Sahut Rosie.
"Siapa Mommy Rosie?" Tanya Irene.
"Mommy Nini" sahutnya menunjuk Jennie.
"Daddy nya Rosie?" Tanya Irene lagi.
Rosie mendongak menatap Jennie "Tiapa Daddy Chie?"
Jennie menelan ludahnya dengan kasar "Erm i-itu, D-Daddy Rosie sudah meninggal" ujarnya berbohong.
"Menical? Apa itu?" Bingung Rosie.
"Meninggal itu artinya Daddy Rosie sudah kembali kerumah Tuhan. Dia tidak bisa kembali kesini lagi" jelas Jennie; berharap agar sang anak mengerti.
"Rosie masih mau makan?" Tanya Irene mengalihkan perbicaraan.
"Mau uyyu" pinta Rosie.
"Mommy siapkan" Jennie bangkit lalu berganjak kedapur.
Tidak butuh waktu yang lama, dia kembali dengan membawa sebotol susu untuk sang anak.
"Mau minum diruang tamu?" Tanya Jennie.
Rosie menggeleng "Mau dikamal tama Lily"
"Ayo" Jennie menggendong Rosie lalu mereka berlalu kekamar Jisoo.
Dibukanya pintu kamar Jisoo dengan pelan dan terlihatlah Lily yang tidur dengan memeluk boneka anak ayamnya.
"Mommy, mana boneka Chie?" Tanya Rosie setelah dibaringkan disamping Lily.
"Sebentar" Jennie berganjak kekamarnya dan tidak lama kemudian dia kembali dengan membawa boneka tupai punya Rosie.
Rosie bangkit dari rebahannya lalu dia mengecup pipi Jennie.
Cup
"Telima kacih Mommy"
Jennie tersenyum dengan hati yang menghangat "Jangan ribut sama Lily ya. Kalian harus tidur"
Rosie mengangguk dan kembali berbaring disamping Lily. Tidak lupa juga dia mengecup pipi Lily dengan pelan.
Cup
"Celamat tidul Lily" bisiknya sebelum ikut tertidur dengan meminum susu botolnya.
Jennie meletakkan bantal disamping kedua bocah itu untuk dijadikan pembatas agar kedua bocah itu tidak jatuh dari kasur.
*
Malam hari, Irene bersama yang lain langsung berkumpul diruang tamu untuk menghabiskan waktu bersama bahkan Seulgi juga sudah pulang.
Si kembar pula lagi duduk di karpet dengan mulut mereka yang tersumpal dot.
"Eon, tadi di kembar bikin ulah loh" ujar Yeri jahil.
"Si kembar? Yang mana?" Bingung Irene soalnya Wendy dan Seulgi juga adalah saudara kembar.
"Si bayi ini Eon" ujar Yeri.
"Mereka ngapain memangnya?" Tanya Wendy kepo.
"Tuh, pot bunga kesayangan Irene Eonnie pecah gara gara mereka" ujar Yeri memancing keributan.
Irene melotot "Ya ampun! Pot bunga gue!!" Teriaknya dengan keras.
Rosie sama Lily saling tatap. Kedua bocah itu bangkit lalu berdiri didepan Irene "Solly Nty" ujar keduanya dengan kompak.
"Bagaimana pot bunga bisa pecah?" Tanya Irene.
"Tadi Lily tama Ochie tidak tengaja melanggal meja telus pot bunga Nty Lene jatuh" jelas Lily.
"Pura pura marah saja Eon" bisik Yeri kepada Irene.
Irene tersenyum tipis sebelum kembali memasang wajah datarnya "Siapa yang bakalan ganti pot bunga Aunty?" Tanya nya.
"Mommy Nini/ Mama Chu" ujar si kembar dengan kompak.
"Mwoya? Kok Mommy?" Protes Jennie.
"Mama tidak bersalah ya" Jisoo ikutan protes.
"Tapi Ochie anak Mommy jadi Mommy halus beltanggungjawab" ujar Rosie polos.
"Eung! Mama juga halus beltanggungjawab" lanjut Lily.
"Kalian yang bikin kesalahan jadi kalian yang harus bertanggungjawab" sambar Irene menatap si kembar dengan serius.
Rosie sama Lily saling tatap sebelum mereka mendekati Irene "Nty Lene~" panggil keduanya dengan manja.
"Nty Lene cantik loh. Lebih cantik dali Nty Joy" ujar Lily.
"Hehh, kok gue!?" Sambar Joy; tidak terima.
"Nty Lene angan malah malah ya. Kalau Nty Lene malah, Nty Lene bakalan jadi jelek cepelti Nty Joy" lanjut Rosie tidak mempedulikan Joy yang sudah melotot kearahnya.
"Eung! Lily tama Chie tayang tama Nty Lene loh. Apa Nty Lene tidak tayang Lily tama Ochie?" Tanya Lily.
Kedua bocah itu memasang puppy eyes mereka untuk merayu Irene agar tidak memarahi mereka.
Sudah pasti ulah mereka membuatkan Irene merasa gemes "Ihh gemes banget kalian. Anak siapa si" diciumnya pipi kedua bocah itu dengan gemesnya.
"Anak Mommy Nini" sahut Rosie.
"Anak Mama Chu" sahut Lily.
"Utututu, sini peluk Nty" Irene merentangkan kedua tangannya membuatkan kedua bocah itu langsung masuk kedalam pelukannya.
Cup
Rosie mengecup pipi kiri Irene sementara Lily mengecup pipi kanan Irene "Lope you Nty Lene" ujar keduanya dengan kompak.
"Love you too si kembar" balas Irene.
"Gue iri masa" ujar Jisoo.
"Sama, gue juga" balas Jennie.
Tekan
👇
KAMU SEDANG MEMBACA
Experiment Baby 🧪✅
FanfictionBayi experiment? Apa bayi itu akan tumbuh seperti bayi normal yang lain? Dan bagaimana jika experiment itu gagal? Akankah sesuatu yang buruk terjadi?