-Persidangan-

2.5K 346 88
                                    

Untuk hari ini, Rosie akan dititipkan kepada Jisoo yang memilih untuk libur itu. Sementara Jennie, dia memutuskan menemani sang Appa untuk datang ke persidangan.

"Susu untuk Rosie sudah aku siapkan di kulkas. Awas saja kalau Eonnie yang menyusukan anak aku!" Ancam Jennie menatap Jisoo dengan serius.

Jisoo malah terkekeh kecil "Tidak mungkin lah gue susuin anak lo. Nanti anak gue tidak kebagian dong"

Jennie mendengus "Aku pegang kata kata Eonnie"

Dia beralih menghampiri Rosie yang merangkak di karpet diruang tamu "Rosie. Mommy harus pergi ya"

"Tahhh" sahut Rosie meminta digendong.

"Kamu sama Aunty Chu saja ya. Mommy tidak bisa membawa kamu" ujar Jennie mengecup pipi gembul sang anak.

"Uhh uhh" Rosie berusaha menarik celana Jennie ketika Jennie bangkit.

"Rosie, ayo sama Aunty" Jisoo bergegas menggendong Rosie dan membawa ponakannya itu menjauh dari Jennie.

"Tahhh!" Pekik Rosie meronta ronta didalam gendongan Jisoo.

Jennie merasa tidak tega "Pergi saja Jen" ujar Jisoo.

Akhirnya dengan rasa tidak tega, Jennie bergegas pergi dari sana meninggalkan Rosie yang masih dibujuk oleh Jisoo.

"Rosie, ayo main sama Lily" Jisoo mendudukkan Rosie disamping Lily yang hanya rebahan dengan meminum susu botolnya.

Rosie malah merangkak menjauh dari Lily dan sekarang dia malah sibuk memainkan bonekanya tanpa mempedulikan Jisoo.

"Aneh nih bocah" gumam Jisoo menggeleng heran.

"Lily, bangkit dulu yuk" Jisoo membantu Lily bangkit dari rebahan lalu dia mendudukkan Lily dipangkuannya. Dengan berhati hati dia mengganti perban dikepala sang anak.

"Hao~" gumam Lily menatap sang Mama dengan polos.

"Sebentar ya" ujar Jisoo "Nah, siap. Pintar sekali anak Mama ini"

Cup

Dikecupnya pipi bulat Lily dengan gemes membuatkan Lily tertawa geli.

Setelah itu, Lily merangkak mendekati Rosie. Kedua bocah itu mula bermain boneka mereka bersama sama.

*

Persidangan sudah bermula selama beberapa jam. Jennie hanya menatap kearah Seojin dengan tatapan benci. Andai bisa, ingin sekali dia memukul wanita yang sudah berani menculik anaknya itu namun dia masih menghormati sang Appa karena apa pun yang terjadi, Seojin pernah menjadi istri kepada Appa nya.

"Jen" Jennie tersadar dari lamunannya ketika sang Appa menghampirinya "Akhirnya semuanya selesai. Appa sudah menceraikan dia dan dia bakalan dihukum penjara atas kasus penculikan" ujar Yuji tersenyum tipis.

"Baguslah" sahut Jennie.

"Tuan" seorang cowok berjas hitam menghampiri mereka.

"Ah Kai-ssi" sahut Yuji "Jen, ini pengacara yang membantu kasus ini. Namanya Jongin"

Kai menghulurkan tangannya didepan Jennie "Hai, aku Jongin tapi bisa dipanggil Kai. Salam kenal"

"Aku Jennie. Salam kenal juga" sahut Jennie membalas huluran tangan Kai.

"Ini anak saya" lanjut Yuji.

Kai tersenyum sebelum melepaskan salaman mereka.

"Terima kasih untuk semuanya Kai-ssi. Akhirnya wanita itu bakalan dihukum" ujar Jennie.

"Sudah menjadi tugas aku Jennie-ssi" sahut Kai lalu dia beralih menatap Yuji "Kalau tidak ada apa apa lagi, saya permisi. Senang bekerjasama dengan anda Tuan"

"Baiklah, terima kasih" ujar Yuji.

Kai mengangguk sebelum berganjak pergi dari sana.

"Dia memang sosok yang sopan" puji Yuji menatap kepergian Kai.

Jennie menatap sang Appa "Jangan bilang kalau Appa ingin menjadikan dia sebagai anak angkat Appa?"

"Why not? Andai bisa, mendingan dia menjadi menantu Appa saja" balas Yuji sedikit menggoda Jennie.

Jennie hanya mendengus "Semuanya sudah selesai jadi aku pulang dulu ya"

"Sudah rindu sama anak kamu?" Tanya Yuji.

Jennie terkekeh kecil "Appa benar. Aku sudah rindu sama Rosie"

Yuji mengelus kepala Jennie "Jadi lah sosok orang tua yang baik kepada Rosie. Jangan menjadi sosok orang tua yang buruk seperti Appa"

"Appa!" balas Jennie dengan cepat "Appa bukan orang tua yang buruk untuk aku. Lupakan saja apa yang sudah terjadi selama ini. Aku harap Appa sadar kalau hanya Eomma yang tulus mencintai Appa" lanjutnya.

"Atas apa yang terjadi ini bikin Appa sadar kalau hanya Eomma kamu yang tulus mencintai Appa" Yuji menghela nafasnya dengan kasar sebelum tersenyum "Appa akan ke makam Eomma kamu" pamitnya bergegas pergi meninggalkan sang anak.

Sementara Jennie, dia hanya menatap kepergian sang Appa dengan tersenyum tipis "Eomma, akhirnya Appa sadar" gumamnya terharu.


*

Dimansion, Jisoo menjadi kewalahan untuk menguruskan kedua bocah kecil itu.

Sekarang sudah jam makan siang dan dia lagi berusaha menyuapi kedua bocah itu makan namun kedua bocah itu malah merangkak menjauh darinya.

"Lily, Rosie, cepatan kesini" panggil Jisoo namun keduanya malah tidak mempedulikannya.

Akhirnya dengan menahan kesalnya, Jisoo menghampiri kedua bocah itu "Lily, makan nak" ujarnya menyuapi Lily.

Ah, untung saja kali ini Lily membuka mulutnya dan menerima suapan dari sang Mama.

"Sekarang giliran Rosie. Ayo buka mulut kamu" arah Jisoo bersiap ingin menyuapi Rosie.

"Hao~" Rosie hanya menatap Jisoo dengan polos.

"Ayo dimakan Rosie. Nanti Aunty diamuk sama Mommy galak kamu" keluh Jisoo.

Namun Rosie tetap saja tidak mempedulikan Jisoo bahkan dia merangkak semakin menjauh.

"Ya sudah lah" gumam Jisoo pasrah dan dia mula fokus menyuapi Lily yang sudah duduk dengan santai itu.

Ceklekk

Bunyi pintu mansion yang dibuka membuat Rosie bergegas merangkak kearah pintu "Tahhh!!" Pekiknya.

"Eh, kesayangan Mommy menyambut kepulangan Mommy hurm" Jennie menggendong Rosie lalu mengecup pipi gembul sang anak.

"Uhh uhh!" Tangan mungil Rosie berusaha menarik baju yang dipakai oleh sang Mommy.

"Jen, anak lo itu nakal banget ya. Gue suapin makan saja dia malah kabur" adu Jisoo.

Jennie malah terkekeh kecil "Dia hanya mau sama gue tuh" ujarnya membuat Jisoo mendengus.

"Gue kekamar dulu ya" pamit Jennie membawa Rosie kekamar untuk menyusui anaknya itu.









*Soalan random*

“Bagaimana rasanya temanan bertiga?”

Silakan dijawab ya😉


Tekan
   👇

Experiment Baby 🧪✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang